Respons Afektif Tabel. 11 Respons Jamaah terhadap Metode Pengajian

memperkirakan kesesuaian antara pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan. 8 Maka hal tersebut menunjukkan bahwa stimulus respons yang diperoleh rata-rata responden dari data-data di atas menghasilkan tanggapan yang positif sehingga metode penyampaian pesan dakwah yang digunakan oleh da’i disukai oleh jamaah dan mereka antusias mendengarkan penjelasannya. C. Analisis Data Dominan Respons Jama’ah terhadap Pengajian Hadis di Masjid Assalaam Bintaro Jaya 3A Tangerang Berdasarkan data penilaian yang diperoleh dari penelitian lapangan dapat diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar respons jamaah terhadap pengajian hadis di masjid Aassalaam Bintaro Jaya 3A Tangerang adalah jamaah yang berusia di atas 53 tahun, mempunyai latarbelakang pendidikan sarjana dan kebanyakan mereka adalah laki-laki. Peneliti berasumsi bahwa kebanyakan jamaah antusias dalam mengikuti pengajian hadis dan mereka juga mudah memahami apa yang dijelaskan oleh da’i tentang hadis serta mudah memahami metode yang digunakan da’i dalam menyampaikan materi dalam pengajiannya. Adalah benar, dengan data di lapangan yang dihasilkan bahwa sebagian besar jamaah senang, menyukai dan antusias dalam mengikuti pengajian hadis yang disampaikan oleh Ust. Ali Mustofa Yaqub, MA, walaupun frekuensi pengajian yang mereka dapatkan kurang sering yaitu mendapatkan materi pengajian hadis sekali dalam sebulan. 8 Ibid. Adapun menurut pendapat penulis yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel. 12 Perbandingan Skor Respons Jamaah terhadap Da’i, Materi Pengajian dan Metode Pengajian No Respons Skor Ranking 1 Kognitif atau Pengetahuan 1355 1 2 Afektif atau Perasaan 1332 2 Dari tabel 12, terlihat bahwa responden menilai bahwa respons kognitif atau pengetahuan sebagai hal yang pertama yang dianggap baik. Skor dari respons kognitif tersebut mencapai angka 1355 atau menempati ranking pertama. Karena banyak responden yang mendapatkan pengetahuan agama dari pesan dakwah yang disampaikan da’i sehingga responden bisa menerima adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsikan dalam mempelajari agama dan dapat mendalaminya setelah sering mengikuti pengajian hadis. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa jamaah merespon positif akan adanya pengajian hadis dan menyukai materi yang disampaikan oleh da’i. Materi yang menengahkan tema tentang kehidupan sehari-hari dan penyampaian pesan dakwah dengan bahasa yang ringan, ternyata dapat membantu jamaah untuk mendapatkan pemahaman pengetahuan agama Islam. Adapun ranking kedua dengan angka 1332 yang dianggap baik oleh responden adalah respons afektif atau perasaan. Dalam hal ini banyak responden yang berpendapat bahwa mereka merasa senang dan antusias terhadap pengajian hadis karena da’i yang mengisi pengajian tersebut adalah da’i yang benar-benar ahli dalam bidang hadis. Mereka juga menyukai materi pengajian yang disampaikan oleh da’i serta metode pengajian yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah. Para jamaah terlihat senang dan antusias mengikuti pengajian hadis, karena dengan mengikuti pengajian hadis mereka menjadi suka ilmu-ilmu agama, terutama ilmu hadis. Materi-materi yang disampaikan kontemporer dan menarik, karena berkenaan dengan kehidupan sehari-hari, hukum, sejarah, akhlak, dan keimanan dan penyampaian pesan dakwah menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga jamaah semakian antusias untuk mendengarkannya. Tabel. 13 Perbandingan Rata-rata Respons Jamaah terhadap Da’i, Materi Pengajian dan Metode Pengajian No Respons Mean Ranking 1 Kognitif atau Pengetahuan 39,8 1 2 Afektif atau Perasaan 39,1 2 Ada dua respons yang penulis bandingkan yaitu respons kognitif dan afektif. Respons kognitif adalah yang berhubungan dengan penerimaan pesan dan penalaran, sehingga yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Ranking dari respons kognitif ini adalah pertama dengan nilai mean 39,8. Karena banyak responden yang berpendapat bahwa setelah jamaah mengikuti pengajian hadis secara rutin, mereka mendapatkan pengetahuan yang baru dalam bidang agama Islam. Respons afektif adalah berkaitan dengan perasaan yang bergejolak di dalam hati, sehingga jamaah merasakan ada perubahan yang positif pada dirinya setelah sering mengikuti pengajian hadis. Peringkat dari respons afektif ini adalah ranking kedua dengan mean atau rata-rata 39,1. 87

