Skor Posisi Group B

Kuesioner Nordic Body Map meliputi 28 bagian otot-otot skeletal pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot leher sampai dengan bagian paling bawah yaitu otot dan kaki Tarwaka,2010. Melalui kuesioner Nordic Body Map maka akan dapat diketahui bagian-bagian otot-otot yang mengalami gangguan kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah tidak ada keluhancedera sampai dengan keluhan tingkat tinggi keluhan sangat sakit Tarwaka, 2010. Pengukuran gangguan otot skeletal dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map sebaiknya digunakan untuk menilai tingkat keparahan gangguan otot skeletal individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau kelompok sampel yang dapat merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Penilaian dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan menggunakan dua jawaban yaitu YA ada keluhan atau rasa sakit pada otot skeletal dan TIDAK tidak ada keluhan atau rasa sakit pada otot skeletal.

2.5 Pengendalian Keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs

Langkah-langkah untuk mengatasi keluhan Musculoskeletal Disorder MSDs berdasarkan rekomendasi dari Occupational Safety and Health Administration OSHA, tindakan ergonomi untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah melalui dua cara yaitu Tarwaka et.al, 2010 : 2.5.1 Rekayasa Teknik Rekayasa teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa alternative sebagai berikut: a. Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang bisa dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan untuk menggunakan peralatan yang ada. b. Subtitusi yaitu mengganti alatbahan lama dengan alatbahan baru yang aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur penggunaan peralatan. c. Partisi yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja, sebagai contoh, memisahkan ruang mesin yang bergetar dengan ruang kerja lainnya, pemasangan alat peredam getaran. d. Ventilasi yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko sakit, misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas. 2.5.2 Rekayasa Manajemen Rekayasa manajemen dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan sebagai berikut: a. Pendidikan dan pelatihan : diharapkan dengan diadakan upaya ini pekerja akan lebih memahami lingkung dan alat kerja sehingga dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap risiko sakit akibat kerja.

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur

18 117 99

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja bengkel las di Pisangan Ciputat tahun 2010

3 15 93

Faktor-faktor yang berhubungan dengan parsifasi ibu balita ke posyandu di kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur tangerang selatan tahun 2010

9 93 201

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kelelahan Pada Ibu Menusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013

1 9 183

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

Pengaruh Penggunaan Kursi Ergonomis terhadap Kenyamanan Posisi Duduk pada Ibu Menyusui Bayi Usia sampai Enam Bulan di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

0 25 177

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 60