94
C. Analisis Univariat
1. Gambaran Keluhan Muskuloskeletal pada Mahasiswa FKIK UIN
Jakarta
Indikator keluhan muskuloskeletal pada penelitian ini yaitu berdasarkan 21 titik tubuh yang dilihat melalui kuesioner nordic body map.
Mengeluh jika keluhan ≥ 1 dan tidak mengeluh jika keluhan 1. Distribusi
responden berdasarkan keluhan muskuloskeletal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Muskuloskeletal pada
Mahasiswa FKIK UIN Jakarta tahun 2012
Keluhan Jumlah
Persentase
Mengeluh Tidak Mengeluh
Jumlah 78
29 107
72,9 27,1
100 Sumber: data primer
Berdasarkan tabel 5.2 tersebut, diketahui bahwa sebagian besar responden merasakan keluhan muskuloskeletal yaitu sebanyak 78 responden
72,9. Berikut merupakan distribusi frekuensi responden berdasarkan bagian tubuh mahasiswa yang merasakan keluhan muskuloskeletal.
95 Grafik 5.1
Distribusi Frekuensi Bagian Tubuh yang Dikeluhkan Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Sumber: data primer Berdasarkan
grafik 5.1
diatas, diketahui
bahwa keluhan
muskuloskeletal terbanyak yaitu didapatkan pada bagian pantat dan punggung yaitu sebesar 56,07, keluhan pada pinggang sebesar 51,40 dan
keluhan pada leher yaitu sebesar 50,48.
2. Gambaran Tingkat Risiko Ergonomi Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Hasil penelitian terkait tingkat risiko ergonomi mahasiswa diambil dari pengukuran postur tubuh pada bagian leher, punggung, bahu, lengan
atas, lengan bawah dan pergelangan tangan dengan memperhitungkan durasi, frekuensi dan beban pekerjaan. Pengukuran ini dilakukan sesuai dengan
prosedur perhitungan RULA Rapid Upper Limb Assessment yang terdapat pada halaman 34 - 43.
Berdasarkan hasil pengukuran untuk variabel gambaran tingkat risiko ergonomi yang dilakukan dengan metode RULA, skor tingkat risiko
96 ergonomi mahasiswa hanya diperoleh untuk kategori tingkat risiko ergonomi
level 2 dan tingkat risiko ergonomi level 3, sedangkan untuk tingkat risiko ergonomi level 1 dan tingkat risiko ergonomi level 4 tidak diperoleh.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat risiko ergonomi dapat dilihat dari tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko
Ergonomi Mahasiswa FKIK UIN Jakarta tahun 2012
Tingkat Risiko Jumlah
Persentase
Level 2 Level 3
Jumlah 39
68 107
36,45 63,55
100
Berdasarkan tabel 5.3 tersebut, diketahui bahwa tingkat risiko ergonomi mahasiswa sebagian besar terdapat pada level 3, yaitu 63,55.
3. Gambaran Antropometri Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Hasil penelitian terkait antropometri diambil melalui pengukuran dari 3 dimensi tubuh responden. Dimensi tubuh yang diambil yaitu dimensi tubuh
no 8 tinggi bahu, 12 panjang paha dan 14 tinggi duduk. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan antropometri no 8.
97 Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Antropometri No 8 Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Antropometri No 8 Jumlah
Persentase
Ter-cover Tidak Ter-cover
107 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh responden memiliki tinggi bahu yang lebih tinggi daripada tinggi sandaran kursi.
Distribusi frekuensi antropometri no 12 responden dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Antropometri No 12 Mahasiswa
FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Antropometri No 12 Jumlah
Persentase
Ter-cover Tidak Ter-cover
92 15
86 14
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki ukuran antropometri no 12 yang lebih panjang daripada
kedalaman kursi mahasiswa. Sedangkan distribusi frekuensi antropometri no 14 responden dapat dilihat berdasarkan tabel berikut.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Antropometri No 14 Mahasiswa
FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Antropometri No 14 Jumlah
Persentase
Ter-cover Tidak Ter-cover
30 77
28 72