99 Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Mahasiswa FKIK UIN Jakarta tahun 2012
Kebiasaan Merokok Jumlah
Persentase
Tidak Merokok Perokok Ringan
Perokok Berat Jumlah
93 13
1 107
86,9 12,1
0,9 100
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak merokok yaitu sejumlah 93 responden dengan persentase 86,9.
6. Gambaran Kesegaran Jasmani Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Hasil penelitian terkait kesegaran jasmani didapatkan dari kuesioner yang diberikan kepada responden dengan indikator kebiasaan tidur dan
kebiasaan olahraga. Adapun distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kesegaran jasmani dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesegaran Jasmani Mahasiswa
FKIK UIN Jakarta tahun 2012
Tingkat Kesegaran Jasmani Jumlah
Persentase
Baik Sedang
Kurang Jumlah
36 51
20 107
33,6 47,7
18,7 100
100 Berdasarkan tabel diatas tersebut, didapatkan bahwa hampir setengah
dari responden memiliki tingkat kesegaran jasmani sedang, yaitu dengan persentase 47,7.
7. Gambaran Status Gizi Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Hasil penelitian terkait status gizi diperoleh dari pengukuran tinggi dan berat badan secara langsung pada responden yang kemudian dihitung
berdasarkan rumus Indeks Massa Tubuh IMT. Adapun distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Mahasiswa FKIK
UIN Jakarta tahun 2012
Status Gizi Jumlah
Persentase
Kurus Normal
Gemuk Jumlah
16 74
17 107
15,0 69,2
15,9 100
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa status gizi mahasiswa terbagi atas 3 kelompok yaitu responden yang kurus, responden yang normal
dan responden yang gemuk. Sebagian besar responden memiliki status gizi normal, yaitu dengan persentase 69,2.
101
D. Analisis Bivariat
1. Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi dengan Keluhan Muskuloskeletal
pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Hasil penelitian terkait tingkat risiko ergonomi mahasiswa diambil dari pengukuran postur tubuh pada bagian leher, punggung, bahu, lengan
atas, lengan bawah dan pergelangan tangan dengan memperhitungkan durasi, frekuensi dan beban. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode
Rapid Upper-Limb Extremities Assessment RULA. Analisis hubungan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan
muskuloskeletal pada responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.11
Analisis Hubungan antara Tingkat Risiko Ergonomi dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta Tahun 2012
Variabel Kategori
Keluhan Muskuloskeletal P value
Mengeluh Tidak Mengeluh
Total n
n n
Tingkat Risiko Ergonomi
Level 3 54
79,4 14
20,6 39
100 0,045
Level 2 24
61,5 15
38,5 68
100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase keluhan lebih banyak pada kelompok tingkat risiko ergonomi pada tingkat risiko ergonomi level 3.
Pengelompokkan tingkat risiko level 3 ini sesuai dengan pengelompokkan pada halaman 44. Kelompok tingkat risiko ergonomi level 3 ini berarti perlu
penyelidikan lebih lanjut dan perubahan perlu dilakukan hasil perhitungan RULA berkisar antara 5
– 6. Berdasarkan uji statistik chi-square, didapatkan nilai p value = 0,045 yang berarti adanya hubungan antara tingkat risiko