sehingga membuat kondisi atau badan ibu menjadi baik. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Evans 1996 yang dilakukan terhadap
10 pekerja yang telah berusia tua, didapatkan bahwa olahraga telah terbukti efektif meningkatkan daya tahan otot tubuh seseorang Zulfiqor,
2010. Kesegaran jasmani dan kemampuan fisik dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga karena dapat melatih fungsi-fungsi otot sehingga
keluhan otot jarang terjadi Hairy, 1989 dan Genaidy, 1996 dalam Tarwaka, 2004.
c. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas fisik dan kondisi fisik tenaga kerja Kantana, 2010. Menurut Zakaria dan
Bachrudin 2010, status gizi ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu.
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan
asupan kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat dan vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi responden sebagian besar memiliki status gizi normal yaitu 50. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis hubungan antara status gizi dengan keluhan musculoskeletal disorders diketahui bahwa responden yang lebih banyak
mengalami keluhan Musculoskeletal disorders adalah responden yang memiliki status gizi normal yaitu 84,2. Berdasarkan hasil uji statistik,
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan keluhan musculoskeletal disorders pada ibu menyusui.
Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Poli 2013 bahwa pada pekerja tenaga kerja bongkar tidak ada hubungan antara status gizi
dengan keluhan musculoskeletal disorders dimana nilai p value sebesar 0,054. Penelitian yang dilakukan oleh Abuzar 2012, menyatakan bahwa
pada mahasiswa tidak ada hubungan antara status gizi dengan keluhan musculoskeletal disorders dimana p value sebesar 0,082. Keluhan sistem
muskuloskeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih disebabkan oleh kondisi keseimbangan struktur rangka di dalam menerima beban, baik
beban berat tubuh maupun beban tambahan lainnya Tarwaka, 2010. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan keluhan
musculoskeletal disorders dikarenakan banyak ibu menyusui memiliki status gizi normal. Vessy 1990 dalam Tarwaka 2010, menyatakan
bahwa wanita yang gemuk mempunyai resiko dua kali lipat dibandingkan wanita kurus. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan keluhan
musculoskeletal disorders juga dapat dimungkinkan karena timbulnya keluhan musculoskeletal disorders yang disebabkan oleh faktor-faktor
lain seperti kesegaran jasmani, posisi menyusui, lama menyusui, berat badan bayi dll.
Tinggi badan dan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan tejadinya keluhan otot skeletal. Berat badan yang
berlebihan overweight obesitas menyebabkan tonus otot abdomen
lemah, sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdorong ke depan dan menyebabkan lordosis lumbalis, akan bertambah yang kemudian
menimbulkan kelelahan pada otot paravertebrata, hal ini merupakan resiko terjadinya LBP. Van Dieen, 1997 dalam Kantana, 2010.
Walaupun tidak ada hubungan antara status gizi dengan keluhan musculoskeletal disorders, namun upaya meminimalisasi alangkah
baiknya ibu menyusui yang memiliki status gizi gemuk dan kurus untuk menjaga kesehatannya dan melakukan olahraga.
d. Masa Menyusui
Masa menyusui adalah faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang menyusui bayinya. Terkait dengan hal tersebut, MSDs
merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan bermanifestasi Kantana, 2010. Dari hasil penelitian
diperoleh rata-rata massa menyusui yaitu 3 bulan. Massa menyusui yang lama yaitu 6 bulan dan massa menyusui dini yaitu 1 bulan. Hasil analisis
bivariat yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa massa menyusui dan mengeluh sebesar 33 orang. Sedangkan masa menyusui dan tidak
mengeluh sebesar 5 orang. Nilai P value yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 0,289
P0,05 artinya tidak ada hubungan antara massa menyusui dengan keluhan MSDs pada ibu menyusui. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setyaningsih dan Jayanti, 2008 bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja wanita pemetik melati dengan kejadian CTS
dimana P value yang di dapatkan sebesar 0,187 P0,05. Penelitian yang dilakukan Setyaningsih dan Jayanti 2013 bahwa pada pembuat wajan
tidak ada hubungan antara masa kerja dengan MSDs. Tidak ada hubungannya dikarenakan massa menyusui ibu masih
tergolong menyusui dini. Kemungkinan faktor usia berpengaruh, ibu yang berusia muda kemungkinan masa menyusuinya masih dini
dikarenakan bayi yang dilahirkan baru lahir sehingga belum mempunyai pengalaman pemberian ASI ekslusif. Selain itu kemungkinan pada data
cenderung homogen. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama Yuliarti, 2010 dalam
Siagian, 2011. Semakin lama waktu bekerja atau semakin lama seseorang terpajan faktor risiko MSDs ini maka semakin besar pula risiko
untuk mengalami MSDs Guo, 2004 dalam Kantana, 2010.
