Hasil uji daya absorpsi membran selulosa bakteri - pva

Pembuatan kurva kalibrasi pada penelitian ini mengunakan vitamin c, hal ini karena vitamin c merupakan obat yang bekerja menangkap radikal bebas serta mencegah terjadi reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Vitamin c digunakan karena dalam matriks topeng masker wajah akan di radiasi, sehingga diperlukan bahan yang bersifat polimer hidrofilik dan dosis lazimnya yang cukup kecil yaitu 0,01 – 0,1 Handbook of pharmaceutical excipients, hal. 15. Hasil selengkapnya mengenai uji difusi dapat dilihat pada lampiran 32. Uji penetrasi in vitro dilakukan menggunakan alat pelepasan zat aktif difusi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui jumlah vitamin c yang dapat berpenetrasi melalui kulit selama interval waktu tertentu. Membran yang digunakan pada pengujian adalah membran dari kertas Whatman no. 1 yang telah diisi oleh cairan Spangler dengan berat kertas whatman sebelum impregnasi 50,452 gr dan sesudah impregnasi 58,975 gr digunakan kertas Whatman no.1 karena membran ini mempunyai permeabilitas yang sama dengan kulit wajah manusia. Dari profil difusi terlihat bahwa penetrasi vitamin c per menit meningkat dari menit ke-5 kemudian mencapai nilai optimum pada menit ke-15 terus meningkat sampai menit ke-60. Hal ini berarti pada kurva menaik, gradient konsentrasi antara kompartemen donor dan reseptor besar. Kurva hubungan antara waktu dengan konsentrasi dari data yang diperoleh lebih linear dari pada kurva hubungan antara waktu dengan ln konsentrasi. Ini berarti laju pelepasan vitamin c konstan dari waktu ke waktu tidak dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam sediaan. Jenis matriks yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis matriks hidrofilik. Matriks hidrofilik akan membentuk lapisan gel hidrofilik saat mengalami kontak dengan medium. Adanya lapisan gel dapat menahan pelepasan obat lebih lama. Lapisan gel berfungsi sebagai penghalang disekeliling matriks yang mengontrol pelepasan obat dari dalam matriks dan penetrasi cairan ke dalam matriks. Semakin kuat dan tebal lapisan gel maka penetrasi cairan semakin sulit dan jumlah obat yang berdifusi keluar matriks menjadi semakin sedikit. Dari penelitian ini diketahui bahwa matriks selulosa bakteri – pva 6 mampu menahan pelepasan vitamin c lebih lama dari pada matriks selulosa bakteri – pva 2 . Setelah dilakukan uji difusi selama 1 jam diperoleh persentase pelepasan vitamin c untuk selulosa bakteri – pva 2 adalah 80,62 , selulosa bakteri – pva 4 adalah 64,26 , selulosa bakteri – pva 6 adalah 39,28 . Semakin tinggi konsentrasi PVA sebagai matriks dalam formula maka akan semakin lama menahan pelepasan obat. Uji derajat keasaman atau kebasaan pH merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan pada pengujian sediaan topikal, karena pH mempengaruhi efektivitas, stabilitas, dan kenyamanan penggunaan pada kulit. Apabila bersifat basah tidak masuk pada rentang pH kulit 4,5 – 6,5 akan mengakibatkan kulit terasa licin, cepat kering, dan dikhawatirkan akan mempengaruhi elastisitas kulit, namun apabila bersifat