KULIT SINGKONG TINJAUAN PUSTAKA

13 pembentukan radikal bebas peroksida yang dapat mengakibatkan reaksi pemotongan molekul karet. Antioksidan, baik yang alami maupun sintetis, merupakan bahan aditif yang penting untuk mencegah reaksi oksidasi. Hal ini disebabkan antioksidan dapat menghambat reaksi oksidasi tersebut [36]. Panas dan oksigen, baik secara terpisah ataupun secara bersamaan, dapat menyebabkan degradasi molekul karet yang akan mengakibatkan penurunan sifat fisika. Sifat aging dari molekul karet dalam lateks baik karena molekul-molekulnya belum mengalami degradasi mekanik, seperti yang diakibatkan oleh mastifikasi dalam karet kering. Antioksidan secara umum digunakan dalam kompon lateks, terutama dalam produk seperti barang pencelupan dimana perbandingan antara daerah permukaan dan massa tinggi. Antioksidan yang umumnya digunakan terbagi menjadi dua kelompok yaitu [35]: • Antioksidan berbasis amina Antioksidan jenis ini sangat kuat, namum dapat menyebabkan perusakan warna film. • Antioksidan berbasis fenol Antioksidan ini kurang aktif daripada antioksidan amina, tetapi tidak merusak warna sehingga digunakan secara luas dalam aplikasi lateks.

2.3 KULIT SINGKONG

Pada penelitian ini, limbah kulit singkong digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan selulosa mikrokristalin. Kulit singkong merupakan hasil samping industri pengolahan ketela pohon seperti keripik singkong dan tepung tapioka. Kulit singkong cukup banyak jumlahnya dimana setiap kilogram umbi ketela pohon biasanya dapat menghasilkan 15 – 20 kulit umbi. Oleh karena itu, semakin tinggi jumlah produksi singkong, semakin tinggi pula jumlah kulit yang dihasilkan [37]. Berikut ini merupakan tabel produksi kulit singkong di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik. Universitas Sumatera Utara 14 Tabel 2.2 Jumlah Produksi Singkong di Indonesia [38] Tahun Produksi Ton 2009 22.039.145 2010 23.918.118 2011 24.044.025 2012 24.177.372 2013 23.936.921 2014 23.458.128 Dari tabel 2.2 dapat terlihat bahwa produksi singkong di Indonesia pada tahun 2009 – 2014 cukup banyak sehingga kulit singkong yang dihasilkan juga cukup melimpah. Kulit singkong memiliki potensi yang baik untuk dijadikan selulosa mikrokristalin. Hal ini disebabkan kulit singkong mengandung selulosa yang tinggi yaitu sekitar 37,9 [13]. Berikut ini merupakan tabel dari komposisi kimia kulit singkong. Tabel 2.3 Komposisi Kimia Limbah Kulit Singkong [39] Parameter Kandungan, ww Kandungan abu 4,5 Kandungan selulosa 37,9 Kandungan hemiselulosa 37,0 Kandungan lignin 7,5 Kandungan zat lainnya 13,1 Kulit singkong merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan pati singkong dan memiliki dampak negatif pada lingkungan. Hal ini disebabkan kandungan sianogenik glukosida pada kulit singkong dapat menyebabkan masalah lingkungan karena dapat melepaskan hidrogen sianida dari aktivitas sianogenesisnya [40]. Oleh karena itu, diperlukan pemanfaatan limbah kulit singkong untuk meminimalkan pencemaran lingkungan. Kulit singkong memiliki potensi untuk dijadikan bahan pengisi karena tersedia dalam jumlah yang cukup banyak dan memiliki kandungan selulosa yang dapat disintesis menjadi selulosa mikrokristalin serta dapat menjadi bagian dari Universitas Sumatera Utara 15 pemanfaatan limbah untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Penggunaan selulosa mikrokristalin dari kulit singkong diharapkan dapat meningkatkan sifat-sifat mekanik dan biodegradasi pada produk lateks karet alam.

2.4 ISOLASI MIKROKRITALIN SELULOSA DARI KULIT SINGKONG DENGAN METODE EKTRAKTIF DAN HIDROLISIS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam

5 231 102

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

3 50 110

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

8 26 116

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 1 7

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 15

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 6