Kronis : Obstruksi jalan napas pasca TB, kerusakan parenkim berat, Cara Penularan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Risiko penularan tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan kemungkinan penularan lebih besar ketimbang pasien dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection ARTI yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1, berarti sepuluh orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi yaitu antara 1-3. Infeksi TB ini dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif. Kemungkinan seseorang menjadi pasien TB dipengaruhi oleh daya tahan tubuh yang rendah dan malnutrisi. Meningkatnya pasien TB, maka akan meningkat pula penularan TB di masyarakat. Brunner dan Suddart dalam Smeltzer 2002 individu yang berisiko tinggi untuk tertular penyakit tuberkulosis adalah: a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif. b. Individu imunosupresif termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinveksi HIV c. Pengguna obat-obat IV dan alkaholik d. Setiap individu yang tanpa perawatan kesehatan yang adekuat e. Setiap individu yang sudah ada gangguan medis sebelumnya f. Setiap individu yang tiggal di Institusi misalnya fasilitas perawatan jangka panjang g. Individu yang tinggal diperumahan kumuh h. Petugas kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Upaya dari penanggulangan TB sudah dilakukan oleh WHO sejak tahun 1990-an dan mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal dengan strategi DOTS Directly Observed Treatment Short-course dan telah terbukti sebagai stategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif. Penerapan strategi DOTS secara baik termasuk pengawasan langsung pengobatan, maka akan secara cepat mencegah penularan infeksi tersebut, dengan demikian akan menurunkan insiden TB di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan TB.

10. Pencegahan penularan

Pencegahan penularan di lakukan oleh pasien TB paru sendiri dan di bantu oleh petugas pelayanan kesehatan. Pencegahan tuberkulosis paru menurut Zain dalam Ardiansyah 2012 yaitu dengan: 1. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan penderita TB paru BTA positif. 2. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok- kelompok populasi tertentu, misalnya karyawan rumah sakit, atau puskesmas atau balau pengobatan dan lain-lain. 3. Vaksinasi BCG; reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi lansung terdapat lesi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan. 4. Kemoprofilaksis, dengan menggunakan INH mgkg BB selama 6-12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi papulasi bakteri yang masih sedikit. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Komunikasi, informasi, dan edukasi, tentang penyakit tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas kesehatan. Pada setiap pelayanan kesehatan, Arias 2010 menyebutkan tindakan pengendalian yang paling penting dalam mencegah penularan tuberkulosis meliputi: a. Pengenalan segera orang-orang pasien dan petugas yang menderita TB paru b. Isolasi segera pasien yang diketahui atau diduga menderita TB paru dalam sebuah ruangan khusus yang tidak bertukar udara . c. Membuat diagnosis yang tepat dengan cepat untuk orang-orang dengan tanda dan gejala tuberkulosis paru misalnya riwayat medis dan fisik, radiografi dada, uji kulit tuberkulin, dan pulasan serta biakan sputum untuk uji bakteri tahan asam BTA d. Penggunaan alat pelindung pernapasan masker untuk petugas yang merawat pasien yang diketahui atau diduga TB. e. Perawatan segera pasien dengan pengobatan anti tuberkulosis. f. Anjurkan pasien rawat jalan untuk menggunakan masker

B. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Di lihat dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Menurut Skinner dalam Notoatmodjo 2007 menyatakan perilaku merupakan respon atau reaksi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku ialah kegiatan dan reaksi makhluk hidup terhadap rangsangan dari luar.

2. Teori Perilaku Lawrence Green

Green dalam Notoatmodjo 2007 mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurutnya, kesehatan manusia atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku behaviour causes dan faktor di luar perilaku non-behaviour causes. Perilaku itu sendiri terbentuk atau ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: 1. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor-faktor pendukung enabling factors yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya obat-obatan, puskesmas, jamban dan lain-lain. 3. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan suatu kelompok penuntun atau pembimbing bagi masyarakat. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut: Keterangan: B = Behaviour F = Fungsi PF = Predisposing Factors EF = Enabling factors RF = Reinforcing factors B = f PF, EF, RF

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Pada Lansia Awal Di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan Tahun 2016

0 7 129

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013.

0 3 17

beberapa faktor yang berhubungan dengan praktik pencegahan penularan kusta pada kontak serumah di wilayah kerja Puskesmas Gayamsari tahun 2013.

0 3 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 5 16

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2013.

0 6 8

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013 - UDiNus Repository

1 2 4

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ... 9801 22014 1 SM

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MACCINI SAWAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

0 0 79