Hipotesis KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
74 = 3,393. CI = 1,114
– 10,331. P value = 0,027. Dan untuk variabel kebiasaan merokok diketahui P1 = perokok ringan ≤ 10 batang per hari yang mengalami
keluhan muskuloskeletal = 88 dan P2 = perokok berat 10 batang per hari yang mengalami keluhan muskuloskeletal = 67. P = 77,5. OR = 3,167. CI = 0,945
– 14,232. P value = 0,05.
Variabel tingkat risiko ergonomi:
n = 51,024 = 52
Variabel Kebiasaan Merokok
n = 42,19 = 43 Keterangan :
n : Jumlah sampel
P : Rata-rata proporsi pada populasi {P
1
+ P
2
2} P
1
: Proporsi keluhan muskuloskeletal pada kelompok 1 P
2
: Proporsi keluhan muskuloskeletal pada kelompok 2 Z
2 1-
2
: Derajat kemaknaan pada uji dua sisi two tail, = 5
n = [ 1,96 2 0,705 1-0,705 + 0,842 0,83 1-0,83 +0,58 1-0,58 ]
2
0,83-0,58
2
n = [ 1,96 2 0,775 1-0,775 + 0,842 0,88 1-0,88 +0,67 1-0,67 ]
2
0,88-0,67
2
75 Z
1-
: Kekuatan uji 80 Berdasarkan perhitungan uji statistik diatas diperoleh jumlah sampel
minimal menurut variabel tingkat risiko ergonomi sebanyak 104 responden. Menurut Dahlan 2008 dalam penelitian yang dilakukan oleh Ningrum 2009
dan Widayani 2009, pemilihan jumlah sampel ditentukan oleh besarnya nilai P value, nilai OR dan nilai CI. Nilai P value dilihat dari tiap variabel karena
semakin kecil nilai P value menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai OR ini juga dilihat
dari tiap-tiap variabel yang diteliti, semakin tinggi nilai OR maka akan semakin memperlihatkan adanya hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Namun juga harus memperhatikan CI yang didapatkannya. Semakin sedikit rentang CI, maka akan semakin akurat nilai OR dalam penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil jumlah sampel menurut variabel tingkat risiko ergonomi, dengan melihat nilai P value, nilai OR dan rentang CI. Nilai P
value pada variabel tingkat risiko ergonomi P value =
0,027
lebih kecil dibandingan nilai P value pada kebiasaan merokok P value =
0,05
. Nilai OR pada variabel tingkat risiko ergonomi yaitu OR = 3,393 yang lebih besar
dibandingkan dengan variabel kebiasaan merokok OR = 3,167. Kedua hal menunjukkan hubungan pada tingkat risiko ergonomi lebih kuat dibandingkan
dengan variabel kebiasaan merokok. Selanjutnya rentang CI pada variabel tingkat risiko ergonomi CI =
1,114 – 10,331
tidak meny entuh angka ≤ 1 dan
rentang lebih pendek dibandingkan dengan rentang CI pada variabel kebiasaan