Hasil uji kekuatan tarik hidrogel selulosa bakteri – pva hasil iradiasi
waktu tidak dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam sediaan. Jenis matriks yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis matriks hidrofilik.
Matriks hidrofilik akan membentuk lapisan gel hidrofilik saat mengalami kontak dengan medium. Adanya lapisan gel dapat menahan pelepasan obat
lebih lama. Lapisan gel berfungsi sebagai penghalang disekeliling matriks yang
mengontrol pelepasan obat dari dalam matriks dan penetrasi cairan ke dalam matriks. Semakin kuat dan tebal lapisan gel maka penetrasi cairan
semakin sulit dan jumlah obat yang berdifusi keluar matriks menjadi semakin sedikit.
Dari penelitian ini diketahui bahwa matriks selulosa bakteri – pva 6 mampu menahan pelepasan vitamin c lebih lama dari pada matriks
selulosa bakteri – pva 2 . Setelah dilakukan uji difusi selama 1 jam diperoleh persentase pelepasan vitamin c untuk selulosa bakteri – pva 2
adalah 80,62 , selulosa bakteri – pva 4 adalah 64,26 , selulosa bakteri – pva 6 adalah 39,28 . Semakin tinggi konsentrasi PVA
sebagai matriks dalam formula maka akan semakin lama menahan pelepasan obat.
Uji derajat keasaman atau kebasaan pH merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan pada pengujian sediaan topikal, karena
pH mempengaruhi efektivitas, stabilitas, dan kenyamanan penggunaan pada kulit. Apabila bersifat basah tidak masuk pada rentang pH kulit 4,5 –
6,5 akan mengakibatkan kulit terasa licin, cepat kering, dan dikhawatirkan akan mempengaruhi elastisitas kulit, namun apabila bersifat
asam dengan rentang pH di bawah rentang pH kulit akan mengakibatkan kulit mudah teriritasi iswari, dkk, 2007. Dari hasil pengamatan pH
dengan menggunakan alat uji pH meter hidrogel selulosa bakteri – PVA + Vit.C mempunyai pH 6,19.