113
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 38 ibu menyusui di
kelurahan pisangan, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1.
Gambaran keluhan musculoskeletal diorders pada ibu menyusui dibawah enam bulan di kelurahan pisangan sebanyak 86,8.
2. Gambaran faktor pekerjaan pada ibu menyusui 0 sampai 6 bulan di kelurahan
pisangan posisi tubuh menyusui berada pada level 4 yaitu sebesar 86,8, rata-rata lama menyusui yaitu 24,53 menit, rata-rata berat badan bayi yaitu
6,1 kg 3.
Gambaran faktor individu pada ibu menyusui 0 sampai 6 bulan di kelurahan pisangan yaitu usia pada ibu menyusui
≤ 35 tahun = 86,8, kebiasaan merokok tidak merokok = 97,4, kesegaran jasmani kurang =81,6,
status gizi normal= 50. 4.
Tidak ada hubungan antara faktor pekerjaan dengan musculoskeletal disorders seperti posisi tubuh menyusui p value = 0,350, lama menyusui p
value = 0,374 dan berat badan bayi p value = 0,783 5.
Tidak ada hubungan antara faktor individu dengan musculoskeletal disorders seperti usia p value = 0,120, status gizi p value = 0,800, Ada hubungan
antara faktor individu dengan musculoskeletal disorders seperti pada variabel kesegaran jasmani dengan nilai p value sebesar 0,035.
7.2 SARAN
1. Bagi Ibu Menyusui
a. Disarankan untuk Ibu menyusui agar rutin untuk melakukan olahraga.
b. Disarankan untuk ibu menyusui agar waktu pada saat tidak menyusui
dapat di gunakan untuk beristirahat. c.
Disarankan untuk ibu menyusui agar menggunakan posisi menyusui dengan duduk. Posisi duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan
tegak menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2. Bagi Puskesmas
a. Disarankan untuk puskesmas agar mengadakan kegiatan olahraga untuk
ibu-ibu seperti senam di setiap posyandu, agar dapat mengurangi keluhan musculoskeletal disorders.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a.
Peneliti selanjutnya diharapakan dapat meneliti variabel lainnya seperti faktor lingkungan.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi keluhan
musculoskeletal disorders.
DAFTAR PUSTAKA
Abuzar. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Pada Upper Limb Extremities Mahasiswa Ketika Proses Belajar Mengajar Di Kelas
Di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtulloh Jakarta Tahun 2012. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtulloh Jakarta.
Abdillah, Fikri. 2013. Analisis Postur Kerja Dengan Metode RULA Pada Pekerja Kuli Angkut Buah Di Agen Ridho ILLAHI Pada Johar Kota Semarang. Semarang.
FKM UNDIP Agustina, Fadilla. 2012. Gambaran Posisi Menyusui yang Paling Sering dilakukan Ibu
di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan
Anggrita, Kiki. 2009. Hubungan Karateristik Ibu menyusui terhadap pemberian ASI Ekslusif Di wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009. Medan:
Universitas Sumatera Utara Medan. Angsuko, Vidya, Dhames. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui
dengan Perilaku Menyusui Bayi Usia 0-6 bulan di bidan Yuda, Klaten. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cetakan keempat
Arifah, Nur. 2010. Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi Ekslusif Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Aryanti. 2006. Hubungan antara Intensitas Penerangan dan Suhu Udara dengan
Kelelahan Mata Karyawan pada bagian Administrasi di PT. Hutama Karya Wilayah IV Semarang.
Astuti, Sri. 2009. Gambaran Mengenai Tingkat Faktor Risiko Msds Pada Pekerja, Khususnya Pada Tubuh Bagian Atas. Depok: FKM UI.
Bridger, R.S. 2003. Introduction to Ergonomics. USA: Taylor and Francis. Chaffin et.al. 1991. Second Edition. Occupational Biomechanics. John Wiley
Sons.Inc : New York.
