Di atas telah dijelaskan bahwa respons sama halnya dengan tanggapan. Oleh karena itu, penulis akan menguraikan beberapa pendapat mengenai
pengertian tanggapan, sebagai berikut: a. Agus Sujanto, tanggapan adalah pengamatan yang tinggal dalam
kesadaran kita yang sedang mengamati.
8
b. M. Alisuf Sabri, tanggapan adalah banyangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah kita amati dan kenali.
9
Dengan demikian, respons, tanggapan atau pun jawaban, muncul disebabkan oleh karena adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya.
Sehubungan dengan adanya stimulus, khususnya terhadap seseorang, maka akan muncul sebuah respons atau tanggapan terhadap apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan.
3. Proses Terjadinya Stimulus-Respons
Perbuatan sadar akan timbul akibat adanya stimulus, baik yang datang dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh. Ada berbagai macam teori tentang
kesadaran diri, antara lain aliran behaviorisme yang dikemukakan oleh Watson antara tahun 1930 dan 1940. Ia mengatakan bahwa suatu perbuatan sadar
disebabkan oleh adanya tiga faktor, yaitu: pesan Stimulus, S, komunikan Organism, O, efek Respons, R.
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude,
bagaimana mengubah sikap komunikan.
10
8
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian Jakarta: Aksara Baru, 1991, h. 30.
9
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993, h. 60.
Dari penjelasan di atas, penulis beranggapan bahwa melalui panca inderalah manusia dapat mengamati apa yang ada disekitarnya, sehingga dalam
dirinya timbul kesan atau bahkan respons berupa perbuatan terhadap objek tertentu. Dalam ilmu komunikasi dikenal adanya teori S-O-R, yaitu stimulus-
organisme-respons. Menurut teori ini, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.
11
Unsur- unsur dalam model ini adalah pesan atau stimulus, komunikan atau organisme dan
efek atau respons. Model teori ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar Model Teori S-O-R
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa komunikan dapat berlangsung apabila komunikan menaruh perhatian, pengertian serta penerimaan terhadap
pesan yang disampaikan oleh komunikator. Setelah itu akan dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu perubahan sikap, ini dapat diartikan juga suatu respons atau
tanggapan terhadap pesan tersebut. Sedangkan stimulus yang dimaksudkan di atas
10
H. M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia Jakarta: Bulan Bintang, 1977, h. 166.
11
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, h. 254-255.
Stimulus Organisme:
-Perhatian -Pengertian
-Penerimaan
Respons perubahan sikap
adalah dapat berupa kata-kata verbal atau pun non verbal dari komunikator kepada komunikan.
12
4. Macam-Macam Respons
Macam-macam respons yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan indera yang digunakan, terjadinya dan
lingkungannya, yaitu:
13
a. Respons Menurut Indra Yang Mengamati
1 Respons Audio
Respons audio adalah respons terhadap apa-apa yang didengar, baik berupa suara, ketukan dan lain-lain.
14
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat
mengetahui sesuatu yang ada diksekitarnya, telinga dapat menerima setimulus dari luar, stimulus berwujud bunyi yang merupakan geteran udara dan getaran
medium lainnya sebagai respons dari stimulus itu orang dapat mendengar.
15
2 Respons Visual
Respons visual merupakan respons terhadap sesuatu yang dilihat. Artinya orang lebih mudah dan cenderung untuk menimbulkan respons-
respons dari apa yang dilihat. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah
satu-satunya bagian hingga individu dapat mengamati apa yang dilihatnya. Mata hanyalah merupakan salah satu alat yang menerima stimulus, dan
12
Ibid, h. 256.
13
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, h. 30.
14
Ibid, h. 31.
15
Mathud Shalahudin, Pengantar Psikologi Umum Surabaya: Sinar Wijaya, 1986, h. 79.