Pengembangan stater A. xylinum

Berikut adalah gambar perbedaan kondisi stater yang baik dan kurang baik. a b Gambar 11. Perbedaan kondisi starter Keterangan : a. Kondisi stater tidak optimum b. Kondisi stater optimum

4.3.4 Pembuatan membran selulosa bakteri

Stater yang diperoleh dalam kondisi optimum selanjutnya diperbanyak sesuai kebutuhan untuk produksi selulosa bakteri. Sintesis selulosa bakteri dilakukan dengan menumbuhkan stater bakteri Acetobacter xylinum pada medium pertumbuhan dengan air kelapa sebagai mikronutrien. Campuran media, air kelapa dan biakan bakteri dikembangkan dalam wadah steril dan kemudian diinkubasi selama 8 hari pada suhu 30±2 o C. Air kelapa diketahui memiliki mikronutrien yang cukup baik untuk pertumbuhan mikroba, Komponen yang terpenting yang terdapat di dalam air kelapa adalah karbohidrat gula. Air kelapa dari buah yang sudah tua mengandung sukrosa, vitamin dan mineral penting untuk pertumbuhan mikroba. Kelapa yang baik adalah kelapa yang telah berumur 6 bulan, karena pada umur ini kandungan nutrisinya paling maksimum Piluharto, dkk, 2003. Selain kelapa juga digunakan ammonium sulfat dan gula. Ammonium sulfat digunakan sebagai sumber nitrogen. Nitrogen merupakan senyawa penting karena merupakan komponen dasar penyusun protein. Sedangkan gula adalah sumber karbonkarbohidrat yang akan dimanfaatkan A. xylinum untuk sintesis selulosa ekstraseluler. Gambar 12. Pemeraman dalam inkubator Hasil fermentasi bakteri Acetobacter xylinum dalam media air kelapa sebagai mikronutrien akan dihasilkan pelikel atau yang disebut dengan nata de coco. Proses terbentuknya pelikel merupakan rangkaian aktifitas bakteri Acetobacter xylinum dengan nutrien yang ada pada media cair. Karena Acetobacter xylinum adalah bakteri yang memproduksi selulosa, maka nutrien yang berperan adalah nutrien yang mengandung glukosa. Dalam penelitian ini nutrien yang mengandung glukosa adalah air kelapa dan gula pasir. Gambar 13. Polimerisasi Glukosa yang berperan dalam pembentukan selulosa adalah glukosa dalam bentuk β sehingga semua glukosa yang ada dalam bentuk α akan diubah dalam bentuk β melalui enzim isomerase yang berada pada bakteri Acetobacter xylinum Piluharto, dkk, 2003. Tahap berikutnya glukosa berikatan dengan glukosa yang lain melalui ikatan 1,4 β-glikosida. Tahap terakhir adalah tahap polimerisasi yaitu pembentukan selulosa. Polimerisasi ini terjadi melalui enzim polimerisasi yang ada pada bakteri Acetobacter xylinum. Secara fisik pembentukan selulosa adalah terbentuknya pelikel. Produksi lempeng nata pelikel dikatakan berhasil jika ketebalan rata, pelikel tidak berlapis, warna putih kekuningan, tidak terdapat jamur dan ketebalan berkisar 1 - 1,5 cm pada masa inkubasi 8 hari. Pelikel yang terbentuk pada penelitian ini memiliki warna putih kekuningan, tidak berjamur dan memiliki ketebalan antara 0,8 - 1 cm pada masa inkubasi 8 hari sehingga dapat dikatakan berhasil. Pelikel yang terbentuk kemudian dicuci dengan air mengalir, larutan NaOH 4 dan H 2 O 2 0,25. Gambar 11 menunjukkan tahapan proses pencucian tersebut.