1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun sebagai sarana bagi umat Islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah SWT dengan baik.
Selain itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai aktivitas dakwah, seperti pengajian, tempat bermusyawarah dan kegiatan-kegiatan amal
saleh. Ditinjau dari sudut etimologi, kata masjid berasal dari bahasa Arab yang
memiliki akar kata sa-ja-da yang berarti “sujud” atau menundukan kepala sampai tanah. Kata masjid merupakan kata berasal dari “masjidun”, kata masjidan ini
adalah “isim makan” dari kata sa-ja-da, yakni kata benda yang menunjukan tempat. Dengan demikian, masjid adalah tempat sujud sebagai ungkapan
ketundukan penuh terhadap Allah SWT.
1
al-Qur’an banyak menyebut kata masjid dalam beberapa ayat-ayat-Nya antara lain dalam Surah al-Israa’17: 1 berikut:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
1
Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek Bogor: Titian-Nusa Press, 2010, h. 1.
2
kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kemudian dinyatakan juga dalam Surah al-Baqarah2: 150 berikut:
“Dan dari mana saja kamu keluar. Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu sekalian berada. Maka palingkanlah
wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku saja. Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.”
Demikian juga dijelaskan pada Surah an-Nur24: 36-37 berikut:
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu
petang”. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual
3
beli dari mengingati Allah, dan dari mendirikan sembahyang, dan dari membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang di hari itu hati dan
penglihatan menjadi goncang”. Masjid juga mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam Islam
dalam upaya membentuk pribadi dan kepribadian masyarakat yang Islami. Karena masjid bukan hanya sekedar sebuah tempat kegiatan keagamaan dan kebudayaan,
tapi merupakan suatu tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan masyarakat dan keluarga muslim.
2
Di samping itu, masjid dalam Islam memiliki banyak peran dan fungsi pada zaman Nabi Muhammad SAW, antara lain:
3
1. Tempat pelaksanaan peribadatan 2. Tempat pertemuan
3. Tempat berkonsultasi 4. Tempat kegiatan sosial
5. Tempat pengobatan orang sakit dan 6. Tempat pembinaan umat dan kegiatan dakwah Islamiah
Dari keenam fungsi dan peranan masjid di atas, poin keenam merupakan kegitaan atau aktivitas dakwah. Dalam hal ini, kegiatan dakwah juga merupakan
salah satu kegiatan yang diselenggarakan pengrus masjid Assalaam Bintaro Jaya, Tangerang, yang kita sering sebut dengan pengajian untuk memakmurkan masjid.
Pengajian merupakan suatu istilah yang cukup dikenal oleh masyarakat, istilah ini merujuk pada suatu bentuk kegiatan yang sering dilakuakan oleh
2
Miftah Farid, Masyarakat Ideal Bandung: Pustaka, 1997, h. 205.
3
Miftah Farid, Masyarakat Ideal, h. 10.