Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

16 tingkat keluhan muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja. NBM membagi tubuh menjadi nomor-nomor dari leher hingga kaki yang akan mengestimasi tingkat keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh pekerja Suriyatmini, 2011.

B. Faktor Risiko Timbulnya Keluhan Muskuloskeletal

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan muskuloskeletal adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pekerjaan

Faktor pekerjaan merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor ergonomi yang meperngaruhi timbulnya keluhan pada muskuloskeletal Cohen, dkk, 1997. Faktor pekerjaan meliputi faktor yang berasal dari pekerjaan itu sendiri seperti bebangaya, postur tubuh, frekuensi dan durasi paparan Peter Vi, 2000 dalam Suriyatmini 2011. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Satar, dkk 2009 pada pekerja operator Can Plant, pekerjaan dengan tingkat risiko ergonomi yang lebih tinggi presentase keluhan muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja lebih tinggi 81,5 dibandingkan dengan pekerjaan yang tingkat risikonya lebih rendah 61,3. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Munir 2008, menyebutkan bahwa faktor pekerjaan mempengaruhi postur tubuh, bebangaya, frekuensi dan durasi pajanan timbulnya keluhan muskuloskeletal. Faktor pekerjaan ini dibagi menjadi tiap-tiap bagian tubuh. Untuk pajanan pada bagian leher, didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pajanan pada leher dengan timbulnya 17 keluhan muskuloskeletal pada leher. Untuk pajanan pada bagian bahu dan lengan, didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pajanan pada bahu dan lengan dengan timbulnya keluhan muskuloskeletal pada bahu dan lengan. Untuk pajanan pada pergelangan tangan dan tangan, didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pajanan pada pergelangan tangan dan tangan dengan timbulnya keluhan muskuloskeletal pada pergelangan tangan dan tangan. Untuk pajanan pada bagian punggung, didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pajanan pada punggung dengan keluhan muskuloskeletal pada punggung. a. Postur Tubuh Postur tubuh yaitu posisi relatif bagian tubuh tertentu pada saat bekerja yang ditentukan oleh ukuran tubuh, desain area kerja dan task requirements serta ukuran peralatanbenda lainnya yang digunakan pada saat bekerja Pulat, 1992. Keseimbangan dari postur tubuh perlu diperhatikan agar seseorang dapat bekerja dengan aman, nyaman dan tahan lama. Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung lama dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang disebut dengan postural stress. Tekanan pada otot bagian leher, bahu, lengan dan pergelangan tangan dapat menyebabkan postural stress akibat postur tubuh yang tidak ergonomis Weiner, 1992 dalam Khaled 2009. 18 b. Bebangaya Beban biasanya diartikan sebagai seberapa besar penggunaan fisik, seperti ketika mengangkat barang-barang yang berat atau mendorong beban yang berat Peter Vi, 2000 dalam Suriyatmini 2011. Menurut ILO dalam kurniawati, 2009, beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh seseorang adalah 22-25kg. Bentuk dan ukuran benda yang diangkat juga ikut mempengaruhi hal tersebut. Ukuran objek harus cukup kecil agar dapat diletakkan sedekat mungkin dengan tubuh. Sedangkan bentuk objek harus memiliki pegangan, tidak ada sudut tajan dan tidak dingin atau tidak panas saat diangkat. Mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandalkan kekuatan jari, karena kemampuan otot jari terbatas sehingga dapa cidera pada jari. Semakin berat objek yang ditangani, tenaga yang dibutuhkan akan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan semakin besar gaya yang dikeluarkan oleh tubuh untuk menangani suatu objek, maka semakin tinggi risiko terkait gangguan otot rangka apabila hal tersebut dilakukan dengan postur yang salah dan berat objek melampau batas maksimum yang diperbolehkan Kumar, 1999. c. Frekuensi Frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya gerakan yang dilakukan dalam suatu periode waktu, jika aktivitas pekerjaan dilakukan secara berulang, tanpa adanya variasi gerakan maka dapat disebut sebagai repetitive. Posisi tangan dan pergelangan tangan beresiko apabila dilakukan gerakan berulang

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

2 11 60

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Gambaran Pemenuhan Standar Pencahayaan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

3 48 115

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Upaya perpustakaan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam negeri (fkik-UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat

0 5 104

Respon Pengunjung Terhadap Layanan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 72

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185