Desain Penelitian Populasi dan Sampel

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dari kriteria tersebut diatas maka sampel pada setiap Puskesmas adalah: a. Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 11 34,4 responden, b. Puskesmas Situ Gintung terdata 18 56,2 responden, c. Puskesmas Pisangan terdata 3 9,4 responden. Jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini yaitu sebesar 32 responden.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu dengan total sampling atau sampel jenuh yang merupakan cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel Sugiono dalam Hidayat, 2008. Pengambilan sampel tersebut dilakukan pada 46 populasi diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi pada penelitian ini, adapun keseluruhan sampel terdapat 32 sampel.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang berdasarkan teori dan pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Instrumen ini terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1. Bagian pertama yaitu kuesioner A berisi data demografi responden meliputi nomor responden, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan untuk Tipe pasien TB paru akan di isi oleh petugas kesehatan atau dari rekam medis pasien. 2. Bagian kedua yaitu kuesioner B tentang pengetahuan pasien TB terhadap penyakit TB yang berisi 30 pertanyaan tertutup, yaitu : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a 2 pertanyaan tentang definisi TB, b 3 pertanyaan tentang etiologi TB, c 3 pertanyaan tentang manifestasi klinis dari TB paru, d 3 pertanyaan tentang pemeriksaan penunjang untuk infeksi TB paru, e 10 pertanyaan tentang cara dan pencegahan penularan TB paru, f 4 pertanyaan tentang pengobatan, g 3 pertanyaan tentang komplikasi Instrumen ini menggunakan skala Guttman. Penilaian untuk pertanyaan baik dan kurang penderita TB yaitu: baik : 1 sedangkan buruk : 0. Pertanyaan B1, B2, B3, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, B13, B15, B16, B17, B18, B19, B20, B22, B24, B26, B27, dan B28, skor 1 untuk jawaban benar, 0 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk kuesioner B4, B14, B23, dan B25, skor 0 untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah. Sehingga skor tertinggi adalah 28 dan terendah adalah 0. Untuk variabel pengetahuan penderita TB paru, akan dikelompokkan menjadi 3 kategori dengan menggunakan standar skor dibawah ini : a. Kurang : Bila total skor jawaban yang didapat 55 b. Cukup : Bila total skor jawaban yang didapat 56-75 c. Baik : Bila total skor jawaban yang didapat 76-100 Arikunto, 2006 3. Bagian ketiga yaitu kuesioner C berisi 14 pertanyaan tertutup tentang perilaku pasien TB. Perilaku disini adalah perilaku pasien TB dalam mencegah penularan TB kepada orang lain. Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Kuesioner C1, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9, C11, C12, C14, C15, C16, dan C17 diberi skor 4 untuk jawaban selalu, 3= sering, 2= UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kadang-kadang, 1= tidak pernah. 3 pertanyaan unfarable yaitu C4, C10, C13 dan C18 skor 1 untuk jawaban selalu, 2= sering, 3= kadang-kadang, 4= tidak pernah. Sehingga skor tertinggi untuk kuesioner perilaku pasien TB paru adalah 72, sedangkan skor terendahnya adalah 18. Adapun variabel perilaku ini akan dikelompokkan menjadi 2 kategori dengan menggunakan standar skor dibawah ini : a Perilaku baik: Jika total skor jawaban ≥ mean b Perilaku kurang baik: Jika total skor jawaban mean

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas Uji validitas merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesahihan suatu alat ukur Dahlan, 2010. Uji validitas ini berguna untuk apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kusioner yang harus di buang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Pengujian dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan secara manual atau dukungan komputer. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Product Moment dan dicari reabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menguji kuesioner pada responden pasien TB paru selain pasien yang tercatat di Puskesmas Ciputat Timur, Situ gintung, dan Pisangan yaitu di klinik LKC. Responden yang digunakan yaitu sebanyak 20 pasien TB paru. Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada bulan Juni 2013.

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Pada Lansia Awal Di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan Tahun 2016

0 7 129

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013.

0 3 17

beberapa faktor yang berhubungan dengan praktik pencegahan penularan kusta pada kontak serumah di wilayah kerja Puskesmas Gayamsari tahun 2013.

0 3 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 5 16

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2013.

0 6 8

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013 - UDiNus Repository

1 2 4

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ... 9801 22014 1 SM

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MACCINI SAWAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

0 0 79