berisiko apabila dialukan gerakan berulangfrekuensi sebanyak 30 kali dalam semenit dan sebanyak 2 kali permenit untuk anggota tubuh seperti
bahu, leher, punggung dan kaki Humantech, 1995 dalam Octarisya, 2009.
Menurut Soetjiningsih 1997 mengatakan bahwa ibu menyusui diperbolehkan menyusui selama 15-20 menit. Menurut Soetjiningsih
1997 mengatakan bahwa bayi yang sehat akan mengosongkan satu payudara sekitar 5-10 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Bayi biasanya menyusui sebanyak 10-12 kali dalam sehari. klikdokter, 2009 dalam Sari, 2009.
c. Beban
Beban adalah jumlah usaha fisik yang digunakan untuk melakukan pekerjaan seperti mengangkat benda berat. Jumlah tenaga
bergantung pada tipe pegangan yang digunakan, berat obyek, durasi aktivitas, posisi tubuh dan jenis dari aktivitasnya. Massa bebanobjek
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan otot rangka Soleha, 2009. Gaya yaitu beban yang harus ditanggung oleh
anggota tubuh pada saat melakukan posisi janggal. Besarnya beban akan berpengaruh terhadap besarnya tekanan intra discus pada tulang belakang
Dewi, 2008. Beban adalah istilah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti contoh, banyak kekuatan untuk membuka atau harus memaksa
membuka pintu di musim dingin harus juga memiliki kekuatan mekanik Jacob, 1999 dalam penelitian Muchsin, 2012. Menurut ILO, beban
maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh seseorang adalah 23- 25 kg Kurniawati, 2009. Menurut Departemen Kesehatan 2009 dalam
penelitian Muchsin 2012 mengatakan bahwa mengangkat beban sebaiknya tidak melebihi dari aturan yaitu laki-laki dewasa sebesar 15-20
kg dan wanita 16-18 tahun sebesar 12-15 kg.
2.3.2. Faktor Individu
a. Usia
Chaffin 1979 dan Guo et.al 1995 dalam Tarwaka 2010 menjelaskan bahwa pada umumnya keluhan sistem muskuloskeletal
mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Guo, et.al 1995 dalam Tarwaka 2010 menjelaskan bahwa keluhan pertama biasanya
dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
. Betti’e, et.al 1989 dalam Tarwaka 2010 telah melakukan studi tentang kekuatan statis otot untuk pria dan
wanita dengan usia 20 sampai dengan diatas 60 tahun., penelitian difokuskan untuk lengan, punggung dan kaki. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekuatan otot maksimal terjadi pada saat usia antara 20-29 tahun, selanjutnya terus terjadi penurunan sejalan dengan
bertambahnya usia. Pada saat usia mencapai 60 tahun, rata-rata kekuatan
otot menurun sampai 20 . Pada saat kekuatan otot mulai menurun inilah maka resiko terjadinya keluhan otot akan meningkat.
Menurut Bridger, 2003 menyebutkan bahwa sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini
mulai terjadi di saat seseorang berusai 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan
menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang.
Riihimaki, et.al 1989 dalam Tarwaka 2010 menjelaskan bahwa usia mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan keluhan sistem
musculoskeletal, terutama untuk otot leher dan bahu, bahkan ada beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa usia merupakan penyebab
utama terjadinya keluhan otot. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wulandari 2011 pada
pekerja penjahit, dijelaskan bahwa 15 pekerja mengalami keluhan MSDs. Hasil yang didapatkan pada penelitian Jayanti dan Setyaningsih 2013,
bahwa responden yang berusia ≥30 tahun yang mengalami keluhan MSDs. Menurut penelitiannya Penelitian yang dilakukan oleh
Suriyatmini 2011 pada pekerja manual handling di bagian produksi PTMI paling banyak terjadi pada kelompok pekerja yang berusia 30-45
tahun43 dibandingkan dengan kelompok usia yang lain.
b. Massa Kerja
Masa kerja merupakan faktor risiko dari suatu pekerja yang terkait dengan lama bekerja. Masa kerja sangat mempengaruhi seorang pekerja
untuk meningkatkan risiko terjadinya musculoskeletal disorders terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja tinggi
Karuniasih, 2009. Masa kerja adalah faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja disuatu perusahaan. Terkait dengan hal
tersebut, MSDs merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan bermanifestasi Kantana, 2010.
Ohlssson et.al 1989 dalam Zulfiqor 2010 menyebutkan terjadinya peningkatan derajat keeratan OR antara nyeri pada leher dan
bahu dengan masa kerja yang bergantung pada usia kerja. Sebuah studi yang dilakukan Boshuizen et al dalam Jayanti dan Setyaningsih 2013
menjelaskan bahwa seseorang yang bekerja lebih dari 5 tahun meningkatkan risiko terjadinya back pain dibandingkan kurang dari 5
tahun paparan. Hal ini dikarenakan pembebanan tulang belakang dalam waktu lama mengakibatkan rongga diskus menyempit secara permanen
dan juga mengakibatkan degenerasi tulang belakang yang akan menyebabkan nyeri punggung bawah kronis.
Berdasarkan penelitian dari Jayanti dan Setyaningsih 2013 menyatakan kelompok responden yang paling banyak mengalami keluhan
yaitu pada masa kerja responden lebih dari 5 tahun yaitu 72,7.
Berdasarkan penelitian Munir 2008 menyatakan terdapat pekerja yang memiliki lama kerja lebih dari 11 tahun sedangkan pada keluhan MSDs
paling sedikit terdapat pada pekerja yang memiliki lama kerja 6-10 tahun. Selain itu pada lama kerja lebih dari 10 tahun hampir seluruhnya berusia
31-50 tahun, karena biasanya keluhan musculoskeletal disorder mulai dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia. c.
Kebiasaan Merokok Boshuizhen, et.al 1993 dalam Tarwaka 2010 menyebutkan
hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot.
Hal ini sebenarnya terkait erat dengan kondisi kesegaran tubuh seseorang. Kebiasaan seseorang merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-
paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang
bersangkutan harus melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah,
pembakaran karbohrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
Meningkatnya frekuensi kebiasaan merokok sangat erat hubungannnya dengan peningkatan keluhan otot yang dirasakan. Risiko
meningkat 20 untuk tiap 10 batang rokok per hari. Mereka yang telah