besar, dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan
metaphorical thinking lebih baik dari pada kemampuan representasi matematis siswa kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan
konvensional.
B. Pengujian Persyaratan Hipotesis 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas menggunakan uji Chi-Square pada taraf signifikansi α = 0,05.
Uji normalitas diperoleh dari data hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil pengujian normalitas data posttest kelas eksperimen
diperoleh nilai
2 hitung
= 3,19 dan untuk kelompok control diperoleh nilai
2 hitung
= 2,17 lampiran 24. Dari tabel nilai kritis uji Chi-Square
diperoleh nilai
2 tabel
untuk kelas eksperimen dengan n = 27 pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah
5,99 dan untuk kompok kontrol dengan n = 29 pada taraf signifikansi α = 0,05
adalah 7,82. Dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, nilai
2 hitung
≤
2 tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data
Posttest Statistik
Eksperimen Kontrol
Jumlah sampel N 27
29 Mean
̅
61,69 53,14
Simpangan baku S 17,86
13,58
2 hitung
3,19 2,17
2 tabel
5,99 7,82
Kesimpulan Normal
Normal
Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians
kedua kelompok tersebut.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari skor pada kedua kelompok populasi. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan uji Fisher dengan taraf signifikan . Dari hasil
perhitungan diperoleh F
hitung
=1,728, dan dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang adalah 28 dan penyebutnya 26, diperoleh nilai F
tabel
=1,897 lampiran 25. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Representasi Matematis
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelas
Jumlah Sampel
Varians s
2
F
hitung
F
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 27
318,85 1,728
1,897 Terima H
Kontrol 29
184,48 Karena F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
1,728 1,897 maka H diterima,
artinya kedua varians populasi homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis ternyata sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Ada
pun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t
hitung
= 2,026 lampiran. Nilai t tabel diperoleh dengan melihat tabel distribusi t
dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan = 54 diperoleh nilai t
tabel
= 2,0048. Secara ringkas, hasil perhitungan uji-t dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji-
t Derajat Kebebasan
dk Taraf Signifikan
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
54 0,05
2,026 2,0048
Tolak H
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa t
tabel
t
hitung
2,0048 2,026 maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
dierima, berikut sketsa kurvanya:
Gambar 4.3 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa t
hitung
tidak berada pada daerah penerimaan H
1
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima dengan taraf signifikansi 5. Hal ini berarti bahwa kemampuan representasi
matematis siswa kelompok eksperimen yang diberikam pembelajaran menggunakan pendekatan metaphorical thinking lebih tinggi dari pada
kemampuan representasi matematis siswa kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metaphorical thinking memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan representasi
matematis siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan rata-rata kemampuan representasi matematis antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal
tersebut menunjukkan bawa pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking lebih efektif dari pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
Hal ini dikarenakan pendekatan pembelajaran metaphorical thinking mendorong siswa untuk mampu merepresentasikan ide-ide matematis dari permasalahan yang
diberikan. Selain itu pada pembelajaran dengan pendekatan metphorical thinking
ini setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan gagasan dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri karena kegiatan pembelajaran berpusat
pada siswa student centered, dimana guru hanya menjadi fasilitator yang berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Berbeda
dengan pembelajaran
yang menggunakan
pendekatan konvensional,
pembelajarannya masih terpusat pada guru teacher centered, siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru, serta siswa tidak memiliki kesempatan
yang cukup untuk merepresentasikan gagasan-gagasan yang ia miliki, sehingga kemampuan representasi matematis siswa tidak berkembang.
1. Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Penelitian dilakukan dalam beberapa pertemuan dengan materi ajar bangun datar segi empat. Pada kelompok eksperimen, pembelajaran lebih berpusat pada
siswa, karena pada setiap pertemuannya siswa belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam bahan ajar yang berupa Lembar
Kerja Kelompok LKK. Pendekatan pembelajaran metaphorical thinking terdiri dari beberapa tahapan, yaitu siswa diberi permasalahan kontekstual, membuat
metafora, membuat model dari permasalahan, dan menyimpulkan. Tahapan pertama pendekatan pembelajaran metaphorical thinking adalah
siswa diberi permasalahan kontekstual. Pada tahap ini siswa diberi stimulus untuk merepresentasikan ide-ide matematis berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
siswa. Permasalahan disajikan dalam Lembar Kerja Kelompok LKK. Tahapan kedua, siswa mengidentifikasi konsep-konsep utama. Pada tahap
iini siswa mengumpulkan data dan informasi yang terdapat pada permasalahan kontekstual yang diberikan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan pada lembar kerja kelompok. Pada tahap ini siswa dilatih untuk merepresentasikan informasi kedaam bentuk gambar, simbol-simbol aljabar, atau
pun kata-kata. Pada pertemuan awal, siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKK yang diberikan, meskipun peneliti sudah menjelaskan petunjuk
pengerjaan serta hal-hal apa saja yang harus diperhatikan. Tampak jelas bahwa siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah,