Hubungan Umur dengan Kejadian HIVAIDS Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian HIVAIDS

4.2.6 Kejadian HIVAIDS

Distribusi frekuensi waria terhadap HIVAIDS diperoleh bahwa pada kelompok kasus atau waria yang mengalami HIVAIDS sebanyak 36 orang 50,0 dan kontrol atau waria yang tidak mengalami HIVAIDS sebanyak 36 orang 50,0, seperti pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kejadian HIVAIDS pada Waria di Klinik IMS Bestari Medan Kejadian HIVAIDS n Ya 36 50,0 Tidak 36 50,0 Jumlah 72 100 4.3 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen Karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dan tindakan dan variabel dependen kejadian HIVAIDS. Analisis ini dideteksi dengan menggunakan uji Chi-Square untuk hipotesis satu sisi pada tingkat kepercayaan 95 α=0,05 dari tabel silang 2x2 kasus kontrol untuk melihat besarnya Odds Ratio dari kejadian HIVAIDS.

4.3.1 Hubungan Umur dengan Kejadian HIVAIDS

Pada Tabel 4.6 tidak terdapat perbedaan persentase waria yang memiliki umur ≥ 35 tahun 22,2 negatif mengalami HIVAIDS dibanding umur ≥ 35 tahun 25,0 positif mengalami HIVAIDS. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur waria dengan kejadian HIVAIDS. Dengan Universitas Sumatera Utara nilai p= 0,781 p0,05; OR=0,857 artinya waria yang positif mengalami HIVAIDS berpeluang 1 kali berumur 15-34 tahun dibandingkan waria yang negatif mengalami HIVAIDS. Tabel 4.6 Hubungan Umur dengan Kejadian HIVAIDS di Klinik IMS Bestari Medan Umur Kejadian HIVAIDS p OR 95 Cl χ 2 Negatif Positif n N ≥ 35 tahun 8 22,2 9 25,0 0,781 0,857 0,288;2,547 0,077 15-34 tahun 28 77,8 27 75,0 Jumlah 36 100 36 100 4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Kejadian HIVAIDS Hasil uji chi-square tidak terdapat perbedaan persentase waria yang memiliki pendidikan dasar 22,2 negatif mengalami HIVAIDS dibanding pendidikan dasar 16,7 positif mengalami HIVAIDS. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan waria dengan kejadian HIVAIDS dengan nilai p= 0,551 p0,05; OR=1,429, artinya waria yang positif mengalami HIVAIDS berpeluang 1 kali mempunyai pendidikan dasar dibandingkan waria yang negatif mengalami HIVAIDS. secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Hubungan Pendidikan dengan Kejadian HIVAIDS di Klinik IMS Bestari Medan Pendidikan Kejadian HIVAIDS p OR 95 Cl χ 2 Negatif Positif n N Dasar 8 22,2 6 16,7 0,551 1,429 0,440;4,636 0,355 Lanjutan 28 77,8 30 83,3 Jumlah 36 100 36 100 Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian HIVAIDS

Hasil uji chi-square yang telah dilakukan ternyata tidak dapat diperoleh hasil analisis bivariatnya dikarenakan semua waria bekerja dan tidak seorang pun yang tidak bekerja sehingga tidak diperoleh tabel 2x2, maka pekerjaan tidak dapat dilanjutkan lagi jadi kesimpulan yang diperoleh adalah semua waria yang ada ke Klinik IMS Bestari Kota Medan mayoritas bekerja.

4.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian HIVAIDS

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Gambaran Karakteristik Infeksi Menular Seksual (IMS) Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Pada Tahun 2012

4 62 85

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pemakaian Kondom Dalam Upaya Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Kota Medan Tahun 2010

3 40 99

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara Tentang Infeksi Menular Seksual (IMS)

0 29 60

Keputusan Waria Melakukan Tes HIV/AIDS Pasca Konseling Di Klinik Infeksi Menular Seksual Dan Voluntary Counselling And Testing Veteran Medan Tahun 2009

0 68 124

Persepsi Kelompok Risiko Tinggi Tertular Hiv/Aids Tentang Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Dan Voluntary Counseling & Testing (VCT) Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2008

0 21 103

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko HIV/AIDS terhadap Kelompok Waria di Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) Bestari Kota Medan Tahun 2014

5 54 177

Gaya Hidup Seksual “Ayam Kampus” dan Dampaknya Terhadap Risiko Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS)

0 3 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Studi Kualitatif Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Komunitas Waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 26

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 0 16