Cohen, Alexander L. et al. 1997. Elements of Ergonomics Programs. A Primer Based on Workplace Evaluation of Musculoskeletal Disorders. Amerika: U.S Department
of Health and Human Services. NIOSH. Dalimunthe, Almira, Sally. 2011. Faktor-Faktor Kegagalan Pemberian Asi Ekslusif
Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Kisaran Barat Kota Kisaran. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dewi, Fadillah. 2008. Tinjauan Risiko Ergonomi Musculoskeletal Disorder MSDs pada aktifitas Perawat IGD Rumah Sakit Tria Dipa, Tahun 2008. Depok : FKM
UI Jakarta. Fitriyani Intan Putri Utari, 2009. Analisis Tingkat risiko terjadinya Musculoskeletal
Disorders MSDs pada Proses Reaching Departemen Weaving PT.Unitex 2009. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.
Grandjean, E.1993 .“Fitting the task to the man”. A Textbook of Occupational
Ergonomics. 4th Ed. London. Taylor Francis. Harnowo, Agus, Putro, 2013. Berat Badan Naik Saat Umur Sebulan, Tanda Bayi Bakal
Jadi Pintar. Jakarta. http:health.detik.comread2013061810551922765421300berat-badan-naik-
saat-umur-sebulan-tanda-bayi-bakal-jadi-pintar. Diakses pada tanggal 22 agustus 2013.
Hikmawati, Isna, 2008. Faktor-Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua Bulan di Kabupaten Banyumas. Semarang: Program Pascsarjana Universitas
Diponegoro. Hendra Suwandi Rahardjo, 2009. Risiko Ergonomi Dan Keluhan Musculoskeletal
Disorders MSDs Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. Depok: FKM UI Jakarta. Humantech Inc. 1995. Applied Ergonomic Training Manual. Berkeley Vale Australia:
Protector and Gamble Inc. Humantech. 2003. Applied Ergonomics Training Manual. 2nd edition. Humantech Inc :
Berkeley Australia. Indarwati,
2012. Cara
Mengenal Kecukupan
ASI. http:www.stikes-
aisyiyah.ac.idindex.phpp3martikel-kesehatan268-cara-mengenal-kecukupan- asi diakses pada tanggal 28 juli 2013.
Ikrimah, Nur. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskletal Disorders MSDs pada Pekerja Konveksi Sektor Usaha Informal di Wilayah
Ketapang Cipondoh Tangerang Tahun 2009. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.
Karuniasih. 2009. Tinjauan Faktor Risiko Dan Keluhan Subjektif Terhadap Timbulnya Muskuloskeletal Disorders Pada Pengemudi Travel X Trans Tujuan Jakarta-
Bandung Tahun 2009. Depok: FKM UI. Kurniawati, Ita. 2009. Tinjauan Faktor Risiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif
Terhadap Terjadinya Gangguan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pabrik Proses Inspeksi Kain, Pembungkusan dan Pengepakan di Departemen PPC PT
Southern Cross Textile Industry Ciracas Jakarta Timur tahun 2009. FKM UI Jakarta
Mugi, Nursatya. 2008. Risiko MSDs pada pekerja Catering di PT.Pusaka Nusantara Jakarta Tahun 2008. FKM UI Jakarta.
M.N, Bustan. 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta. Jakarta. Maijunidah, Emi, 2010. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Musculoskeletal
DisordersMSDs Pada Pekerja Assembling PT.X Bogor tahun 2010. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarief Hidayatullah.
Muchsin, Said, 2012. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Musculoskeletal DisordersMSDs Pada Pekerja Mekanik Di Elektrik Truck Section PT.Kaltim
Prima Coal Tahun 2012. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarief Hidayatullah.
Munawwarah, Azizatul. 2010. Perubahan-Perubahan Pada Masa Nifas Sistem Reproduksi,
Sistem Perkemihan,
Sistem Pencernaan,
Dan Sistem
Muskuloskeletal. Bogor: Akademik Kebidanan. Murtopo, Ichwan dan sarimurni. 2005. Pengaruh Radiasi Layar Komputer terhadap
Kemampuan Daya Akomodasi Mata Mahasiswa Pengguna Komputer di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi,
volume 6 No. 2 ; 153-163.
NIOSH.1997. Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors:A Critical Review of Epidemiologic Evidence for Work Related Musculoskeletal Disorders.
Octarisya, Mega. 2009. Tinjauan Risiko Ergonomi Musculoskeletal Disorder MSDs pada aktifitas Manual Handling Di Departemen Operasional PT.Repex Tahun
2009. Depok: FKM UI Jakarta.