Penularan HIVAIDS Epidemi HIVAIDS di Indonesia

c. Fase Infeksi Kronis Selama berlangsungnya fase ini di dalam kelenjar limfe terus terjadi replikasi virus yang diikuti kerusakan dan kematian SDF karena banyaknya virus. Fungsi kelenjar limfe sebagai perangkap virus menurun atau bahkan hilang dan virus dicurahkan kedalam darah. Pada fase ini terjadi terjadi peningkatan jumlah virion secara berlebihan didalam sirkulasi sistemik. Respon imun tidak mampu meredam jumlah virion yang berlebihan tersebut. Limfosit semakin tertekan karena intervensi HIV yang semakin banyak. Terjadi penurunan limfosit T ini mengakibatkan system imun menurun dan pasien semakin rentan terhadap berbagai macam penyakit infeksi sekunder. Perjalanan penyakit semakin progesif yang mendorong kea rah AIDS, infeksi sekunder yang sering menyertai adalah pneumonia, TBC, sepsis, diare, infeksi virus herpes, infeksi jamur kadang-kadang juga ditemukan beberapa jenis kanker yaitu kanker kelenjar getah bening.

2.1.7. Penularan HIVAIDS

Gambar 2.4. Sumber Risiko Pemicu Epidemi HIV di Indonesia Universitas Sumatera Utara Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular seperti virus influenza. Kita tidak perlu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara-cara seperti : hidup serumah dengan penderita AIDS asal tidak mengadakan hubungan seksual, bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita, bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS, makan dan minum, gigitan nyamuk dan serangga lain, sama-sama berenang dikolam renang. Sedangkan yang dapat menyebabkan penularan AIDS adalah : melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV, transfusi darah yang mengandung virus HIV, melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah dipakai orang yang mengidap virus HIVAIDS, hubungan prenatal yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus HIVAIDS kepada janin yang di kandungnya. a. HIVAIDS di Tubuh Manusia HIVAIDS masuk kedalam tubuh manusia melalui aliran darah penderita. HIVAIDS sangat mudah mati di luar tubuh manusia dengan air panas, sabun dan bahan-bahan pencuci yang lain, karena itu HIVAIDS tidak dapat menular melalui udara. HIVAIDS dalam tubuh manusia bersarang disalah satu sel darah putih, yaitu bernama Limfosit yang berada dicairan tubuh. HIVAIDS awalnya melakukan penempelan dengan CD-4 reseptor yang ada dipermukaan Limfosit, lalu virus memasukkan DNA virusnya kedalam inti selnya Limfosit. Virus ini juga dapat ditemukan di dalam sel manusia maesopag dan sel glia jaringan otak. Universitas Sumatera Utara b. Masa Inkubasi HIVAIDS Masa inkubasi adalah masa dimana setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya gejala penyakit. Ketika mulai masa inkubasi, jumlah sel limfosit berkurang sampai setengahnya. Dalam kondisi ini, kekebalan masih berfungsi dan dapat bertahan 9-10 tahun. Tapi setelah 9-10 tahun kekebalan tubuh menjadi tidak berfungsi lagi dan penderita menjadi penderita AIDS. Gejalanya berupa demam, keringat dingin dimalam hari, badan lesu, nafsu makan menurun, badan kurus, mudah terserang flu, mencret, bercak-bercak putih dan timbul penyakit paru-paru. c. Cara Penularan HIVAIDS 1. Hubungan Kelamin Ini disebabkan karena penularan virus HIV terjadi melalui cairan sperma dan cairan vagina. WHO memperkirakan 70 pengidap AIDS tertular melalui hubungan kelamin. 2. Transfusi Darah Ketika darah yang terinfeksi HIV masuk kedarah orang yang sehat, maka terjadilah penularan virus HIV. 3. Alat-alat Medis Alat-alat medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan imunisasi, menindik, tato, akupuntur, atau yang digunakan untuk pecandu obat bius sangat rawan sebagai media penularan virus HIV. Universitas Sumatera Utara 4. Ibu Hamil Apabila ibu hamil tertular virus HIV, maka bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus HIV juga. Dan juga akan menularkan virus HIV melalui air susu ibu. 5. Cairan Tubuh Cairan tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah, dan ASI menjadi media penularan virus HIVAIDS 6. Donor Organ Transplantasi Transplantasi adalah pemindahan jaringan organ tubuh, seperti ginjal, hati dan lain-lain. Ketika organ tubuh dari orang terkena virus HIV di berikan kepada orang yang bersangkutan, maka orang yang menerimanya pun terkena virus HIV.

2.1.8. Kelompok Resiko Tinggi Tertular HIVAIDS

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Gambaran Karakteristik Infeksi Menular Seksual (IMS) Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Pada Tahun 2012

4 62 85

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pemakaian Kondom Dalam Upaya Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Kota Medan Tahun 2010

3 40 99

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara Tentang Infeksi Menular Seksual (IMS)

0 29 60

Keputusan Waria Melakukan Tes HIV/AIDS Pasca Konseling Di Klinik Infeksi Menular Seksual Dan Voluntary Counselling And Testing Veteran Medan Tahun 2009

0 68 124

Persepsi Kelompok Risiko Tinggi Tertular Hiv/Aids Tentang Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Dan Voluntary Counseling & Testing (VCT) Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2008

0 21 103

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko HIV/AIDS terhadap Kelompok Waria di Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Bestari Kota Medan Tahun 2014

5 54 177

Gaya Hidup Seksual “Ayam Kampus” dan Dampaknya Terhadap Risiko Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS)

0 3 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Studi Kualitatif Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Komunitas Waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 26

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 16