102 ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa FKIK UIN
Jakarta.
2. Hubungan Antropometri dengan Keluhan Muskuloskeletal pada
Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Berdasarkan analisis univariat didapatkan bahwa data pada antropometri no 8 adalah homogen, sehingga antropometri no 8 tidak
dilanjutkan ke analisis bivariat. Pengelompokkan antropometri 12, dibagi menjadi 2 yaitu ter-cover
jika ukuran dimensi no 12 ≥ kedalaman alas kursi, tidak ter-cover jika ukuran
dimensi no 12 kedalaman alas kursi. Pengelompokkan untuk antropometri no 14 juga dibagi menjadi ter-cover jika ukuran dimensi no 14
≥ tinggi alas kursi, dan tidak ter-cover jika ukuran dimensi no 14 tinggi alas kursi.
Untuk analisis hubungan antara antropometri dengan keluhan muskuloskeletal pada responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.12 Analisis Hubungan antara Antropometri dengan Keluhan
Muskuloskeletal pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Variabel Kategori
Keluhan Muskuloskeletal P value
Mengeluh Tidak Mengeluh
Total n
n n
Antropometri No 12 Tidak Ter-cover
10 66,7
5 33,3
15 100
0,545 Ter-cover
68 73,9
24 26,1
92 100
Antropometri No 14 Tidak Ter-cover
61 79,2
16 20,8
77 100
0,034 Ter-cover
17 56,7
13 43,3
30 100
Berdasarkan tabel diatas, pada antropometri no 12 diperoleh nilai p value = 0,545 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara antropometri no
103 12 dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa FKIK UIN Jakarta. Dan
pada antropometri no 14 diperoleh nilai p value sebesar 0,034 yang berarti ada hubungan antara antropometri no 14 dengan keluhan muskuloskeletal
pada mahasiswa FKIK UIN Jakarta.
3. Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan Muskuloskeletal pada
Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Analisis hubungan
antara jenis
kelamin dengan
keluhan muskuloskeletal pada responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.13 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Keluhan
Muskuloskeletal pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Variabel Kategori
Keluhan Muskuloskeletal P value
Mengeluh Tidak Mengeluh
Total n
n n
Jenis Kelamin
Perempuan 55 77.46
16 22.54
71 100 0,207
Laki-laki 23
63.89 13
36.11 36 100
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa jumlah responden laki- laki yang mengeluh adalah sebesar 23 orang dengan persentase 63,89, dan
13 responden yang lainnya tidak mengeluh dengan persentase 36,11. Sedangkan responden perempuan yang mengeluh adalah sebanyak 55
responden dengan persentase 77,46, dan 16 responden perempuan yang lain tidak mengeluh yaitu dengan persentase 22,54. Nilai P value untuk
hubungan variabel jenis kelamin dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa FKIK UIN Jakarta adalah sebesar 0,207. Karena nilai p value
diatas 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara jenis