79 untuk mendapatkan data terkait kebiasaan merokok yaitu kuesioner dan alat
tulis. e. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani juga didapatkan dari responden dari kuesioner penelitian. Kesegaran jasmani yang diukur dalam penelitian ini yaitu jam
tidur, kebiasaan olahraga dan asupan makanan. Untuk kebiasaan tidur dikategorikan menjadi cukup untuk ≥ 7 jam dalam sehari dam kurang jika
tidur 7 jam dalam sehari. Untuk kebiasaan olahraga dikategorikan menjadi rutin dan tidak rutin. Rutin jika responden melakukan olahraga rutin minimal
1x seminggu dan tidak rutin jika responden tidak melakukan olahraga secara rutin. Untuk asupan makanan dikategorikan menjadi sudah makan jika
responden sudah makan sebelum beraktivitas dan belum makan jika responden belum makan sebelum beraktivitas. Setelah itu dikategorikan lagi
menjadi segar dan kurang segar. Untuk segar diperoleh jika responden tidur cukup, olahraga rutin dan sudah makan, sedangkan untuk kurang segar
diperoleh jika responden salah satu atau lebih kriteria dari kesegaran jasmani tidak terpenuhi. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data
kesegaran jasmani yaitu dengan kuesioner dan alat tulis. f. Status Gizi
Variabel status gizi ini didapatkan oleh peneliti dengan cara pengukuran kepada responden. Pengukuran yang dilakukan yaitu berat badan
80 dan tinggi badan mahasiswa, karena status gizi ini dinilai melalui IMT
Indeks Massa tubuh responden, berdasarkan rumus berikut:
Responden dikatakan masuk dalam kategori kurus jika hasil perhitungan IMT 18, masuk dalam kategori normal jika IMT 18
– 25, dan masuk kategori gemuk jika IMT 25.
g. Antropometri Untuk variabel antropometri diukur langsung oleh peneliti kepada
responden. Bagian-bagian yang diteliti adalah bagian-bagian dimensi duduk yang berkaitan ketika duduk di kursi, dalam penelitian ini dimensi yang
digunakan yaitu dimensi no. 8, no 12 dan no 14. Dimensi no 8 digunakan karena berkaitan dengan tinggi sandaran kursi dan keluhan muskuloskeletal
pada bagian tulang belakang. Dimensi no 12 digunakan karena berkaitan dengan kedalaman kursi dan keluhan muskuloskeletal pada tubuh bagian
bawah, pinggang, punggung, bahu serta leher. Dan dimensi no. 14 digunakan karena berkaitan dengan tinggi kursi dan keluhan muskuloskeletal pada tubuh
bagian bawah, punggung, pinggang bahu dan leher. Instrumen pendukung yang diperlukan dalam pengambilan data antropometri ini yaitu alat tulis,
lembar catatan antropometri, meteran dan body measurement. IMT = Berat Badan kg
Tinggi Badan m²
81 2. Data Sekunder
Untuk data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan untuk mendukung data-data primer, seperti data mahasiswa, data gambaran
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, dll.
E. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, kemudian data tersebut diolah. Data yang sudah dikumpulkan tidak akan berarti apa-apa jika tidak diolah kembali. Data yang telah
didapat tersebut diolah secara komputerisasi agar lebih efektif dan efisien. Untuk variabel area kerja pengolahan data tidak dilakukan, data yang disajikan adalah data
yang telah didapat. Pengolahan data dilakukan untuk variabel keluhan muskuloskeletal, tingkat risiko ergonomi, antropometri, jenis kelamin, kebiasaan
merokok, kebiasaan jasmani dan status gizi dengan tahap-tahap berikut: 1. Mengkode data data coding
Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah dikumpulkan untuk memudahkan dalam pengelolaan lebih lanjut. Pengkodean dalam
penelitian ini yaitu kode A1 – A5 untuk karakteristik responden, kode B1 – B5
untuk variabel keluhan muskuloskeletal, kode C1 – C7 untuk variabel kebiasaan
merokok, kode D1 – D2 untuk variabel kesegaran jasmani, kode E1 – E2 untuk
variabel status gizi, kode F1 – F6 untuk variabel antropometri dan G1 – G2 untuk
variabel tingkat risiko ergonomi.
