Sifat fisika – kimia hidrogel a. Daya serap air water absorption
tekanan osmosis. Keadaan keseimbangan hidrogel disebut sebagai kondisi swelling. Untuk menguji jumlah air yang terserap daya serap air pada
hidrogel dengan menggunakan rumus sebagai berikut Erizal, 1999:
Daya serap air = Wa-WbWb x 100 Keterangan :
Wa = bobot hidrogel setelah pengembangan Wb = bobot awal hidrogel
b. Sifat biologis hidrogel Hidrogel dapat dibedakan menjadi hidrogel alami dan hidrogel
sintetik. Hidrogel yang terbentuk secara alami umumnya berasal dari proses biologis baik terjadi di dalam tanaman maupun hewan misalnya :
agar, gel lidah buaya, dextran, gelatin, dan alginat. Sedangkan hidrogel sintetik terbentuk berdasarkan reaksi kimia atau fisika.
Ditinjau dari sifat biologisnya hidrogel yang diperoleh dari hasil sintetik maupun yang diperoleh dari alam dapat bersifat biodegradable
mudah terdegradasi, non-biodegradable sukar terdegradasi dan bioerodible. Hidrogel biodegradable umumnya berasal dari senyawa-
senyawa alami, misalnya asam amino dan derivatnya yang mudah terdegradasi oleh enzim. Sedangkan hidrogel non-biodegradable terbentuk
dari senyawa-senyawa sintetik Erizal, 1999.
c. Sifat permukaan hidrogel Berdasarkan sifat fisika-kimia hidrogel, permukaan hidrogel
mempunyai beberapa sifat yang khas untuk setiap jenis hidrogel. Pada aplikasinya diperlukan suatu kondisi standar sifat permukaan hidrogel.
Sifat permukaan hidrogel dipengaruhi oleh sifat komponen utamanya yang terdiri atas gugus hidrofilik dan hidrofobik.
Jika hidrofilisitas relatif dominan dalam hidrogel, maka hidrogel dengan mudah dibasahi oleh air sudut kontak=0, sukar dibasahi oleh
cairan non polar dan relatif sukar mengabsorpsi protein. Pada hidrogel yang sifat permukaannya relatif hidrofob sukar dibasahi oleh air dan
mudah dibasahi oleh minyak. Sedangkan pada hidrogel yang terdiri dari gugus hidrofilik dan hidrofobik yang terdistribusi secara heterogen, maka
permukaan hidrogel dapat dibasahi oleh air maupun minyak Rosiak JM,
1995. d. Fraksi gel
Fraksi gel merupakan sifat kimia yang terdapat pada hidrogel. Derajat ikatan silang hidrogel dapat diketahui oleh adanya fraksi gel dalam
struktur hidrogel tersebut. Semakin besar fraksi gel berarti semakin banyak ikatan silang yang terjadi antar rantai molekul polimer sehingga kekuatan
mekanik semakin besar. Fraksi gel ini juga secara tidak langsung mencerminkan besar-kecilnya tingkat kerapatan ikatan silang yang terjadi
antar polimer. Fraksi gel dapat diukur dengan cara mengekstraksi hidrogel menggunakan pelarut air pada suhu 90 - 110
C. Fraksi gel dapat dihitung dengan persamaan berikut
Erizal, 1999 : Fraksi gel = W
1
W x 100
Keterangan ; W
1
= bobot kering hidrogel setelah perendaman W
= bobot awal hidrogel sebelum perendaman