69 Variabel
Definisi Cara
Pengambilan Data
Alat Ukur Hasil ukur
Skala
Kesegaran Jasmani
Tingkat kesanggupankemampuan seseorang untuk melakukan penyesuaian terhadap beban
fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas
cadangan energi untuk melakukan aktivitas berikutnya
Penyebaran Kuesioner
Kuesioner 0. Kurang tidak rutin
olahraga dan tidak cukup tidur
1. Sedang tidak rutin olahraga dan cukup
tidur, atau rutin olahraga dan tidak
cukup tidur 2. Baik Rutin Olahraga
dan cukup tidur Kebiasaan Olahraga
0. Tidak rutin kali seminggu
1. Rutin ≥ 1 kali
seminggu Ordinal
70 Variabel
Definisi Cara
Pengambilan Data
Alat Ukur Hasil ukur
Skala
Kebiasaan Tidur 0. Tidak Cukup 7 jam
sehari 1. Cukup
≥7 jam sehari Status Gizi
Kategori massa tubuh individu yang dihitung berdasarkan rumus Indeks Massa Tubuh
IMT. Rumus IMT individu tersebut yaitu: Pengukuran
Alat ukur tinggi badan,
timbangan 0. Gemuk IMT 25
1. Normal IMT 18,5 –
25 2. Kurus IMT 18,5
Ordinal
IMT = Berat Badan kg Tinggi Badan m²
71
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa ketika proses belajar mengajar di kelas FKIK UIN Jakarta.
2. Ada hubungan antara antropometri dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa ketika proses belajar mengajar di kelas FKIK UIN Jakarta.
3. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa ketika proses belajar mengajar di kelas FKIK UIN Jakarta.
4. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa ketika proses belajar mengajar di kelas FKIK UIN Jakarta.
5. Ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa ketika proses belajar mengajar di kelas FKIK UIN Jakarta.
6. Ada hubungan antara status gizi dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa ketika proses belajar mengajar di kelas FKIK UIN Jakarta.
72
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pelitian ini adalah penelitian yang menggunakan desain penelitian cross sectional potong lintang. Desain ini dipilih untuk melihat keterkaitan antara dua
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen pada waktu periode yang sama. Desain ini digunakan karena mudah dilaksanakan, sederhana, murah,
ekonomis dalam hal waktu, dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat Notoatmodjo, 2005. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik,
yaitu menggambarkan keluhan muskuloskeletal yang dirasakan mahasiswa, menggambarkan dimensi kursi kuliah yang saat ini digunakan, menggambarkan
gambaran tingkat risiko ergonomi pada mahasiswa dan menggambarkan gambaran variabel antropometri, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani dan
status gizi. Yang kemudian dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel tingkat risiko ergonomi, antropometri, jenis kelamin, kebiasaan
merokok, kesegaran jasmani dan status gizi dengan keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober tahun 2012 di
Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
73
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswa seluruh mahasiswa FKIK yang masih aktif kuliah dan yang sudah merasakan duduk di kursi kuliah FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ketika proses belajar mengajar di kelas. Populasi penelitian menurut data rekapitulasi jumlah mahasiswa program reguler per 1 juni
2012 yang didapatkan saat pembuatan proposal 952 mahasiswa yang terdiri atas 299 mahasiswa kesehatan masyarakat, 152 mahasiswa keperawatan, 257 mahasiswa
farmasi dan 244 mahasiwa pendidikan dokter. Jika dibedakan sesuai jenis kelamin jumlah populasi laki-laki adalah 247 mahasiswa dan jumlah populasi perempuan
yaitu 705, dibedakan sesuai jenis kelamin karena nantinya ketika perhitungan antropometri, analisis bivariat dengan percentile dan rata-rata harus dibedakan sesuai
jenis kelamin. Sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus berikut Lemeshow
dkk, terj, Pramono, 1997:
Perhitungan besar sampel penelitian variabel tingkat risiko ergonomi berdasarkan penelitian Syafitri 2010 diketahui variabel independen yang
berhubungan adalah variabel tingkat risiko ergonomi dan variabel kebiasaan merokok. Untuk variabel faktor pekerjaan diketahui P1 = tingkat risiko ergonomi
level 4 yang mengalami keluhan muskuloskeletal = 83, dan P2 = tingkat risiko ergonomi level 3 yang mengalami keluhan muskuloskeletal = 58. P = 70,5. OR
n = [ Z
1- 2
2 P 1-P + Z
1-
P
1
1-P
1
+ P
2
1-P
2
]
2
P
1
-P
2 2
74 = 3,393. CI = 1,114
– 10,331. P value = 0,027. Dan untuk variabel kebiasaan merokok diketahui P1 = perokok ringan ≤ 10 batang per hari yang mengalami
keluhan muskuloskeletal = 88 dan P2 = perokok berat 10 batang per hari yang mengalami keluhan muskuloskeletal = 67. P = 77,5. OR = 3,167. CI = 0,945
– 14,232. P value = 0,05.
Variabel tingkat risiko ergonomi:
n = 51,024 = 52
Variabel Kebiasaan Merokok
n = 42,19 = 43 Keterangan :
n : Jumlah sampel
P : Rata-rata proporsi pada populasi {P
1
+ P
2
2} P
1
: Proporsi keluhan muskuloskeletal pada kelompok 1 P
2
: Proporsi keluhan muskuloskeletal pada kelompok 2 Z
2 1-
2
: Derajat kemaknaan pada uji dua sisi two tail, = 5
n = [ 1,96 2 0,705 1-0,705 + 0,842 0,83 1-0,83 +0,58 1-0,58 ]
2
0,83-0,58
2
n = [ 1,96 2 0,775 1-0,775 + 0,842 0,88 1-0,88 +0,67 1-0,67 ]
2
0,88-0,67
2