Kaitan Pengajian dengan Dakwah

4. Tujuan Pengajian

Pengajian merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan ini dimaksudkan untuk pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan pengajian, sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas pengajian akan sia-sia tiada artinya. Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem, tujuan pengajian merupakan salah satu unsur dakwah, di mana antara unsur dakwah yang satu dengan yang lain saling membantu, mempengaruhi, dan berhubungan sama pentingnya. 27 Bahkan lebih dari itu tujuan pengajian sangat menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga ditentukan atau berpengaruh olehnya. Ini disebabkan karena tujuan pengajian merupakan arah gerak yang hendak dituju seluruh aktivitas dakwah. Adapun tujuan umum pengajian adalah mengajak umat manusia yaitu meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar yang diridhoi Allah SWT, agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. 28 Tujuan khusus pengajian secara operasional dapat dibagi lagi ke dalam beberapa tujuan yakni: 29 a. Menganjurkan dan menunjukkan perintah-perintah Allah SWT. Perintah Allah secara garis besar dapatlah dibagi menjadi dua yakni Islam dan Iman. 27 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 49. 28 Ibid, h. 51. 29 Ibid, h. 55–56. b. Menunjukkan larangan-larangan Allah SWT. Larangan ini meliputi larangan-larangan yang bersifat perbuatan atau amaliah, dan perkataan atau qauliah. c. Menunjukkan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau bertaqwa kepada Allah SWT. d. Menunjukkan ancaman Allah SWT bagi kaum yang ingat kepada-Nya. Jadi tujuan pengajian adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah SWT. 30 Karena terpenuhinya kebutuhan spiritual bagi setiap individu khususnya dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluk dan diyakininya akan dapat mewujudkan dengan memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk menganut dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa adanya kecurigaan maupun tekanan dari berbagai pihak.

5. Unsur-Unsur Pengajian

Dalam aktivitas atau kegiatan dakwah seperti pengajian, perlu diperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam pengajian itu sendiri, dengan bahasa lain adalah komponen-komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan pengajian. Dan komponen-komponen tersebut adalah; a. Da’i Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Di Indonesia orang yang berdakwah selain dipanggil dengan istilah da’i dan muballigh, juga digunakan istilah ustadz, ustadzah, kyai, ajengan, dan lain-lain. 30 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah Jakarta: Logos, 1997, h. 55. Dai sebagai subjek pengajian dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 31 1 Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang mukallaf di mana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah: “Sampaikan walau satu ayat”. Hal ini dapat dilihat dalam surah at- Taubah9: 71 berikut:   9                             Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah SWT ; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 2 Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan panggilan ulama. Hal ini juga dapat dipahami dalam Surah ali-‘Imron3: 104 berikut:                 Artinya: 31 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 19.