LATEKS KARET ALAM TINJAUAN PUSTAKA

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LATEKS KARET ALAM

Lateks karet alam, yang merupakan dispersi koloid yang stabil dari cis-1,4- poliisoprena bermassa molekul tinggi dalam medium larutan, diperoleh dari pohon Hevea brasiliensis. Lateks karet alam merupakan material karet yang paling menarik dan tepat untuk digunakan pada industri karet. Lateks memiliki sifat mekanik yang unik yang disebabkan oleh mikrostruktur yang stereo-regular [23]. Secara kimia, lateks terdiri dari partikel karet, resin, protein, abu, gula dan air. Komponen dasar dari lateks karet alam segar, selain air yang terdiri dari sekitar 22 sampai 48, yaitu karet kering 20 sampai 45, zat protein 1,5, zat resin 2, karbohidrat 1, bahan anorganik 0,5 dan komponen lain. Lateks terdiri dari monomer isoprena C 4 H 8 yang masing-masing mengandung satu ikatan rangkap pada konfigurasi cis [3]. Gambar 2.1 Struktur Kimia cis-1,4-poliisoprena dalam Lateks Hevea [24] Lateks yang baru disadap tidak dapat langsung digunakan karena kandungan air yang tinggi dan mudah diserang bakteri sehingga sangat penting untuk meningkatkan konsentrasi lateks. Hal ini akan menghasilkan lateks karet alam yang lebih stabil dan mengandung 60 atau lebih karet kering. Lateks dengan konsentrasi tinggi dihasilkan dengan sentrifugasi, dengan creaming, atau dengan evaporasi. Ammonia biasanya digunakan untuk melindungi lateks dari serangan bakteri. Lateks berammonia tinggi, yang mengandung 0,7 ammonia dalam lateks, merupakan bahan yang sering digunakan [24]. Untuk memperoleh produk yang baik, maka bahan baku lateks karet alam perlu memenuhi standar mutu tertentu. Berikut ini Universitas Sumatera Utara 8 merupakan standar mutu lateks karet alam yang digunakan berdasarkan ASTM D 1076. Tabel 2.1 Spesifikasi Mutu Lateks Berdasarkan ASTM D 1076 [25] No. Parameter ASTM D 1076 HA LA 1. Kandungan padatan total TSC min 63,1 61,3 2. Kandungan karet kering DRC min 59,8 59,8 3. Kandungan non karet maks 2,0 2,0 4. Total alkalinitas Amonia dalam dari lateks 1,6 1,0 5. Stabilitas mekanik 55 TSC s 650 650 6. Bilangan KOH maks 0,8 0,8 7. Kandungan koagulum maks 0,05 0,05 8. Tembaga maks 0,0008 0,0008 9. Mangan maks 0,0008 0,0008

2.2 PEMBUATAN PRODUK FILM LATEKS KARET ALAM

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam

5 231 102

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

3 50 110

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

8 26 116

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 1 7

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 15

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 6