10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komitmen Organisasional
1. Definisi Komitmen Organisasional
Mowday dalam Sopiah, 2008:155 menyatakan bahwa komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional.
Menurutnya, komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan
untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Konsep komitmen organisasional didasarkan pada premis bahwa individual membentuk
suatu keterikatan attachment terhadap organisasi. Komitmen organisasional pada dasarnya tidak terbatas pada pimpinan yang
memangku jabatan fungsional maupun struktural, melainkan kepada seluruh pegawai dalam organisasi. Pegawai yang mempunyai kinerja
yang tinggi akan semakin berkembang jika bekerja pada lingkungan organisasi yang memiliki komitmen kerja tinggi.
Tuntutan karyawan yang semakin tinggi terhadap organisasi serta apa yang dilakukan oleh organisasi akan menentukan bagaimana
komitmen atau keterkaitan karyawan terhadap organisasi, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan untuk tetap bergabung dan
memajukan organisasinya atau memilih tempat kerja lain yang lebih menjanjikan Wibowo, 2007:11.
11
2. Bentuk Komitmen Organisasional
Spector dalam Sopiah, 2008:159 mengemukakan bahwa
terdapat tiga komponen komitmen organisasional, yaitu :
a. Affective Commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan dengan organisasi dan
keterlibatan diri dalam organisasi. b. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap
bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak
menemukan pekerjaan lain, termasuk didalamnya hal-hal yang melandasi loyalitas pegawai terhadap organisasi. Herzberg dalam
Robbins 2006:213 berpendapat bahwa terdapat faktor yang dapat menciptakan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan yaitu :
1 Faktor yang berhubungan dengan isi content dari sebuah pekerjaan, disebut juga content factor, terdiri dari :
a Tanggung jawab responsibility, besar kecilnya yang dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja.
b Kemajuan advancement, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
c Pencapaian achievement, besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
d Pengakuan recognition, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya.
12
e Pekerjaan itu sendiri work it self, besar kecilnya tantangan bagi tenaga kerja dari pekerjaannya.
2 Faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan dalam pekerjaan seringkali disebut dengan context factor. Faktor
faktor ini adalah: a Kebijakan
perusahaan company
policy, derajat
kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku diperusahaan.
b Penyeliaan supervision, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja.
c Gaji salary, derajat kewajaran gajiupah sebagai suatu imbalan atas hasil kerjanya performance
d Hubungan antar pribadi interpersonal relations, derajat keseuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan
tenaga kerja lainnya. e Kondisi kerja working condition, derajat kesesuaian
kondisi kerja dengan proses pelaksanaan pekerjaannya. c. Normative commitment, yaitu perasaan pegawai tentang kewajiban
yang harus diberikan kepada organisasi. Hal ini timbul dari nilai- nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota
organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional