Pelikel selulosa bakteri Selulosa Bakteri
bakteri yang dibuat dengan kultur statik mengandung 1 selulosa dari
bobot kering Brown, 1961.
Kekuatan mekanik yang baik dari pelikel selulosa bakteri dihasilkan dari ikatan hidrogen intermolekular yang ekstensif. Hal ini diinvestigasi
pertama kali oleh Yamanaka 1989. Sumber karbon yang biasa digunakan oleh Acetobacter xylinum untuk memproduksi pelikel selulosa bakteri
adalah dekstrosa, glukosa, sukrosa, fruktosa, gula invert Embuscado,
1994.
Ide untuk memodifikasi selulosa sejak disintesis dideskripsikan oleh Brown, Acetobacter xylinum tidak hanya menjadi faktor penting dalam
elusidasi sintesis selulosa tetapi juga dalam fermentasi asam cuka. Produk pelikel selulosa bakteri secara lambat ditegaskan sebagai biopolimer
industri yang penting untuk berbagai aplikasi mulai dari makanan sampai
material bahan yang mempunyai kekuatan besar Brown, 1961. 2.4.5 Pembuatan pelikel selulosa bakteri
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi produksi pelikel selulosa bakteri oleh Acetobacter xylinum yaitu komponen dari fermentasi
dan kondisi operasional. Komponen dari fermentasi meliputi strain atau tipe organisme yang digunakan, komposisi media, sumber karbon, dan
sumber nitrogen. Kondisi operasional yang mempengaruhi antara lain pH, oksigen, temperatur, konsentrasi relatif dari substrat dan tipe metode kultur
yang digunakan.
Menurut Departemen Riset dan Teknologi 2008, ada lima tahap pembuatan pelikel selulosa bakteri yaitu : Pemeliharaan, biakan murni
Acetobacter xylinum meliputi 1 Proses penyimpanan sehingga dalam jangka waktu yang cukup lama viabilitas kemampuan hidup bakteri tetap
dapat dipertahankan;dan 2 Penyegaran kembali bakteri yang telah disimpan sehingga terjadi pemulihan viabilitas dan bakteri dapat
dipersiapkan sebagai inokulum fermentasi. Penyimpanan, A. xylinum biasanya disimpan pada agar miring yang terbuat dari media Hassid dan
Barker yang dimodifikasi dengan komposisi sebagai berikut : glukosa, ekstrak khamir, K
2
HPO
4
, NH
4 2
SO
4
, MGSO
4
, agar, dan air kelapa. Pada agar miring dengan suhu penyimpanan 4 - 7
C, bakteri ini disimpan selama 3 - 4 minggu. Penyegaran, setiap 3 atau 4 minggu, biakan A.
xylinum harus dipindahkan kembali pada agar miring baru. Setelah 3 kali penyegaran, kemurnian biakan harus diuji dengan melakukan isolasi
biakan pada agar cawan. Adanya koloni asing pada permukaan cawan menunjukkan bahwa kontaminasi telah terjadi. Biakan pada agar miring
yang telah terkontaminasi, harus diisolasi dan dimurnikan kembali sebelum disegarkan. Pembuatan Starter, Starter adalah populasi bakteri
dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat dan fermentasi
segera terjadi. Starter baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasi dengan biakan murni. Pada permukaan starter akan tumbuh bakteri
membentuk lapisan tipis berwarna putih. Lapisan ini disebut nata atau pelikel. Semakin lama lapisan ini akan semakin tebal sehingga
ketebalannya dapat mencapai 1,5 cm. Di anjurkan volume starter tidak kurang dari 5 volume media yang akan difermentasi menjadi pelikel
selulosa. Fermentasi, fermentasi dilakukan pada media cair yang telah diinokulasi dengan starter. Fermentasi berlangsung pada kondisi aerob
membutuhkan oksigen. Mikroba tumbuh terutama pada permukaan media. Fermentasi dilangsungkan sampai pelikel yang terbentuk cukup
tebal 1 - 1,5 cm.