14
D. Persistensi Laba Akuntansi
Laba merupakan informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga angka-angka dalam laporan keuangan, menjadi hal
krusial yang mesti harus dicermati oleh pemakai laporan keuangan. Hal ini karena angka-angka dalam laporan keuangan merupakan fungsi dari
kebijakan dan metoda-metoda akuntansi yang dipilih oleh perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik
kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan persistensi laba, dan untuk memprediksi laba
dimasa yang akan datang. Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Definisi persistensi laba menurut Penman 2007
adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang expected future earnings yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan
current earnings. Lipe 1986 dan Sloan 1996 menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi perioda sekarang dengan perioda
yang akan datang sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Laba akuntansi dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil
Wijayanti 2006.
15 Persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas yang
terkandung dalam laba saat ini Penman, 2007. Bernstein 1993 dalam Sloan 1996 menyatakan bahwa komponen akrual dari current earnings
cenderung kurang terulang lagi atau kurang persisten untuk menentukan laba masa depan karena mendasarkan pada akrual, defferred tangguhan, alokasi
dan penilaian yang mempunyai distorsi subyektif. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaitkan arus kas operasi sebagai penentu atas kualitas laba
karena aliran kas dianggap lebih persisten dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin tinggi rasio arus kas operasi terhadap laba
bersih, maka akan semakin tinggi pula kualitas laba tersebut.
E. Akuntansi Dasar Akrual
Sebagian besar perusahaan menggunakan akuntansi dasar akrual accrual basis of accounting mereka mengakui pendapatan ketika dihasilkan
dan mengakui beban pada periode terjadinya, tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau pembayaran kas Kieso, 2005. Dalam akuntansi berbasis
akrual, menyatakan bahwa pendapatan atau beban diakui pada saat terjadinya bukan pada saat penerimaan atau pengeluaran kas. Akrual merupakan salah
satu konvensi akuntansi mengenai pengukuran transaksi yang memegang peran penting dalam penilaian kinerja suatu entitas, yaitu melalui konsep
laba. Akrual sendiri diinterpretasikan sebagai efek bersih dari seluruh kejadian pada suatu periode atau tahun yang tidak diperhitungkan dalam arus
kas.