Hasil Uji Statistik t

55 laba baik pengaruh positif untuk semua variabel independen dan pengaruh negatif untuk variabel moderasi. Hasil ini konsisten dengan Hanlon 2005, Wijayanti 2006 dan Santi 2009.

D. Hasil Uji Hipotesis 1 Laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi Iaba akuntansi.

PTBI t+1 = 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD – 9,197PTBI t BTD Laba tahun berjalan PTBI t mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa laba tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 5 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 1,038. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 1,038 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki laba pada saat ini, maka laba tersebut memiliki potensi akan berlanjut persisten pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon 2005, Wijayanti 2006 dan Santi 2009. Pengaruhnya yang positif berarti juga menguatkan atau meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 1,038 poin seperti dijelaskan pada table 4.9 berikut: Tabel 4.9 Uji Pengaruh PTBI t terhadap PTBI t+1 PTBI t 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD – 9,197PTBI t BTD PTBI t+1 10 0,28 + 1,038 10 + 0,6941 – 9,1971 2,157 20 0,28 + 1,038 20 + 0,6941 – 9,1971 12,537 30 0,28 + 1,038 30 + 0,6941 – 9,1971 22,917 40 0,28 + 1,038 40 + 0,6941 – 9,1971 33,297 50 0,28 + 1,038 50 + 0,6941 – 9,1971 43,677 56

E. Hasil Uji Hipotesis 2 Komponen Akrual berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi

. PTBIt+1 = 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt BTD -15,367 PTCFt BTD Komponen akrual PTACC t mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komponen akrual berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 2 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 0,849. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 0,849 poin terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon 2005, Wijayanti 2006 dan Santi 2009. Pengaruhnya yang positif berarti juga menguatkan atau meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 0,849 poin seperti dijelaskan pada table 4.10 berikut: Tabel 4.10 Uji Pengaruh PTACC t terhadap PTBI t+1 PTBI t 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt BTD -15,367 PTCFt BTD PTBI t+1 10 0,007 + 0,849 10 + 1,258 1 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 -11,284 20 0,007 + 0,849 20 + 1,258 1 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 -2,794 30 0,007 + 0,849 30 + 1,258 1 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 5,696 40 0,007 + 0,849 40 + 1,258 1 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 14,186 50 0,007 + 0,849 50 + 1,258 1 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 22,676 57

F. Hasil Uji Hipotesis 3 Arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba akuntansi.

PTBIt+1 = 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt BTD -15,367 PTCFt BTD Arus kas PTCF t mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 3 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar 1,258. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh positif signifikan sebesar 1,258 poin terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sloan 1996 yang menyatakan bahwa arus kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba, yang mengisyaratkan semakin tinggi komponen arus kas akan meningkatkan persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian Hanlon 2005, Wijayanti 2006 dan Santi 2009. Pengaruhnya yang positif berarti juga menguatkan atau meningkatkan, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar 1,258 poin seperti dijelaskan pada table 4.11 berikut: Tabel 4.11 Uji Pengaruh PTCF t terhadap PTBI t+1 PTBI t 0,007 + 0,849 PTACCt + 1,258 PTCFt + 1,138 BTD - 6,810PTACCt BTD -15,367 PTCFt BTD PTBI t+1 10 0,007 + 0,849 1 + 1,258 10 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 -7,603 20 0,007 + 0,849 1 + 1,258 20 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 4,977 30 0,007 + 0,849 1 + 1,258 30 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 17,557 40 0,007 + 0,849 1 + 1,258 40 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 30,137 50 0,007 + 0,849 1 + 1,258 50 + 1,138 1 - 6,8101 -15,367 1 42,717 58

G. Hasil Uji Hipotesis 4 Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan

laba tahun berjalan berpengaruh terhadap persistensi laba. PTBI t+1 = 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD – 9,197PTBI t BTD Beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan PTBI t BTD mempunyai angka signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa beda laba akuntansi dan laba fiskal yang berhubungan dengan laba tahun berjalan berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan demikian H 4 diterima. Nilai beta yang dihasilkan sebesar – 9,197. Hal ini menunjukkan bahwa berpengaruh negatif signifikan sebesar – 9,197 poin terhadap persistensi laba. Hasil uji ini memiliki arti bahwa jika perusahaan memiliki beda laba akuntansi dan laba fiskal yang memoderasi laba pada saat ini maka perusahaan tersebut memiliki potensi persistensi laba yang lemah pada tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hanlon 2005, Wijayanti 2006 dan Santi 2009. Pengaruhnya yang negatif berarti juga melemahkan atau mengurangi, laba tahun berikutnya dapat diramalkan akan meningkat sebesar – 9,197 poin seperti dijelaskan pada table 4.12 berikut: Tabel 4.12 Uji Pengaruh PTBI t BTD terhadap PTBI t+1 PTBI t 0,28 + 1,038 PTBI t + 0,694BTD – 9,197PTBI t BTD PTBI t+1 1 0,28 + 1,038 1 + 0,6941 – 9,1971 -7,185 2 0,28 + 1,038 1 + 0,6941 – 9,1972 -16,382 3 0,28 + 1,038 1 + 0,6941 – 9,1973 -25,579 4 0,28 + 1,038 1 + 0,6941 – 9,1974 -34,776 5 0,28 + 1,038 1 + 0,6941 – 9,1975 -43,973