25
e. Kemampuan Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari
kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata
dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Hal tersebut mnyebabkan
karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
f. Motivasi Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai
yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi Mangkunegara, 2011:67.
D. Hubungan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan
Kinerja adalah suatu ukuran tertentu untuk mengindikasikan hasil capaian suatu pihak terhadap tugas organisasional. Morrison dalam Sitty
Yuwalliatin, 2006:245 menyatakan bahwa komitmen dianggap penting bagi organisasi karena: 1 pengaruhnya pada turnover, 2 hubungannya dengan
kinerja yang mengasumsikan bahwa individu yang memiliki komitmen cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada pekerjaan.
Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekadar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk
mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi
26
pencapaian tujuan. Menurut Robbins, dkk. dalam Sjabadhyni, 2001:456 bahwa
komitmen organisasional menyiratkan hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif. Sebab pegawai yang mempunyai kinerja yang tinggi
akan semakin berkembang jika bekerja pada lingkungan organisasi yang memiliki komitmen kerja tinggi yang didukung oleh semangat kerja para
pegawai, menuntut para pegawainya untuk mempunyai komitmen kerja yang tinggi, sehingga lingkungan yang demikian akan mempengaruhi pegawai
untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Menurut Greenberg dan Baron dalam Sopiah, 2008:166, karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi
adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi organisasi.
Kanter dalam Sopiah, 2008:166 menyatakan bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi adalah bertingkat, dari tingkatan yang sangat
rendah hingga tingkatan yang sangat tinggi. Manajer akan memilih karyawan yang bisa dipercaya dan mengabaikan karyawan yang kurang memiliki
komitmen organisasional. Hacker dalam Sopiah, 2008:166 menambahkan bahwa tanpa menunjukkan komitmen yang meyakinkan maka promosi
seorang karyawan ke jabatan yang lebih tinggi tidak akan dilakukan. Ditinjau dari segi organisasi, karyawan yang berkomitmen rendah akan berdampak
pada turn over Koch, dalam Sopiah, 2008:166, tingginya absensi, meningkatnya kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan
sebagai karyawan di organisasi tersebut Angle, dalam Sopiah, 2008;166,
27
rendahnya kualitas kerja Steers, dalam Sopiah, 2008:166, dan kurangnya loyalitas pada perusahaan Schein, dalam Sopiah, 2008:166.
E. Hubungan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi pada dasarnya berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat
mengakomodasikan kepentingan semua pihak, agar dapat menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari
masing-masing individu. Robbins dalam Sopiah, 2008:134 yang menyatakan bahwa secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan
terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber daya yang ada sebagai stimulus
seseorang bertindak. Budihardjo 2011:186 menyatakan bahwa budaya organisasi atau budaya perusahaan yang dominan berpengaruh kuat terhadap
perilaku anggota organisasi. Deal dan Kennedy dalam Budihardjo, 2011:186 mengemukakan bahwa budaya yang dominan berpengaruh terhadap kinerja.
Salah satu contohnya yaitu pendiri Mc Donald Ray Kroc membawa Mc Donald mencapai kesuksesannya melalui nilai-nilai dominan yang
direfleksikan melalui slogan Q.S.C dan V Quality, Service, Cleanliness Convenience Value. Semantik bukan sekadar kata namun berperan
menunjukkan arah tentang apa yang ingin dicapai, oleh sebab itu semantik harus dipilih secara cermat, disosialisasikan, dan ditanamkan secara efektif
28
agar semua anggota menganut, menghayati, serta mempraktikkan nilai-nilai tersebut.
F. Kerangka Konseptual