64
4.4.2 KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH FILM LATEKS KARET
ALAM Berikut ini merupakan gambar grafik pengaruh suhu vulkanisasi dan
pembebanan selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkanolamida terhadap kekuatan tarik tensile strength film lateks karet alam.
Gambar 4.10 Pengaruh Suhu Vulkanisasi dan Pembebanan Selulosa mikrokristalin dengan Penyerasi Alkanoamida Terhadap Kekuatan Tarik
Tensile Strength Film Lateks Karet Alam Gambar 4.10 menunjukkan hubungan suhu vulkanisasi dan pembebanan
selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkamolamida pada kekuatan tarik tensile strength film lateks karet alam. Kekuatan tarik
merupakan besarnya beban maksimum F
maks
yang digunakan untuk memutuskan sampel per luas penampang awalnya A
o
[62]. Gambar 4.10 menunjukkan bahwa suhu vulkanisasi pada 120
o
C memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu vulkanisasi pada 100
o
C. Hal ini disebabkan oleh banyaknya ikatan sambung silang yang terbentuk pada suhu
vulkanisasi tinggi [82]. Kurien et al 2003 mengamati pengaruhi suhu vulkanisasi terhadap kekuatan tarik tensile strength dari film lateks karet alam. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa suhu vulkanisasi pada 120
o
C akan menghasilkan kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu vulkanisasi pada 100
o
C [83].
5 10
15 20
25
5 10
15 20
25
K ek
u at
an T
ar ik
M P
a
Pembebanan Pengisi phr
T=100 C T=120 C
Universitas Sumatera Utara
65 Gambar 4.10 menunjukkan bahwa peningkatan pembebanan pengisi selulosa
mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan penyerasi alkanolamida akan meningkatkan kekuatan tarik tensile strength dari film lateks karet alam. Namun,
penambahan pembebanan pengisi di atas 10 phr akan mengakibatkan penurunan kekuatan tarik walaupun suhu vulkanisasi ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh
tercapainya nilai optimum dari film lateks karet alam. Nilai optimum dari film lateks karet alam merupakan nilai ketika sifat mekanik terbaik dari film lateks karet alam
diperoleh pada tingkat pembebanan pengisi tertentu. Tercapainya kondisi ini akan mengakibatkan penurunan kekuatan tarik pada pembebanan pengisi yang lebih
banyak walaupun terjadi peningkatan densitas sambung silang. Densitas sambung silang yang lebih tinggi akan meningkatkan kekakuan dari film lateks karet alam
dengan pembatasan orientasi rantai intermolekular, tetapi pada titik tertentu densitas sambung silang yang lebih tinggi akan memberikan sifat kerapuhan dari film lateks
karet alam [19, 84].
4.4.3 PEMANJANGAN SAAT PUTUS ELONGATION AT BREAK FILM LATEKS KARET ALAM