65 Gambar 4.10 menunjukkan bahwa peningkatan pembebanan pengisi selulosa
mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkanolamida akan meningkatkan kekuatan tarik tensile strength dari film lateks karet alam. Namun,
penambahan pembebanan pengisi di atas 10 phr akan mengakibatkan penurunan kekuatan tarik walaupun suhu vulkanisasi ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh
tercapainya nilai optimum dari film lateks karet alam. Nilai optimum dari film lateks karet alam merupakan nilai ketika sifat mekanik terbaik dari film lateks karet alam
diperoleh pada tingkat pembebanan pengisi tertentu. Tercapainya kondisi ini akan mengakibatkan penurunan kekuatan tarik pada pembebanan pengisi yang lebih
banyak walaupun terjadi peningkatan densitas sambung silang. Densitas sambung silang yang lebih tinggi akan meningkatkan kekakuan dari film lateks karet alam
dengan pembatasan orientasi rantai intermolekular, tetapi pada titik tertentu densitas sambung silang yang lebih tinggi akan memberikan sifat kerapuhan dari film lateks
karet alam [19, 84].
4.4.3 PEMANJANGAN SAAT PUTUS ELONGATION AT BREAK FILM LATEKS KARET ALAM
Berikut ini merupakan gambar grafik pengaruh suhu vulkanisasi dan
pembebanan selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkanolamida terhadap pemanjangan saat putus elongation at break film lateks
karet alam.
Gambar 4.11 Pengaruh Suhu Vulkanisasi dan Pembebanan Selulosa mikrokristalin dengan Penyerasi Alkanoamida Terhadap Pemanjangan Saat Putus
Elongation at Break Film Lateks Karet Alam 200
400 600
800 1000
1200 1400
5 10
15 20
25
P em
an jan
gan S
aat P
u tu
s
Pembebanan Pengisi phr
T = 100 C T = 120 C
Universitas Sumatera Utara
66 Gambar 4.11 menunjukkan hubungan suhu vulkanisasi dan pembebanan
selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkamolamida pada pemanjangan saat putus elongation at break film lateks karet alam.
Pemanjangan saat putus merupakan besarnya pertambahan panjang sampel yang diuji hingga sampel tepat putus.
Gambar 4.11 menunjukkan hal yang serupa dengan penelitian sebelumnya dimana peningkatan suhu vulkanisasi tidak akan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap film lateks karet alam berpengisi selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkanolamida. Harahap, et al 2013
mengamati bahwa peningkatan suhu dari 100
o
C dan 120
o
C tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemanjangan saat putus dari film lateks karet
alam berpengisi kaolin dengan penyerasi alkanolamida [73]. Gambar 4.11 menunjukkan bahwa pemanjangan saat putus menurun dengan
meningkatnya jumlah pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkanolamida. Hal ini disebabkan oleh peran ikatan
sambung silang sebagai lapisan penahan yang membatasi pergerakan rantai intermolekular lateks karet alam [85]. Kondisi ini akan mengakibatkan peningkatan
kekakuan dan mengurangi sifat elastis dari film lateks karet alam. Amarasiri, et al 2013 meneliti mengenai penambahan CaCO
3
dalam nanokomposit clay lateks karet alam. Amarasiri et al mengamati bahwa pemanjangan saat putus dari nanokomposit
menurun secara signifikan dengan peningkatan pembebanan pengisis CaCO
3
. Hal ini disebabkan oleh tingkat CaCO
3
yang lebih tinggi akan mengurangi kandungan karet dan juga agregat CaCO
3
akan mengganggu pergerakan rantai [86].
Universitas Sumatera Utara
67
4.4.4 MODULUS TARIK TENSILE MODULUS FILM LATEKS KARET