62
5. Komponen akrual yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba
dengan nilai -6,810. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti 2006.
6. Arus kas yang berhubungan dengan beda laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan
nilai -15,367. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti 2006.
B. Implikasi Ke Depan
Semua variabel independen yang dimoderasi diperkuatdiperlemah oleh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal book-tax differences memiliki
pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Hal ini dapat kembali dikaji oleh manajemen perusahaan, jika perusahaan memperkecil komponen-komponen
yang membentuk book-tax differences atau dengan kata lain dengan mengeluarkan kebijakan yang mengikuti aturan perpajakan sehingga
memperkecil beda tetap dan beda temporer pada laporan fiskal sehingga memperkuat persistensi laba.
63
C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengamati variabel lainnya yang dapat berhubungan dengan persistensi laba.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan sampel perusahaan terbatas pada perusahaan yang laba tetapi
mempertimbangkan juga perusahaan yang mengalami kerugian. 3. Untuk manajemen perusahaan agar sedapat mungkin mengikuti aturan
pajak dalam membuat laporan keuangannya. Hal ini tentu saja karena mempertimbangkan pengaruh negatif dari moderasi perbedaan laba
akuntasi dan laba fiskal terhadap persistensi laba perusahaan. 4. Pemerintah, dalam hal ini yang mengeluarkan undang-undang dan
kebijakan perpajakan agar meninjau kembali faktor-faktor yang mempengaruhi beda laba akuntansi dan laba fiskal. Kesejahteraan,
pemberian kenikmatan atau natura untuk karyawan adalah salah satu contohnya, perusahaan yang bermoral pasti akan mengalokasikan dana
sehingga menimbulkan akun beban pada laporan laba rugi tetapi tidak dapat dibebankan pada laporan fiskal.