Kadar Abu Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.5. Kadar Metoksil Hasil perhitungan kadar metoksil pektin menunjukkan bahwa persentase metoksil pada pektin ini sangat rendah. Hanya pada ekstraksi pH 1 yang menghasilkan pektin dengan persentase metoksil yang masuk dalam kategori pektin bermetoksil rendah yakni 2,64 dan 2,70. Berdasarkan Food Chemical Codex 1996 pektin bermetoksil rendah yakni berkisar antara 2,5-7,2. Sedangkan pada kondisi ekstraksi pH 1,5 dan 2, pektin yang dihasilkan mengandung persen metoksil yang lebih rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarigan, et al., 2012, kadar metoksil pektin yang dihasilkan dari ekstraksi kulit buah pisang kepok menggunakan pelarut HCl menunjukkan kadar metoksil pektin berkisar antara 2,48-3,72, termasuk juga dalam kategori pektin bermetoksil rendah. Pektin hasil ekstraksi pH 1 suhu 80 ℃ memiliki kadar metoksil sebesar 2,64 dan untuk suhu 90 ℃ sebesar 2,70, kadar metoksil meningkat seiring meningkatnya suhu ekstraksi. Sedangkan untuk pektin hasil ekstraksi pH 1,5 suhu 80 ℃ memiliki kadar metoksil 1,08 dan menurun kadarnya pada pektin dengan suhu ekstraksi 90 ℃ yaitu sebesar 1,01 meskipun penurunannya tidak terlalu jauh. Kemudian untuk ekstraksi pH 2 suhu 80 ℃ menghasilkan pektin dengan kadar metoksil 1,1921 dan pada pektin hasil ekstraksi suhu 90 ℃ besar kadar metoksilnya adalah 1,30, kadar metoksil meningkat seiring meningkatnya suhu ekstraksi. Berdasarkan Constenla dan Lozano 2003, kadar metoksil pektin akan meningkat seiring meningkatnya suhu ekstraksi. Begitu pula dengan hasil 2,64 1,08 1,19 2,70 1,01 1,30 pH 1 pH 1,5 pH 2 k a d a r me to k si l Suhu 0ᵒC Suhu 0ᵒC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penelitian yang dilakukan oleh Kaban, et al., 2012 dan Tarigan, et al., 2012 yang menunjukkan bahwa kadar metoksil meningkat seiring kenaikan suhu dan waktu ekstraksi, hal ini disebabkan oleh gugus karboksil bebas yang teresterifikasi semakin meningkat. Perhitungan kadar metoksil dipengaruhi oleh banyaknya volume titran NaOH yang terpakai pada proses titrasi. Larutan netral pada penentuan berat ekivalen yang selanjutnya ditambahkan dengan 25 mL NaOH 0,25 N dan didiamkan selama 30 menit dalam keadaan tertutup, selanjutnya ditambahkan 25 mL HCl dan indikator fenol merah. pH larutan tersebut kemudian diukur menggunakan pH indikator universal, hasilnya menunjukkan pH larutan berkisar pH 5, sehingga hanya sedikit volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen netral yakni antara 1,0-2,5 mL, mengakibatkan perhitungan persentase kadar metoksil menjadi kecil. Pektin yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan pektin bermetoksil rendah yang mampu membentuk gel dengan adanya kation polivalen seperti kalsium. Pektin bermetoksil rendah lebih menguntungkan karena dapat langsung diproduksi tanpa melalui proses demetilasi pektin bermetoksil tinggi menjadi pektin bermetoksil rendah.

4.4.6 Kadar Galakturonat

Kadar asam galakturonat serta muatan molekul pektin berperan penting dalam penentuan sifat fungsional larutan pektin. Kadar galakturonat dapat mempengaruhi struktur dan tekstur dari gel pektin yang terbentuk Constenla dan Lozano, 2006. Semakin tinggi nilai kadar galakturonat maka mutu pektin juga semakin tinggi.