Asam Laktat TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Kimia Obat, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, dan Laboratorium Kimia Analisa Pangan dan Obat, Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2013.

3.3 Bahan Uji

3.3.1 Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan berupa kulit pisang kepok yang masih mentah. Bahan uji didapatkan dari limbah pengolahan kripik pisang kepok yang ada di daerah Lampung. Pengambilan bahan baku pada pagi hari tanggal 14 Februari

2013. 3.3.2

Determinasi Bahan Baku Bahan baku berupa kulit pisang kepok yang dilakukan identifikasi terlebih dahulu di Laboratorium Herbarium Bogoriense Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat-alat gelas seperti, erlenmeyer Schott Duran, gelas beker Schott Duran, gelas ukur, pipet tetes, pipet volume, batang pengaduk, botol timbang, buret, labu Buchner dll. Adapun alat-alat lain diantaranya adalah corong Buchner, hot plate, oven, blender , tanur, krustang, krus porselain, cawan porselain, desikator, kertas saring, statif dan klem, termometer, pH meter, pH indikator universal, magnetic stirrer, neraca analitik, dan Jasco FTIR-6100. 3.4.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam laktat, aquades, asam klorida HCl, natrium hidroksida NaOH, natrium klorida NaCl, aseton teknis, indikator phenolptalein PP, indikator fenol merah, pektin murni Sigma, serbuk KBr. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Produksi Pektin

a. Persiapan Bahan Uji Kulit pisang yang didapatkan dari limbah pengolahan kripik pisang kepok disortir dipisahkan antara kulit pisang yang bagus dengan yang busuk. Kulit pisang kepok yang berwarna hijau atau kekuningan yang dipilih. Bagian pucuk dan tangkai kulit pisang tidak diambil. Kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan air mengalir agar kulit pisang dapat bersih dari kotoran-kotoran yang menempel. Setelah kulit pisang tersebut bersih, dilakukan pemotongan kecil- kecil dan dilakukan pengeringan dengan cara diangin-anginkan yang selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu 50 ℃. Setelah didapatkan kulit pisang kering, selanjutnya dilakukan penghalusan dengan cara diblender dan diayak dengan ayakan mesh 100 ukuran partikel 105 mikrometer sehingga didapatkan serbuk kering kulit pisang kepok yang kemudian diukur kadar airnya, kadar air seharusnya tidak lebih dari 10 Tarigan, et al., 2012. b. Ekstraksi Pektin Serbuk kulit pisang kepok yang dihasilkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 60,0 gram, kemudian ditambahkan larutan asam laktat sebanyak 2000 mL dengan variasi pH 1, 1,5 dan 2. Pembuatan larutan asam laktat dengan variasi pH dilakukan dengan cara melarutkan asam laktat dalam aquadest dan pH larutan diukur menggunakan pH meter. Campuran 60,0 gram serbuk kulit pisang kepok dan larutan asam laktat tersebut dipanaskan di atas pemanas listrik dengan pengaturan suhu 80 ℃ dan 90℃ untuk masing-masing pH disertai pengadukan menggunakan magnetic stirrer. Penghitungan waktu ekstraksi dari saat tercapainya kondisi operasi percobaan yaitu 80 menit. Setelah dipanaskan, campuran tersebut disaring menggunakan kertas saring dengan bantuan penyaring vakum guna memisahkan ampas dan filtratnya. Filtrat yang didapatkan disebut dengan filtrat pektin Akhmalludin dan Kurniawan, 2009; Satria dan Ahda, 2009; Tarigan, et al., 2012. c. Pengendapan Pektin Pengendapan pektin dilakukan dengan penambahan aseton dalam filtrat dengan perbandingan tiap 1 liter filtrat ditambahkan dengan 1,5 liter aseton. Filtrat