82 2. Menyunting data data editing
Dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap
jawaban kuesioner. Data ini merupakan data input utama untuk penelitian ini. Proses ini dilakukan langsung di tempat penelitiaan agar jika ada data yang
kurang lengkap, penulis langsung dapat melengkapinya saat itu. 3. Memasukkan data data entry
Data entry dilakukan dengan memasukkan data dalam program software komputer secara komputerisasi berdasarkan pengkodean yang sudah dibuat pada
tahap data coding. 4. Mengolah data data processing
Yaitu merubah bentuk menjadi data yang dapat dianalisis, data tersebut dimasukan kedalam komputer dengan komputerisasi.
5. Membersihkan data data cleaning Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data
tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis univariat dan analisis bivariat. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu
gambaran tingkat risiko ergonomi, gambaran keluhan muskuloskeletal, gambaran
83 antropometri, gambaran jenis kelamin, gambaran kebiasaan merokok, gambaran
kesegaran jasmani dan gambaran status gizi mahasiswa, serta hubungan variabel tingkat risiko ergonomi, antropometri, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran
jasmani dan status gizi dengan keluhan muskuloskeletal. 1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran-gambaran yang dibutuhkan dalam penelitian ini misalnya gambaran kursi kuliah yang saat ini
digunakan oleh mahasiswa, gambaran keluhan muskuloskeletal yang dirasakan oleh mahasiswa, gambaran tingkat risiko ergonomi, gambaran antropometri,
jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani dan status gizi mahasiswa. a. Gambaran Keluhan Muskuloskeletal
Analisis univariat untuk gambaran keluhan muskuloskeletal digambarkan dengan persentase responden yang mengalami keluhan
muskuloskeletal dan persentase responden yang tidak mengalami keluhan muskuloskeletal, dan persentase tiap-tiap bagian tubuh responden yang
mengalami keluhan. Gambaran untuk keluhan muskuloskeletal juga akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran untuk persentase keluhan
responden dan diagram batang untuk persentase tiap-tiap bagian tubuh responden.
b. Gambaran Tingkat Risiko Ergonomi Analisis univariat untuk gambaran tingkat risiko ergonomi yaitu
ditampilkan dengan persentase tingkat risiko dari responden dan juga
84 disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Jika didapatkan skor akhir 1
– 2 berarti tingkat risiko ergonomi yang dihadapi oleh mahasiswa adalah
Acceptable dapat diterima, jika didapatkan skor akhir 3 – 4 berarti
Investigate Further perlu penyelidikan lebih lanjut, jika didapatkan skor akhir 5
– 6 berarti Investigate Further and change soon perlu investigasi lebih lanjut dan perubahan segera dilakukan, dan jika skor 7 berarti
Investigate and change soon penyelidikan dan perubahan segera dilakukan. c. Gambaran Antropometri, Jenis kelamin, Kebiasaan Merokok, Kesegaran
Jasmani dan Status Gizi Mahasiswa Analisis univariat untuk gambaran variabel antropometri analisis
univariat yang dilakukan adalah dengan menampilkan jumlah dan persentase sesuai karakteristik ukuran tubuh antropometri responden.
Untuk variabel jenis kelamin disajikan sesuai dengan persentase karakteristik responden, yaitu persentase responden laki-laki dan persentase
responden perempuan. Untuk variabel kebiasaan merokok disajikan sesuai dengan persentase
karakteristik responden, yaitu persentase responden yang tidak merokok, persentase responden perokok ringan dan persentase responden perokok
berat. Variabel kesegaran jasmani juga disajikan sesuai dengan persentase
karakteristik responden, yaitu persentase responden baik yang tingkat kesegaran jasmaninya baik, kesegaran jasmaninya sedang, maupun yang
kesegaran jasmaninya kurang.