Tabel 4.10 Hubungan Tindakan dengan Kejadian HIVAIDS di Klinik IMS Bestari Medan
Tindakan Kejadian HIVAIDS
P OR
95 Cl χ
2
Negatif Positif
n N
Baik 20
55,6 9
25,0 0,008
3,750 1,379;10,200
6,986 Kurang
16 44,4
27 75,0
Jumlah 36
100 36
100
4.4 Analisis Multivariat
Untuk menganalisis determinan pengetahuan, sikap dan tindakan waria terhadap kejadian penyakit HIVAIDS menggunakan uji regresi logistik ganda
multiple logistic regression, karena variabel dependennya 2 kategori yaitu negatif dan positif. Regresi logistik berganda yaitu salah satu pendekatan model matematis
untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan
dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya.
Tabel 4.11 Hasil Analisis yang Memenuhi Asumsi Multivariat Kandidat Variabel
p
Umur 0,781
Pendidikan 0,551
Pekerjaan -
Pengetahuan 0,017
Sikap 0,014
Tindakan 0,008
Keterangan : variabel yang memenuhi syarat
Universitas Sumatera Utara
Variabel yang memiliki nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,25 adalah variabel pengetahuan, sikap, dan tindakan. Selanjutnya seluruh variabel tersebut
dengan metode Backward LR dimasukkan secara bersama-sama kemudian variabel yang nilai p0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer sehingga dapat
variabel yang berpengaruh. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik ganda dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Variabel
B Sig.
Exp BOR
95CI
Pengetahuan 1,096
0,045 2,991
1,207-8,711 Sikap
1,279 0,024
3,594 1,183-10,924
Tindakan 1,230
0,025 3,422
1,165-10,055 Konstanta
-2,221 0,001
0,108 Setelah dilakukan analisis multivariat, diperoleh hasil bahwa pengetahuan
p=0,45, sikap p=0,024 dan tindakan p=0,025 berpengaruh terhadap kejadian penyakit HIVAIDS di klinik IMS Bestari Medan. Variabel yang paling dominan
memengaruhi kejadian penyakit HIVAIDS di klinik IMS Bestari Medan adalah sikap dengan nilai koefisien regresi 1,279.
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 68,1 yang artinya variabel pengetahuan, sikap dan tindakan menjelaskan pengaruhnya terhadap kejadian
penyakit HIVAIDS di klinik IMS Bestari Medan sebesar 68,1, sedangkan sisanya sebesar 31,9 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi kejadian pengetahuan, sikap dan tindakan yang mempengaruhi kejadian penyakit HIVAIDS
pada waria di klinik IMS Bestari Medan adalah sebagai berikut:
230 ,
1 279
, 1
096 ,
1 221
, 2
3 2
1
1 1
X X
X
e y
p
+ +
+ −
−
+ =
Keterangan: P
: probabilitas kejadian HIVAIDS X
1
X : Pengetahuan, koefisien regresi 1,096
2
X : Sikap, koefisien regresi 1,279
3
a : Konstanta
: Tindakan, koefisien regresi 1,230
Persamaan di atas diketahui bahwa waria yang memiliki pengetahuan kurang, sikap kurang dan tindakan kurang kemungkinan untuk positif mengalami HIVAIDS
sebesar 80, sedangkan waria yang memiliki pengetahuan baik, sikap baik dan tindakan baik kemungkinan untuk positif mengalami HIVAIDS sebesar 9,8.
Pada variabel pengetahuan dengan nilai OR 2,991 95 CI 1,027-8,711 artinya waria yang positif mengalami HIVAIDS 2,9 kali kemungkinannya memiliki
pengetahuan kurang dibanding waria yang negatif mengalami HIVAIDS. Demikian juga dengan variabel sikap dengan nilai OR 3,594 95 CI 1,182-
10,924 artinya waria yang positif mengalami HIVAIDS 3,6 kali kemungkinannya memiliki sikap kurang dibanding waria yang negatif mengalami HIVAIDS.
Universitas Sumatera Utara
Pada variabel tindakan dengan nilai OR 3,422 95 CI 1,165-10,055 artinya waria yang positif mengalami HIVAIDS 3,4 kali kemungkinannya memiliki
tindakan kurang dibanding waria yang negatif mengalami HIVAIDS. Berdasarkan nilai OR, kita dapat memperkirakan kekuatan pengaruh variabel
pengetahuan, sikap dan tindakan dalam pengaruhnya terhadap kejadian HIVAIDS. Makin besar nilai OR, makin kuat pengaruh variabel tersebut terhadap kejadian
HIVAIDS. Variabel dengan nilai OR terbesar merupakan variabel paling dominan atau berisiko dalam pengaruhnya terhadap kejadian HIVAIDS.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan seberapa besarkah populasi dapat dicegah bila sikap dihilangkan dapat dilihat dari population attributable risk
proportion PAR : ��� =
pr − 1
pr − 1 + 1
x 100
��� = 0,7783,594
− 1 0,778 3,594
− 1 + 1 x 100 = 0,485 = 48,5
Dimana: p
= proporsi kasus yang mempunyai faktor terpajan r
= Rasio odds variabel yang paling dominan sikap Sehingga dari hasil perhitungan PAR yang diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa hampir 48,5 kasus dengan kejadian HIVAIDS dapat dicegah dengan memperbaiki faktor risiko yaitu sikap yang kurang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Gambaran masing-masing variabel independen dan hubungannya dengan variabel dependen telah di uji dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Variabel
bebas Independen variable terdiri dari karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan, perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan dan variabel terikat
Dependen variable yaitu kejadian HIVAIDS.
5.1. Pengaruh Antara Karakteristik terhadap Kejadian HIVAIDS di Klinik IMS Bestari Medan
5.1.1. Umur
Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa mayoritas subyek penelitian mempunyai latar belakang berumur 15-34 tahun. Hasil analisis bivariat
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur waria dengan kejadian HIVAIDS yang ditunjukkan nilai p= 0,781 p0,05 dan
χ
2
Berdasarkan hasil penelitian Amiruddin 2013, sekitar 26. 400 pengidap AIDS dan 66. 600 pengidap HIV positif di Indonesia tahun 2011 ini, lebih dari 70
di antaranya adalah generasi muda usia produktif yang berumur di antara 20- 39 =0,077 dengan nilai
OR=0,857 artinya waria yang positif mengalami HIVAIDS berpeluang 1 kali berumur 15-34 tahun dibandingkan waria yang negatif mengalami HIVAIDS. Pada
analisis multivariat bahwa umur tidak ada pengaruh bermakna terhadap kejadian HIVAIDS.
74
Universitas Sumatera Utara