73
1. Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan
Bakso Sehat Bakso Atom
Pengaruh variabel komitmen organisasional X
1
terhadap kinerja karyawan BSBA diperoleh dari hasil analisis regresi linier berganda dan
uji t. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasional bernilai 0,386 yang berarti variabel ini
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil uji t untuk variabel ini diperoleh 7,036 t
hitung
t
tabel
dengan α=5 yang berarti bahwa variabel ini memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
BSBA. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Robbins, dkk. dalam Sjabadhyni, 2001:456 bahwa komitmen organisasional menyiratkan hubungan pegawai dengan
organisasi secara aktif. Sebab, pegawai yang mempunyai kinerja yang tinggi akan semakin berkembang jika bekerja pada lingkungan
organisasi yang memiliki komitmen kinerja tinggi yang didukung oleh semangat kerja para pegawai, menuntut para pegawainya untuk
mempunyai komitmen kerja yang tinggi, sehingga lingkungan yang demikian akan mempengaruhi pegawai untuk meningkatkan prestasi
kerjanya. Menurut hasil wawancara pada perusahaan BSBA, prestasi kerja karyawan BSBA dapat dilihat dari pencapaian target kerja yang
cenderung meningkat dari waktu ke waktu walaupun peningkatannya belum signifikan. Sebagian besar karyawan sudah mencapai target yang
74
t idak pernah m encapai
st andar kadang-
kadang m encapai
st andar 13
rat a-rat a m em enuhi
st andar 65
sedikit m elebihi
st andar 8
selalu jauh m elebihi
st andar 14
ditentukan dari perusahaan walaupun belum jauh melampaui target yang diberikan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian terhadap kinerja
responden yang merupakan karyawan BSBA dengan menggunakan kuesioner Gambar 14.
Gambar 14. Kinerja Karyawan Butir B8
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Gambar 14 merupakan penjabaran dari kuesioner butir B8 dengan pernyataan “selama bekerja di perusahaan ini, saya secara konsisten
menunjukkan kinerja yang…” diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab rata-rata memenuhi standar sebanyak 65 dan
14 responden menjawab selalu jauh melebihi standar. Sedangkan tidak ada responden yang menjawab untuk pernyataan tidak pernah mencapai
standar. Hal ini membuktikan bahwa karyawan BSBA memiliki kinerja yang baik dan sesuai dengan hasil wawancara dengan pihak perusahaan.
Karyawan BSBA juga sudah mengamalkan makna dari Q.S At Taubat :
75
105 yang berisi kewajiban para pekerja yang harus semaksimal mungkin dalam memberikan kemampuannya demi kemajuan tempat mereka
bekerja dan mencari nafkah. Selain itu, karyawan BSBA juga memiliki semangat kerja yang
tinggi jika dilihat dari absensi dan kehadiran. Berdasarkan hasil wawancara yang terdapat pada lampiran 12 karyawan rata-rata hadir 30
menit sebelum jam kerja dimulai agar bisa melakukan persiapan kerja dengan baik dan tidak terburu-buru. Para karyawan juga melakukan
prosedur kerja serta mentaati aturan kerja yang ada di perusahaan, seperti menggunakan seragam kerja yang sesuai jadwal dan ketentuan
serta melakukan prosedur untuk menjamin output bakso yang sehat dan bebas kontaminan hingga akhirnya sampai kepada konsumen dengan
melakukan serangkaian prosedur kerja dari hulu ke hilir seperti K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menjaga keamanan dari
karyawan itu sendiri dan higienitas dalam menjamin kualitas produk. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian menggunakan kuesioner
yang mewakili keterlibatan dan keterikatan karyawan terhadap perusahaan demi kemajuan perusahaan yang merupakan bagian dari
komitmen afektif Gambar 15.
76
ya 100
t idak
Gambar 15. Komitmen Afektif : Tingkat Kepatuhan Karyawan dalam
Memberi Jaminan Output Bakso Sehat Butir B1
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Gambar 15, menjelaskan bahwa 100 responden melakukan tindakan untuk menjamin output bakso yang sehat yang terdiri dari
prosedur-prosedur kerja. Hal ini merupakan salah satu praktik dari komitmen afektif dan sekaligus membuktikan bahwa apa yang
dilakukan manajemen dalam upaya menjaga kualitas produk dapat dijalankan dengan baik oleh seluruh karyawan Gambar 16.
77
Gambar 16. Komitmen Karyawan dalam Menjamin Kualitas Output Bakso yang Sehat dan Aman.
Sumber : Bakso Sehat Bakso Atom, 2013
Gambar 16 memperlihatkan bahwa karyawan menggunakan seluruh atribut wajib yang harus dikenakan selama bekerja. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan BSBA memiliki komitmen yang tinggi dalam bekerja serta dalam menjaga kualitas produk. Selain itu,
menjaga kualitas produk dari hulu hingga hilir merupakan aplikasi dari seluruh subsistem agribisnis, mulai dari penanganan bahan baku
hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Perusahaan BSBA menjaga keterkaitan dan kesinambungan dari
subsitem-subsistem tersebut, mulai dari penggunaan daging sapi yang berasal dari daging sapi bali kualitas prima, tanpa limbah daging.
Penggilingan daging yang digunakan dengan mesin penggiling khusus yang selalu dijaga higienitasnya, proses penyembelihan yang
dilakukan sesuai ketentuan Islam dan pemotongan yang dilakukan
78
dengan alat-alat yang bebas kontaminan, hingga proses produksi yang tidak menggunakan bahan pengawet, tanpa pengenyal, tanpa borax.
BSBA juga tidak mengandung bahan kimia tambahan lain yang membahayakan bagi kesehatan. Kualitas bahan utama BSBA
menghasilkan produk yang memiliki cita rasa dan kekenyalan asli dari daging yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 7, sehingga dapat
dipastikan produknya sehat, aman, halal, dan layak dikonsumsi. Perusahaan BSBA menghasilkan produk yang terjamin higienitas dan
kehalalannya sesuai nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam Q.S Al Maidah : 88 yang menerangkan tentang perintah Allah SWT kepada
manusia untuk selalu mengkonsumsi makanan yang baik serta halal. Selain untuk menjaga kualitas produk, karyawan BSBA pun
menjaga kualitas dari hubungan antar karyawan ataupun antara karyawan dengan perusahaan melalui keikutsertaannya pada kegiatan-
kegiatan yang dibuat oleh perusahaan demi menjaga keakraban dan kekompakkan karyawan dengan perusahaan Gambar 17.
79
Gambar 17. Karyawan Mengikuti Kegiatan Perusahaan.
Sumber : Bakso Sehat Bakso Atom, 2013
Gambar 17 memperlihatkan bahwa karyawan ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kekompakkan dan keakraban antar karyawan dan juga kepada perusahaan agar selalu tercipta kondisi kerja yang baik di dalam
perusahaan yang dapat mendukung meningkatnya kinerja. Hal ini tentunya sesuai dengan Hadist Rasulullah SAW dan Q.S Al Ma’idah:2
dan Q.S An Nisa : 1 yang menjelaskan bahwa tolong-menolong sesama manusia dalam kebaikan dan menjaga silaturahmi adalah
keharusan. Komitmen karyawan yang muncul saat tetap bertahan pada
organisasi dikarenakan sejumlah faktor, yaitu content factor dan context factor Herzberg dalam Robbins, 2006:213 terbukti dimiliki
oleh karyawan BSBA. Salah satu content factor yang dimiliki adalah komitmen terhadap pekerjaan, karyawan dapat menyelesaikan
80
t idak pernah 2
ham pir t idak pernah
6 kadang-
kadang 27
sering 59
selalu 6
pekerjaan dengan baik dan melebihi standar perusahaan sehingga menerima reward yang sesuai dari perusahaan. Sedangkan context
factor yang mempengaruhi kinerja karyawan salah satunya adalah kondisi kerja Gambar 18 dan Tabel 6.
