13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional
Minner dalam Sopiah, 2008:163 mengemukakan faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :
a. Faktor Personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepribadian, dan lain-lain. Karakteristik responden menurut Steers
dalam Amstrong, 1996:213 mengenai tingkat pendidikan menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula harapannya sehingga tidak mungkin dipenuhi oleh organisasi, akibatnya semakin rendah komitmen karyawan
pada organisasi. Selanjutnya Steers dalam Amstrong, 1996:215 menyatakan karyawan laki-laki memiliki komitmen terhadap
perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan perempuan. Steers dalam Armstrong, 1996:216 menyatakan lebih lanjut semakin
lama masa kerja karyawan, maka akan semakin tinggi komitmen yang diberikan kepada perusahaan tempat mereka bekerja akibat
adanya rasa nyaman dan senang terhadap perusahaan, sehingga akan
memunculkan perasaan bertahan dan tidak ingin
meninggalkan perusahaan. b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan
dalam pekerjaan, konflik peran dalam pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dan lain-lain.
c. Karakteristik struktur, misalnya besarkecilnya organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau desentralisasi, kehadiran serikat
14
pekerja dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.
d. Pengalaman kerja, pengalaman kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi.
4. Dampak Komitmen Organisasional
Sopiah 2008:166
mengemukakan bahwa
komitmen karyawan, baik yang tinggi maupun rendah akan berdampak pada :
a. Karyawan itu sendiri, misalnya terhadap perkembangan karir karyawan itu di organisasiperusahaan.
b. Organisasi, karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat absensi
berkurang, loyalitas karyawan, dan lain-lain. Hackett dan Guinon dalam Sopiah, 2008:166 menyatakan
bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional tinggi berdampak pada karyawan tersebut, yaitu lebih puas dengan
pekerjaannya dan tingkat absensinya menurun, sedangkan menurut Carsten dan Spector dalam Sopiah, 2008:166 dampak yang timbul
adalah karyawan tersebut tetap tinggal dalam organisasi.
15
B. Budaya Organisasi