Ekstraksi Pektin HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dihasilkan memiliki warna yang lebih gelap dibanding pada ekstraksi pH 1,5 dan 2 yang penyaringannya jauh lebih sempurna. Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 pemerian pektin berupa serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan hampir tidak berbau dan mempunyai rasa musilago. Serta berdasarkan Food Chemical Codex 1996 pemerian pektin berupa serbuk kasar hingga halus yang perwarna putih, kekuningan, kelabu atau kecoklatan. Pemerian pektin hasil ekstraksi pada penelitian ini sesuai dengan literatur yang disebutkan di atas.

4.4 Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi

Tabel 4.3. Hasil Karakterisasi Pektin No Karakterisasi Perlakuan kondisi eksraksi pH, suhu ℃ 1., 80 ℃ 1., 90℃ 1,5., 80 ℃

1.5., 90

℃ 2., 80 ℃ 2., 90℃

1 Rendemen

5,17 9,00 7,05 10,78 5,02 7,82 2 Kadar Air 10,56 11,54 10,59 11,96 10,54 10,89

3 Kadar Abu

6,90 4,70 6,15 4,25 7,92 8,05 4 Berat Ekivalen 5757,44 4094,47 8667,91 6652,12 9534,71 9534,71 5 Kadar Metoksil 2,64 2,70 1,08 1,01 1,19 1,30 6 Kadar galakturonat 72,14 78,60 32,74 33,47 34,46 36,91 7 Derajat Esterifikasi 20,00 19,50 18,72 17,13 19,61 20,00 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.1 Rendemen

Pektin diperoleh dari jaringan tanaman dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut, dalam hal ini berupa larutan asam laktat dengan variasi pH keasaman. Jumlah pektin yang dihasilkan tergantung pada jenis dan bagian tanaman yang diekstrak. Sebelum dilakukan ekstraksi, bahan dipersiapkan dengan memperkecil ukuran partikel sehingga mempermudah terjadinya kontak bahan dengan larutan yang akan mempermudah proses ekstraksi. Rendemen pektin yang dihasilkan dari limbah kulit pisang kepok berkisar antara 5,17 - 10,78. Rendemen tertinggi didapat pada ekstraksi dengan pH 1,5 dengan suhu 90 ℃ selama 80 menit yakni sebesar 4,85 gram pektin dari 45,00 gram serbuk kulit pisang kepok. Rendemen terendah diperoleh pada ekstraksi pH 2 dengan suhu 80 ℃ selama 80 menit. Gambar 4.1 menunjukkan semakin tinggi suhu ekstraksi, rendemen pektin yang dihasilkan semakin besar. Suhu ekstraksi yang tinggi menyebabkan peningkatan energi kinetik larutan sehingga difusi pelarut ke dalam sel jaringan semakin meningkat. Berdasarkan Perina, et al., 2007 kenaikan suhu akan meningkatkan kelarutan sehingga menghasilkan laju ekstraksi yang tinggi, secara umum suhu ekstraksi untuk ekstraksi pektin adalah antara 60 ℃-90℃. Dalam hal ini, rendemen tertinggi yang didapatkan sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Tarigan, et al., 2012, yang menyatakan bahwa rendemen pektin tertinggi diperoleh dari ekstraksi kulit pisang kepok menggunakan HCl adalah pada pH ekstraksi 1,5 dengan suhu 90 ℃ dan lama ekstraksi 80 menit yakni sebesar 5,21 gram dari 10 gram serbuk kulit pisang. Rendemen pektin yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Tarigan di atas lebih besar bila dibandingkan dengan rendemen yang dihasilkan dari penelitian ini, namun kondisi pH, suhu dan waktu ekstraksi menunjukkan kesamaan kondisi optimum dihasilkannya rendemen tertinggi meskipun pelarut yang digunakan berbeda. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1. Persentase Rendemen Terlihat dari Gambar 4.1 di atas bahwasanya persen rendemen meningkat seiring meningkatnya suhu ekstraksi. Peningkatan suhu ekstraksi hingga suhu tertentu memang mempengaruhi rendemen pektin yang dihasilkan. Menurut Ranganna 1977 rendemen pektin yang didapat akan maksimum pada suhu tertentu dan mengalami kejenuhan atau rendemen pektin yang didapat akan tetap. Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pardede, et al., 2013, pada rentang suhu 60 ℃ hingga 100℃ rendemen pektin yang tertinggi dihasilkan pada suhu 100 ℃ , hal ini disebabkan suhu yang semakin tinggi menyebabkan ion hidrogen yang dihasilkan akan mensubtitusi kalsium dan magnesium dari protopektin semakin banyak, sehingga protopektin yang terhidrolis menghasilkan pektin juga semakin banyak. Jadi dengan suhu ekstraksi yang tinggi, rendemen pektin akan terus meningkat sampai dicapai keadaan maksimum dimana protopektin telah habis terhidrolis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Budiyanto dan Yulianingsih 2008 semakin lama waktu dan semakin tinggi suhu ekstraksi yang digunakan maka semakin besar rendemen yang dihasilkan. Karena pada penelitian ini faktor lamanya waktu ekstraksi tidak berubah maka hanya faktor pH dan suhu yang akan mempengaruhi hasil rendemen. Menurut Puspitasari, et al., 2008 kombinasi keasaman yang terlalu tinggi pH rendah dengan suhu yang tinggi harus dihindari karena konversi pektin akan menurun disebabkan pektin yang terkonversi menjadi asam pektat. Peningkatan pH larutan pengekstrak dalam 5,17 7,05 5,02 9,00 10,78 7,82 pH 1 pH 1,5 pH 2 p er sen r en d emen Suhu 0ᵒC Suhu 0ᵒC