Gambar 18. Komitmen Berkesinambungan : Tingkat Kesesuaian Reward Apabila
Karyawan Menyelesaikan Pekerjaan dengan Baik dan Melebihi Standar Perusahaan Butir C10.
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Gambar 18 merupakan penjabaran hasil dari salah satu kuesioner mengenai komitmen berkesinambungan butir C10 dengan
pernyataan “Perusahaan memberikan rewardpenghargaan apabila saya menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan melebihi standar
perusahaan.” Jawaban terbanyak dari responden dengan 59 adalah “sering”. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan BSBA dapat
membuktikan komitmennya dengan mampu mengerjakan pekerjaan
81
dengan baik sehingga mendapat reward yang sesuai dari perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil wawancara yang menyatakan
bahwa karyawan BSBA diberikan reward apabila menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan melebihi target. Reward tersebut dapat
berupa uang, promosi, beasiswa, dll. Tabel 6. Persentase Jawaban Kuesioner Butir B3 dan B4 Subvariabel
Komitmen Berkesinambungan Context Factor
But ir Pernyat aan
Sarpras Perusahaan
Persent ase Jaw aban Tidak
Sesuai Kurang
Sesuai Cukup
Sesuai Sesuai
Sangat Sesuai
B3 Fasilit as Sosial
t oilet , t em pat
ibadah 4,7
56,25 39,06
B4 Lingkungan
Kerja AC, exhaust
6,25 65,62
28,13
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Tabel 6 menunjukkan bahwa kesesuaian kondisi kerja mempengaruhi kinerja karyawan BSBA. Kondisi kerja di perusahaan
misanya fasilitas sosial dan lingkungan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 responden menjawab bahwa
kondisi sarana dan prasarana perusahaan sudah sesuai dan baik sehingga dapat mendukung pelaksanaan kerja. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara bahwa sarana dan prasarana perusahaan sudah sesuai dengan kebutuhan karyawan walaupun dari segi kuantitas masih ada
beberapa yang belum mencukupi.
82
Tidak Pernah Ham pir Tidak
Pernah 2
Kadang- Kadang
17
Sering 70
Selalu 11
Komitmen karyawan yang muncul dengan memberikan semua kekuatan diri yang dimiliki merupakan komitmen normatif. Komitmen
normatif ini memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan maupun perusahaan Gambar 19.
Gambar 19. Komitmen Normatif : Tingkat Kesediaan Karyawan Memberikan
SaranIde Bagi Kepentingan Perusahaan Butir C13
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Gambar 19 menjabarkan kuesioner butir C13 yang berisi pernyataan “Saya memberikan saranide untuk kepentingan dan
kemajuan perusahaan.” Responden menjawab “sering” sebanyak 70 sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan memberikan ide-idenya
untuk kemajuan perusahaan. Hal ini bukan hanya baik bagi kinerja karyawan tetapi juga bagi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Sesuai dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa karyawan dibebaskan mengutarakan pendapatnya demi kemajuan perusahaan
83
yang dilakukan secara rutin pada saat briefing. Hal ini dapat membantu karyawan dalam mengembangkan segala potensi yang
dimiliki serta membantu kemajuan perusahaan. Kegiatan briefing yang dilakukan secara rutin dapat dilihat pada gambar 20.
Gambar 20. Kegiatan Briefing Rutin Bakso Sehat Bakso Atom.
Sumber : Bakso Sehat Bakso Atom, 2013
Selain itu, karakteristik responden menurut Steers dalam Amstrong, 1996:213 mengenai tingkat pendidikan menyatakan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula harapannya, sehingga tidak mungkin dipenuhi oleh organisasi,
akibatnya semakin rendah komitmen karyawan pada organisasi. Dari hasil penelitian, sebagian besar pendidikan terakhir dari responden
adalah Sekolah Menengah Atas SMA sehingga para karyawan tersebut memiliki komitmen organisasional yang cukup tinggi
terhadap BSBA.
84
2. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kinerja