Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

menggabungkan potongan kue yang berbentuk segitiga siku-siku dan trapesium siku-siku tersebut sedemikian hingga berbenuk persegi panjang. Dari gambar di atas terlihat bahwa sebenarnya siswa memiliki potensi dan kemampuan merepresentasikan ide-ide matematis yang merupakan hasil pemikirannya, hanya saja mereka memerlukan situasi pembelajaran yang medukung dan dapat menstimulusnya. Pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking ini memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis mereka. Gambar 4.6 Contoh Hasil Representasi Siswa Berupa Ekspresi Matematis Gambar 4.3 merupakan salah satu contoh hasil kerja siswa pada LKK 6 lampiran dalam menemukan rumus luas belah ketupat menggunakan rumus luas persegi panjang yang melibatkan ekspresi matematis. LKK 6 ini berisi permasalahan dalam menurunkan rumus luas belah ketupat dan layang-layang. Siswa harus menganalisis permasalahan berupa gambar untuk menemukan cara memodifikasi belah ketupat sehingga berbentuk persegi panjang. Setelah membuat modifikasi yang tepat, kemudian siswa membuat persamaan matematis dengan mengaplikasikan konsep luas persegi panjang. Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa siswa masih belum terbiasa menyelesaikan permasalahan secara sistematis. Tampak bahwa siswa memberikan tanda sama dengan = untuk menyatakan panjang tepat di bawah tanda sama dengan yang menyatakan luas persegi panjang. Seharusnya siswa tidak menuliskan tanda sama dengan pada bagian itu. Tahapan ketiga, siswa diminta membuat metafora untuk mengilustrasikan suatu konsep. Pada tahap ini siswa diminta memetaforakan suatu konsep seperti yang peneliti contohkan pada tahap penyajian masalah kontekstual. Siswa diminta saling bertukar metafora dengan teman sekelompoknya, kemudian mendiskusikan metafora yang tepat untuk mengilustrasikan suatu konsep. Gambar berikut menunjukkan salah satu contoh metafora siswa. Gambar 4.7 Contoh Hasil Metafora Siswa Gambar 4.4 tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki potensi dalam mengilustrasikan suatu konsep. Pada lembar kerja kelompok tersebut, kelompok ini menunjukkan bahwa mereka mampu membuat metafora yang mengilustrasikan bahwa panjang sisi-sisi yang berhadapan dan sejajar pada persegi panjang adalah sama panjang. Pada jawaban kelompok ini, mereka mengilustrasikan kesamaan panjang sisi-sisi yang berhadapan dengan kecepatan tukang cat yang mengecat pinggiran lapangan. Tahapan terakhir adalah penyimpulan. Pada tahap ini peneliti bersama siswa menyimpulkan kembali konsep-konsep apa saja yang telah dipelajari dan menanyakan siswa mengapa memilih metafora tersebut dalam mengilustrasikan konsep. Sedangkan dalam kelompok kontrol, siswa diberi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional. Pembelajaran konvensional yang biasa digunakan oleh guru matematika di MTsN Tangerang II Pamulang adalah pembelajaran yang menggunakan metode ekspositori yang berorientasi pada guru, dimana guru menjelaskan materi dan siswa diminta menyimak dan mencatat penjelasan yang diberikan, kemudian siswa diberikan contoh-contoh soal. Peneliti pun menggunakan metode ekspositori yang digunakan di sekolah tersebut. Hanya saja pada bagian pemberian contoh-contoh soal peneliti memberikan contoh- contoh soal yang mengandung indikator representasi matematis.

2. Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematis Siswa

Pada akhir pembelajaran dengan materi “Bangun Datar Segiempat” baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan posttest dengan instrumen soal yang sama untuk mengetahui kemampuan representasi matematisnya. Kemampuan representasi matematis siswa dapat dilihat dari jawaban siswa pada lembar jawaban posttest. Berdasarkan data hasil posttest, perbedaan rata-rata hasil kemampuan representasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran metaphorical thinking lebih baik dari pada pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional. Berdasarkan analisis data hasil penelitian terdapat perbedaan signifikan pada kemampuan representasi matematis siswa yang diberikan pembelajaran dengan pendekatan metaphorical thinking dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran memberikan hasil yang berbeda pada kemampuan representasi matematis siswa. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kemampuan representasi matematis yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari tiga indikator, yaitu kemampuan representasi berupa gambar visual, ekspresi matematis, dan teks tertulis.

a. Kemampuan representasi berupa gambar representasi visual

Dari soal posttest yang diberikan, soal yang memperlihatkan bagaimana kemampuan representasi visual siswa adalah soal nomor 3a, 4a, dan 5a. Soal nomor 3a: Dalam jajargenjang PQRS, PQ diperpanjang sampai T dan RS diperpanjang sampai U sedemikian hingga QT = SU. Gambarlah perpanjangan PQ dan RS.  Cara menjawab siswa kelompok eksperimen: Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen Soal Nomor 3a Indikator Visual  Cara menjawab siswa kelompok kontrol: Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Kontrol Soal Nomor 3a Indikator Visual Pada soal posttest nomor 3a, siswa ditugaskan untuk membuat gambar perpanjangan garis sejajar pada bangun jajargenjang dengan panjang perpanjangan garis yang sama. Pada dasarnya, jawaban kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda. Soal nomor 4 a: Diketahui trapesium PQRS dengan PQ sejajar RS, sudut P = sudut Q, dan garis m merupakan sumbu simetri trapesium PQRS. Gambarlah trapesiuim PQRS tersebut.  Cara menjawab siswa kelompok eksperimen: Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen Soal Nomor 4a Indikator Visual  Cara menjawab siswa kelompok kontrol: Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Kontrol Soal Nomor 4a Indikator Visual Pada soal posttest nomor 4a, siswa ditugaskan untuk menggambar trapesium sesuai dengan informasi yang diketahui pada soal. Pada jawaban kelompok eksperimen, siswa mampu menggambar sesuai dengan informasi yang diketahui, dalam menggambar pun siswa kelompok eksperimen menggunakan penggaris sehingga terlihat lebih rapih. Sedangkan jawaban pada kelompok kontrol terlihat bahwa siswa tidak sepenuhnya menggambarkan informasi yang diketahui dan dalam menggambar pun siswa kelompok kontrol hanya menggunakan presisi tanpa alat ukur sehingga terlihat tidak rapih. Soal nomor 5 a: Diketahui titik-titik koordinat O0, 0, A-2, 3, B-4, 0, dan C-2, -5. Gambarlah titik-titik koordinat OABC.  Cara menjawab siswa kelompok eksperimen: Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen Soal Nomor 5a Indikator Visual  Cara menjawab siswa kelompok kontrol: Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Kontrol Soal Nomor 5a Indikator Visual Pada soal posttest nomor 5a, siswa ditugaskan untuk menggambarkan titik- ttik koordinat sesuai informasi yang diketahui. Pada jawaban kelompok eksperimen siswa mampu membuat gambar dengan benar dan lengkap, serta