49 ρ
o
= densitas polimer v = densitas sambung silang karet mol.cm
-3
M
C
= berat molekul rata-rata dari polimer antara sambung silang g.mol
-1
Fraksi volume dari jaringan karet dalam fasa swelling dihitung dari data kesetimbangan swelling sebagai berikut [65].
sf 1
rf 1
rf r
ρ W
ρ W
ρ W
v +
= Dimana:
W
sf
= fraksi berat pelarut ρ
o
= densitas pelarut W
rf
= fraksi berat polimer dalam spesimen swollen ρ
1
= densitas polimer untuk karet 0,9125 gcm
-3
ρ
s
= denisas pelarut untk toluena 0,867 gcm
-3
3.6.5 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR
Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red FTIR
yaitu berupa : 1.
bahan penyerasi alkanolamida 2.
tepung kulit singkong dan selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong 3.
dispersi selulosa mikrokristalin dan alkanolamida 4.
produk lateks karet alam tanpa pembebanan pengisi 5.
produk lateks karet alam dengan pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida sebesar 5 phr
6. produk lateks karet alam dengan pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin
dan bahan penyerasi alkanolamida sebesar 10 phr 7.
produk lateks karet alam dengan pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida sebesar 15 phr
Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat apakah ada atau tidak terbentuknya gugus amida dalam bahan penyerasi alkanolamida dan gugus baru
dalam produk lateks karet alam dengan tambahan pengisi selulosa mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida. Analisa
Fourier Transform Infra-Red FTIR ……….……………....3.2
Universitas Sumatera Utara
50 dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,
Medan.
3.6.6 KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON MICROSCOPE SEM
Sampel yang akan dianalisa dengan Scanning Electron Microscope SEM
yaitu berupa : 1.
selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong 2.
produk lateks karet alam dengan pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida sebesar 5 phr
3. produk lateks karet alam dengan pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin
dan bahan penyerasi alkanolamida sebesar 10 phr 4.
produk lateks karet alam dengan pembebanan pengisi selulosa mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida sebesar 15 phr
Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat morfologi selulosa mikrokristalin, morfologi penyebaran pengisi dalam matriks lateks karet alam
dengan dan tanpa penambahan bahan penyerasi alkanolamida. Analisa Scanning
Electron Microscope SEM dilakukan di Laboratorium Scanning Electron Microscope SEM, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Teknologi Bandung.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISASI SELULOSA MIKROKRISTALIN DARI TEPUNG
KULIT SINGKONG
Bahan yang diperoleh dari hasil hidrolisis asam klorida pada hidrolisis α-
selulosa dari tepung kulit singkong dikarakterisasi untuk membuktikan bahwa bahan tersebut merupakan selulosa mikrokristalin. Berikut ini merupakan pembahasan hasil
analisa dan karakterisasi dari bahan yang diperoleh.
4.1.1 ANALISA SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA SELULOSA MIKROKRISTALIN DARI TEPUNG KULIT SINGKONG
Selulosa mikrokristalin diperoleh dari hasil hidrolisis α-selulosa dari tepung kulit singkong dengan menggunakan asam klorida 1,5 N. Selulosa mikrokristalin
yang diperoleh dianalisa sifat fisika dan sifat kimianya menurut standar United States Pharmacopeia USP XXI. Pemeriksaan selulosa mikrokristalin meliputi bentuk,
warna, kelarutan dalam air, analisa pH dan analisa kandungan amilum. Berikut ini merupakan hasil pemeriksaan sifat fisika dan sifat kimia dari selulosa mikrokristalin
yang diperoleh. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong
Pemeriksaan Persyaratan
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan: -
Bentuk -
Warna Serbuk halus
Putih Serbuk halus dengan
ukuran 11µm – 54 µm Putih kekuningan
Kelarutan dalam air Tidak larut
Tidak larut pH
5,5 – 7 7
Kandungan amilum Tidak bereaksi dengan
Iodium Tidak bereaksi dengan
iodium Pembuatan selulosa mikrokristalin dilakukan dengan proses hidrolisis
selulosa akan menurunkan panjang rantai polimer yaitu pemutusan bagian amorf dari selulosa, kemudian mengarah ke pembentukan oligosakarida dan pada akhirnya
Universitas Sumatera Utara