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan tanggapan bahwa pelaksaan pengajian hadis tersebut sangat baik dan jamaah merespons positif. Hal ini berdasarkan teknik analisa yang penulis digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik analisis yang meliputi perhitungan mean, standar deviasi dan frekuensi relatif. Dari perhitungan standar deviasi dihasilkan jumlah 1,58 sebagai penentu respons kognitif dan afektif yang positif. Jika positif nilainya adalah 1,58 atau lebih dan jika negatif nilainya kurang dari 1,58. Jama’ah merespons demikian, karena selain hadis merupakan sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an, dengan mengikuti pengajian hadis juga jamaah memperoleh pengetahuan agama Islam, sehingga pengetahuan jamaah akan terus bertambah dan pemahaman mereka akan materi pengajian yang disampaikan pun bertambah paham. 1. Respons Kognitif Jama’ah Respons kognitif jama’ah secara umum setelah mengikuti pengajian hadis menghasilkan respons yang positif, karena pengajian hadis memberikan nasihat atau kata bijak, sehingga jama’ah memahami dakwah Ustadz Ali Mustofa Yaqub, MA, dan pengetahuan jama’ah yang terus bertambah. Dari segi da’i atau Ustadz Ali Mustofa Yaqub, MA, adalah ahli hadis. Para jamaah merespon positif karena beliau adalah salah satu ahli hadis di Indonesia 88 dan mempunyai ilmu pengetahuan agama Islam yang luas, khususnya dalam bidang ilmu Hadisnya. Dari segi informasi atau materi yang diberikan oleh Ustadz Ali Mustofa Yaqub, MA, para jamaah merespons dengan positif karena dengan mengikuti pengajian hadis, jamaah memperoleh pengetahuan agama Islam dari yang mereka belum ketahui sebelumnya. Dari segi penggunaan metode yang digunakan oleh Ustadz Ali Mustofa Yaqub, MA, jamaah juga merespons dengan positif, karena metode penyampaiannya mudah dimengerti oleh jamaah dan penyampaiannya juga tidak membosankan karena dalam penyampaiannya terkadang beliau mensisipi dengan humor. Adalah positif, jamaah merespons pengajian Hadis terhadap segi da’i, materi, dan metode pengajian. Hal tersebut dilihat dari data-data yang diperoleh dan dikelola sesuai dengan teknik analisa yang digunakan. Hasil respons kognitif dari masing-masing variabel pertanyaan respons kognitif terhadap da’i, materi, metode pengajian menunjukkan positif dengan hasil rata-rata 39,8 atau di atas standar deviasi 1,58. 2. Respons Afektif Jama’ah Respons afektif jama’ah setelah mengikuti pengajian hadis juga mendapatkan respons yang positif, karena pengajian hadis yang disampaikan Ustadz Ali Mustofa Yaqub, MA menimbulkan perasaan senang atau semangat, antusias, menyenangi untuk mengikuti pengajian hadis yang disampaikannya. Jamaah merespons pengajian hadis terhadap segi da’i, materi, dan metode pengajian adalah positif, dilihat dari data-data yang diperoleh dan dikelola sesuai 89 dengan teknik analisa yang digunakan. Hasil respons afektif dari masing-masing variabel pertanyaan respons afektif terhadap da’i, materi, metode pengajian menunjukkan positif dengan hasil rata-rata 39,1 atau di atas standar deviasi 1,58.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: 1. Ustadz Ali Mustofa Yaqub, MA diharapkan lebih sering lagi atau secara frekuensi dalam pengajian hadis dapat mengisi materi dua kali atau empat kali dalam sebulan. 2. Dalam rangka mengembangkan dakwah dan Syiar Islam, alangkah baiknya pengurus masjid Assalaam dapat meningkatkan kegiatan bernuansa keagamaan yang lebih variatif, supaya terjalin hubungan yang baik antar sesama jama’ah khususnya warga mandar maupun pengurus dengan jama’ah. 3. Waktu pelaksanaan pengajian hadis, sebaiknya tidak dilaksanakan pada waktu libur, hari minggu. Semoga dengan diadakannya penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak, khususnya bagi penulis.