Pengujian hipotesis Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Untuk lebih jelasnya, hasil uji homogenitas dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut: Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok N F hitung F tabel Kesimpulan data Eksperimen 32 1,17 2,08 Kedua varians sama Kontrol 30 Karena F hitung ≤ F tabel maka H diterima, artinya kedua kelompol memiliki varians yang sama atau homogen.

2. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

a. Pengujian hipotesis

Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis, yaitu pengujian analisis untuk kenormalan distribusi ternyata sampel berdistribusi normal kemudian dilakukan uji homogenitas dan hasilnya kehomogenan varians populasi ternyata terpenuhi. Pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t, dengan kriteria pengujian yaitu, jika t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, pada taraf kepercayaan 95 dan taraf signifikansi α = 5. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t hitung sebesar 2,76 dan t tabel sebesar 1,67. 6 Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung ≥ t tabel 2,76 ≥ 1,67. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 6 Lampiran 16 Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji – t t hitung t tabel Kesimpulan 2,76 1,67 Tolak Ho Dari tabel 8. di atas diperoleh perhitungan bahwa t hitung t tabel . Menurut kriteria pengujian hipotesis, H o diterima jika t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel dengan taraf signifikansi 5. Ternyata didapat t hitung sebesar 2,76 berarti lebih besar dari t tabel yaitu 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut sketsa kurvanya: Berdasarkan gambar di atas, dapat terlihat bahwa nilai t hitung yaitu 2,76 lebih besar dari t tabel yaitu 1,67 artinya jelas bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho daerah kritis. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan koneksi matematik siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Gambar 5: Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1,67 α = 0,05

b. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh strategi pembelajaran PQ4R terhadap kemampuan koneksi Matematika siswa

6 45 149

Pengaruh model pembelajaran generatif tehadap kemampuan koneksi matematika siswa

0 5 170

Pengaruh pembelajaran konstektual terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

10 55 173

Pengaruh strategi pembelajaran react dengan teknik scaffolding terhadap kemampuan koneksi matematik siswa di SMP Negeri 11 Depok

1 9 248

Implementasi metode lightening the learning climate sebagai upaya meningkatkan kemampuan koneksi siswa pada mata pelajaran PAI di kelas v Sekolah Dasar PUI Lebaksirna

0 15 0

Pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran matematika terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa

0 3 154

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE.

0 5 26

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X Semester Genap di SMK Negeri

0 5 17

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 11 MEDAN.

0 3 48

PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 7 Cirebon) - IAIN Syekh Nu

0 0 16