101
D. Analisis Bivariat
1. Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi dengan Keluhan Muskuloskeletal
pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Hasil penelitian terkait tingkat risiko ergonomi mahasiswa diambil dari pengukuran postur tubuh pada bagian leher, punggung, bahu, lengan
atas, lengan bawah dan pergelangan tangan dengan memperhitungkan durasi, frekuensi dan beban. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode
Rapid Upper-Limb Extremities Assessment RULA. Analisis hubungan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan
muskuloskeletal pada responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.11
Analisis Hubungan antara Tingkat Risiko Ergonomi dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Variabel Kategori
Keluhan Muskuloskeletal P value
Mengeluh Tidak Mengeluh
Total n
n n
Tingkat Risiko Ergonomi
Level 3 54
79,4 14
20,6 39
100 0,045
Level 2 24
61,5 15
38,5 68
100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase keluhan lebih banyak pada kelompok tingkat risiko ergonomi pada tingkat risiko ergonomi level 3.
Pengelompokkan tingkat risiko level 3 ini sesuai dengan pengelompokkan pada halaman 44. Kelompok tingkat risiko ergonomi level 3 ini berarti perlu
penyelidikan lebih lanjut dan perubahan perlu dilakukan hasil perhitungan RULA berkisar antara 5
– 6. Berdasarkan uji statistik chi-square, didapatkan nilai p value = 0,045 yang berarti adanya hubungan antara tingkat risiko
102 ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa FKIK UIN
Jakarta.
2. Hubungan Antropometri dengan Keluhan Muskuloskeletal pada
Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Berdasarkan analisis univariat didapatkan bahwa data pada antropometri no 8 adalah homogen, sehingga antropometri no 8 tidak
dilanjutkan ke analisis bivariat. Pengelompokkan antropometri 12, dibagi menjadi 2 yaitu ter-cover
jika ukuran dimensi no 12 ≥ kedalaman alas kursi, tidak ter-cover jika ukuran
dimensi no 12 kedalaman alas kursi. Pengelompokkan untuk antropometri no 14 juga dibagi menjadi ter-cover jika ukuran dimensi no 14
≥ tinggi alas kursi, dan tidak ter-cover jika ukuran dimensi no 14 tinggi alas kursi.
Untuk analisis hubungan antara antropometri dengan keluhan muskuloskeletal pada responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.12 Analisis Hubungan antara Antropometri dengan Keluhan
Muskuloskeletal pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Variabel Kategori
Keluhan Muskuloskeletal P value
Mengeluh Tidak Mengeluh
Total n
n n
Antropometri No 12 Tidak Ter-cover
10 66,7
5 33,3
15 100
0,545 Ter-cover
68 73,9
24 26,1
92 100
Antropometri No 14 Tidak Ter-cover
61 79,2
16 20,8
77 100
0,034 Ter-cover
17 56,7
13 43,3
30 100
Berdasarkan tabel diatas, pada antropometri no 12 diperoleh nilai p value = 0,545 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara antropometri no