Pendidikan Pekerjaan Faktor Resiko HIVAIDS pada Kelompok Waria 1. Umur

Fakta diatas menunjukkan kesadaran waria muda untuk mencegah penularan HIVAIDS sangat rendah. Kondisinya kian runyam karena pemakai jasa waria yaitu laki-laki heteroseksual, dalam kehidupan sehari-hari mereka ini bisa sebagai seorang suami, pacar, selingkuhan, lajang atau duda, juga tidak mau memakai kondom jika kencan dengan waria. Maka tidak mengherankan kalau kasus HIVAIDS banyak terdeteksi pada waria. Waria muda biasanya melakukan hubungan seksual pertama dengan waria yang lebih tua dari mereka. Inilah salah satu faktor yang mendorong penularan HIV karena waria yang lebih tua dari mereka sudah lebih dulu melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti Iis, 2008.

2.3.2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu karakteristik individu yang menjadi variabel yang paling sering dihubungkan dengan kejadian suatu penyakit, termasuk HIVAIDS. Tingkat pendidikan seseorang diduga dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku, namun tingkat pendidikan tidak selalu berbanding lurus dengan perilaku sehat Becker, Marshal, 1974. Pada studi Case-Control tahun 1991-1994 di Tanzania. Afrika, pada kelompok pria, pendidikan memiliki hubungan proteksi terhadap infeksi HIVAIDS.

2.3.3. Pekerjaan

Jenis pekerjaan merupakan salah satu underlying determinants terhadap HIVAIDS. Waria merupakan salah satu populasi kunci yang berisiko tinggi terjangkit penyakit HIVAIDS. Penerimaan masyarakat dan sulitnya mendapatkan identitas menjadi beberapa faktor yang menyebabkan mereka memilih untuk turun ke Universitas Sumatera Utara jalan dan bersinggungan dengan HIVAIDS. Selain itu terbatasnya lahan kerja juga membuat banyak dari waria terpaksa melakukan pekerjaan yang rentan terhadap penyakit yang menyerang imun tubuh tersebut. Oleh karenanya, wariapun akan terus lahir dan meningkat jumlahnya Ardian, 2006. Selain itu, diskriminasi terhadap keberadaan waria di kehidupan agaknya menjadi suatu hal yang terlihat jelas dilakukan oleh masyarakat luas. Kebanyakan dari mereka menilai waria adalah suatu bentuk negatif yang melenceng dari seharusnya dan dapat disembuhkan. Padahal, waria bukan merupakan penyakit, sehingga tidak seharusnya disembuhkan. Terkait dengan epidemi HIV yang kian menyebar program penanggulangan yang dijalankan pemerintah bersifat parsial dan sporadis. Celakanya, pelayanan IMS dan HIVAIDS di Puskesmas dan Rumah Sakit sering tidak bersahabat terhadap kaum waria. Ini mendorong stigmatisasi pemberian cap buruk dan diskriminasi membedakan perlakuan terhadap waria. Mengabaikan risiko penularan HIV pada waria muda melalui pelayanan yang bias jender serta diskriminasi kian memperparah penyebaran HIV di Indonesia. Soalnya, pelanggan waria muda adalah laki-laki heteroseksual yang akan menjadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat melalui hubungan seksual tanpa kondom, terutama di dalam nikah dengan istri Ardian, 2006. Universitas Sumatera Utara 2.4. Perilaku Kesehatan 2.4.1. Definisi Perilaku Kesehatan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Gambaran Karakteristik Infeksi Menular Seksual (IMS) Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Pada Tahun 2012

4 62 85

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pemakaian Kondom Dalam Upaya Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Kota Medan Tahun 2010

3 40 99

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara Tentang Infeksi Menular Seksual (IMS)

0 29 60

Keputusan Waria Melakukan Tes HIV/AIDS Pasca Konseling Di Klinik Infeksi Menular Seksual Dan Voluntary Counselling And Testing Veteran Medan Tahun 2009

0 68 124

Persepsi Kelompok Risiko Tinggi Tertular Hiv/Aids Tentang Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Dan Voluntary Counseling & Testing (VCT) Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2008

0 21 103

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko HIV/AIDS terhadap Kelompok Waria di Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Bestari Kota Medan Tahun 2014

5 54 177

Gaya Hidup Seksual “Ayam Kampus” dan Dampaknya Terhadap Risiko Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS)

0 3 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Studi Kualitatif Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Komunitas Waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 26

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 16