ANALISA X-RAY DIFFRACTION XRD UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH DENGAN ASTM D 412 UJI DENSITAS SAMBUNG SILANG CROSSLINK DENSITY DENGAN ASTM D 471

47

3.6 PENGUJIAN SELULOSA MIKROKRISTALIN DAN PRODUK

LATEKS KARET ALAM 3.6.1 ANALISA KANDUNGAN AMILUM PADA SELULOSA MIKROKRISTALIN Sampel yang akan dianalisa kandungan amilumnya adalah selulosa mikrokristalin. Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk menguji bahan yang dihasilkan dari proses hidrolisis berupa selulosa mikrokristalin atau glukosaamilum. Analisa kandungan amilum pada selulosa mikrokristalin dilakukan di laboratiorium lateks, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 ANALISA X-RAY DIFFRACTION XRD

Sampel yang akan dianalisa dengan X-Ray Diffraction XRD yaitu berupa: 1. tepung kulit singkong 2. selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat perbandingan derajat kekristalan dari tepung kulit singkong dan selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong. Analisa X-Ray Diffraction XRD dilakukan di Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju PSTBM – BATAN, Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan.

2.6.3 UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH DENGAN ASTM D 412

Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan produk lateks karet alam yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan produk lateks karet alam. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal A o . Universitas Sumatera Utara Gambar 3.10 Sketsa Spesimen Uji Tarik ASTM D 412 Produk lateks karet alam dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik sesuai dengan standar ASTM D 412. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 500 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya.

3.6.4 UJI DENSITAS SAMBUNG SILANG CROSSLINK DENSITY DENGAN ASTM D 471

Swelling merupakan sifat non-mekanis, tetapi secara luas digunakan untuk mengkarakterisasi material elastomer. Uji swelling index dan kerapatan sambung silang crosslink density dilakukan sebagai berikut. Produk lateks karet alam dipotong sedemikian rupa hingga massanya mencapai 0,2 gram. Uji kerapatan sambung silang crosslink density dihitung dengan menggunakan persamaan Flory- Rehner seperti persamaan 2.2 berikut ini [65]. C r 13 r s o 2 r r r M 1 2 V V V ρ V V V ln1 v = − × + + − − = χ dimana: V r = fraksi volume karet dalam swollen gel V s = volume molar toluena 106,2 cm 3 .mol -1 χ = parameter interaksi karet-pelarut 0,38 dalam kasus ini ……….…………...3.1 Universitas Sumatera Utara 49 ρ o = densitas polimer v = densitas sambung silang karet mol.cm -3 M C = berat molekul rata-rata dari polimer antara sambung silang g.mol -1 Fraksi volume dari jaringan karet dalam fasa swelling dihitung dari data kesetimbangan swelling sebagai berikut [65]. sf 1 rf 1 rf r ρ W ρ W ρ W v + = Dimana: W sf = fraksi berat pelarut ρ o = densitas pelarut W rf = fraksi berat polimer dalam spesimen swollen ρ 1 = densitas polimer untuk karet 0,9125 gcm -3 ρ s = denisas pelarut untk toluena 0,867 gcm -3

3.6.5 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam

5 231 102

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

3 50 110

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

8 26 116

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 1 7

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 15

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 6