UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
gliserin, atau dengan sirup simplek atau jika permukaan dicampur dengan 3 bagian atau lebih sukrosa.
Menurut May 1990, pektin merupakan asam poligalakturonat yang bermuatan negatif. Pektin bereaksi dengan makromolekul bermuatan positif.
Pembentukan gel dapat terjadi dengan cepat pada pH rendah, tetapi reaksi ini dapat dihambat dengan penambahan garam.
Gliksman 1969 di dalam Hariyati 2006 memaparkan pembentukan gel pektin metoksil tinggi terjadi melalui ikatan hidrogen diantara gugus karboksil
bebas dan antara gugus hidroksil. Pada pektin metoksil rendah, kemampuan membentuk gel dengan gula dan asam hilang. Sebaliknya pektin ini mampu
membentuk gel dengan adanya ion kalsium.
Rouse 1977 serta Chang dan Miyamoto 1992 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan gel dengan tingkat kekenyalan dan kekuatan
tertentu meliputi pH, konsentrasi pektin, suhu, ion kalsium, dan gula Hariyati, 2006. Kekentalan larutan pektin mempunyai kisaran yang cukup lebar tergantung
pada konsentrasi pektin, garam, dan ukuran rantai asam poligalakturonat.
Meskipun pektin umumnya terkandung di sebagian besar jaringan tanaman, namun sumber yang dapat digunakan untuk pembuatan pektin komersial sangat
terbatas. Hal demikian dikarenakan kemampuan pektin untuk membentuk gel tergantung pada ukuran molekul dan derajat esterifikasi DE. Pektin dari sumber
yang berbeda tidak memiliki kemampuan membentuk gel yang sama karena
adanya variasi dalam parameter ini Sriamornsak, 2003.
2.1.4 Kegunaan Pektin
Pektin adalah produk alami yang dapat ditemukan dalam dinding sel dari semua tanaman tingkat tinggi. Umumnya digunakan sebagai agen pembentuk gel,
penebal dan penstabil. Saat ini pektin merupakan komponen yang tak terpisahkan dari berbagai macam produk baik dalam industri makanan, dimana ia digunakan
dalam produksi selai, gula-gula, pasta, dan produk susu. Pektin juga dapat dimanfaatkan dalam industri non-pangan, seperti dalam kosmetik dan farmasi.
Beberapa tahun terakhir manfaat pektin semakin penting dan dibutuhkan oleh
konsumen International Pectin Producers Association, 2002.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pektin merupakan salah satu tipe serat pangan yang bersifat larut dalam air, karena merupakan serat yang berbentuk gel, pektin dapat memperbaiki otot
pencernaan dan mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan. Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang
merupakan hasil akhir metabolism kolesterol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak kolesterol
yang dimetabolisme sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak
feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dari usus Ide, 2009.
Pektin dengan sendirinya atau dengan sifat pembentuk gelnya dimanfaatkan dalam industri farmasi, kesehatan dan pengobatan. Pektin telah digunakan secara
potensial sebagai karier atau pembawa untuk pengiriman obat ke saluran pencernaan, seperti matriks tablet, gel beads dan film-coated. Pektin merupakan
senyawa menarik bagi keperluan dalam bidang farmasi, misalnya sebagai pembawa berbagai obat untuk aplikasi pelepasan terkontrol. Banyak teknik telah
digunakan untuk memproduksi pektin berbasis sistem pengiriman, terutama ionotropik gelasi dan gel coating. Dengan teknik sederhana dan dengan profil
toksisitas yang sangat aman, membuat pektin sebagai eksipien menarik dan menjanjikan dalam bidang industri farmasi untuk aplikasi sekarang maupun masa
depan Sriamornsak, 2003. Dalam usus besar, mikroorganisme mendegradasi pektin dan membebaskan rantai pendek asam lemak yang memiliki pengaruh
positif pada kesehatan atau dikenal sebagai efek prebiotik Srivastava dan
Malviya, 2011.
Srivastava dan Malviya 2011 menjelaskan pektin dapat digunakan sebagai polimer mukoadhesiv, agen pembentuk gel, pengental, pengikat air dan stabilator.
Dalam bidang kedokteran dan farmasi, pektin digunakan untuk mengatasi konstipasi dan diare, sebagai salah satu bahan utama yang digunakan dalam
Kaopektat, bersama dengan kaolinit. pektin juga digunakan dalam pelega tenggorokan sebagai demulcent, sebagai sumber diet serat, sebagai komponen
propilaktit alami untuk melawan keracunan kation toksik, dalam formulasi
pelepasan terkontrol, dan dalam penargetan situs spesifik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sriamornsak 2003 menjelaskan dalam jurnalnya bahwa di bidang farmasi pektin digunakan sebagai pembawa obat ke saluran pencernaan, seperti matriks
tablet dan sediaan salut tipis. Selain itu dijabarkan pula beberapa menfaat dari pektin, diantaranya adalah mengkonsumsi setidaknya 6 gram per hari pektin
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan kolesterol, namun jika kurang dari 6 gram per hari pektin tidak efektif. Pektin bertindak sebagai zat
penangkal alami terhadap keracunan dari kation beracun. Telah terbuksti efektif dalam mengatasi keracunan timah dan merkuri pada saluran pencernaan dan organ
pernafasan. Ketika disuntikkan secara inravena, pektin menimbulkan efek mempersingkat waktu koagulasi darah yang diambil, sehingga berguna dalam
pengendalian perdarahan. Pektin dan kombinasi dari pektin dengan koloid lain yang telah digunakan efektif untuk mengobati diare, terutama pada bayi dan anak-
anak. Dalam kondisi in-vitro tertentu pektin mungkin memiliki efek antimikroba terhadap Escherichia coli. Pektin dapat mengurangi laju pencernaan oleh
immobilisasi komponen makanan dalam usus, menyebabkan penyerapan makanan menjadi lebih sedikit. Ketebalan lapisan pektin mempengaruhi penyerapan karena
mengurangi kontak antara enzim usus dan makanan sehingga mengurangi ketersediaan sari makanan. Adanya kapasitas waterbinding yang besar, pektin
memberikan rasa kenyang sehingga mengurangi konsumsi makanan. Hasil percobaan menunjukkan perpanjangan waktu paruh pengosongan lambung 23-50
menit dengan makanan yang diperkaya dengan pektin. Sifat-sifat pektin dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit yang berhubungan dengan gangguan
makan yang berlebihan. Pektin hidrogel telah digunakan dalam formulasi tablet sebagai agen pengikat dan telah digunakan dalam formulasi tablet lepas
terkontrol.
2.1.5 Ekstraksi Pektin
Ekstraksi pektin merupakan proses pengeluaran pektin dari sel pada jaringan tanaman. Ekstraksi pektin dengan larutan asam dilakukan dengan cara
memanaskan bahan dalam larutan asam encer yang berfungsi untuk menghidrolisis protopektin menjadi pektin. Ekstraksi ini dapat dilakukan dengan
asam mineral seperti asam klorida atau asam sulfat. Semakin tinggi suhu