1 Efisiensi
Pada umumnya setiap guru menyikapi adanya keterbatasan waktu mengajar di kelas sebagai kekurangannya yang harus mereka
terima, tanpa mengetahui apakah semua siswa telah memahami materi yang telah diajarkan. Terlebih lagi jika guru menggunakan metode
ceramah maka waktu yang diberikan tidak akan cukup untuk menyampaikan materinya.
Beda halnya jika guru menggunakan pendekatan active learningsebelumnya guru telah mempersiapkan secara matang dan
sistematis tentang apa yang akan disampaikannya. Dengan demikian waktu yang tersedia akan terpakai secara lebih efesien.
2 Efektivitas
Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana siswa memahami pelajaran dan sejauh mana tujuan
pembelajaran telah dicapai. Kegiatan pembelajaran dapat dianggap efektif jika skor yang dicapai siswa telah memenuhi batas minimal
kompetensi yang telah ditentukan. Dan kompetensi yang dimaksud tidak terbatas dalam tataran teoritis tetapi tercermin dalam tataran
kehidupannya.
10
Pengunaan pendekatan active learning akan lebih menunjukkan efektivitas pembelajaran dengan melihat keaktifan siswa di kelas.
Sehingga guru dapat mengetahui apa saja yang belum tercapai dan dapat segera diperbaikinya.
3 Keterlibatan peserta didik
Keterlibatan peserta didik akan sangat dipengaruhi oleh tantangan
yang dapat
membangkitkan motivasinya
dalam pembelajaran. Pembelajaran active learning umumnya dapat
10
Hamzah B Uno dan Nurdin Mohamad, Op. cit,. h. 173
memberikan stimulus atau rangsangan belajar lebih instensif dibandingkan metode ceramah.
Ciri-ciri di atas merupakan sebagian kecil dari hakikat belajar active learning dalam praktek pengajaran. Untuk dapat mewujudkan
ciri-ciri di atas memang bukan hal yang mudah tapi perlu pengenalan teori dan keberanian seorang pendidik untuk menguasai pembelajaran
dengan pendekatan active learning agar kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
d. Kebaikan pendekatan active learning
Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila guru memiliki kewibawaan di depan kelas dan kehadirannya mampu
mengkodisikan kelas menjadi tenang dan kondusif. Siswa merasa nyaman atas kehadiran guru, bukan malah tertekan dan takut dengan sikap guru yang
pemarah dan tidak bersahabat. Oemar hamalik menyebutkan beberapa kebaikan yang terdapat pada
pembelajaran dengan pendekatan active learning, di antaranya sebagai berikut:
1 Sebagai prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditujukan melalui
keberanian memberikan pendapat tanpa secara eksklusif diminta. 2
Keterlibatan mental dan intelektual dapat diamati dalam bentuk perhatian serta pikiran siswa dengan tugas yang telah dihadapi serta
komitmennya untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik- baiknya.
3 Besarnya peranan guru sebagai fasilitator akan menambah partisipasi
serta tanggung jawab siswa di dalam kegiatan belajar. 4
Belajar dengan pengalaman langsung
5 Meningkatkan kecerdasan emosional dan intelektual maupun sosial
dalam memecahkan masalah, baik yang berkenaan dengan kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
11
e. Kelemahan Pendekatan Active Learning
Berikut adalah beberapa kelemahan dari pendekatan active learning seperti yang disebutkan oleh Oemar Hamalik, di antaranya:
1 Diskusi tidak dapat diramalkan, jika kepemimpinan diskusi tidak
produktif mungkin saja diskusi akan mengarah ke tujuan lain. 2
Membentuk pengaturan fisik seperti kursi, dan meja 3
Dapat menjadi
palsu jika
pemimpin mengalami
kesulitan mempertemukan berbagai pendapat padahal dia telah mengetahui
jawaban yang diinginkan, sehingga ia menolak pendapat orang lain. 4
Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa
2. Metode Poster Comment
a. Pengertian metode poster comment
Metode ini merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran aktifatau active learning. Metode ini sering juga disebut sebagai
metodemengomentari gambar, yakni suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa yang
terkandung dalam suatu gambar.
12
Gambar tersebut tentu saja harus berkaitan denganpencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran.
Metode ini bertujuan untuk menstimulasi dan meningkatkan kreaktifitas dan mendorong penghayatan siswa terhdap suatu permasalahan.
Dalam metode ini siswa di dorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang gambar atau poster.
11
Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007 h. 142
12
A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press, 2008, hlm.
183