Pengolahan Data METODOLOGI PENELITIAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adapun hubungan yang akan diukur adalah karakteristik jenis kelamin, tipe TB, dan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan TB pada pasien TB paru. Uji kemaknaan yang digunakan yaitu nilai p p value dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 dengan α 5. Jika nilai p p value 0,05, maka hasil perhitungan statistik bermakna signifikan atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Jika nilai p p value 0,05, maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel depanden dengan variabel independen. Interpretasi koefisien kolerasi terhadap kekuatan hubungan seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Tabel Interpretasi Kekuatan Koefisien Korelasi No Nilai Interpretasi 1. 0,800-1,000 Sangat tinggi 2. 0,600-0,799 Tinggi 3. 0,400-0,599 Cukup tinggi 4. 0,200-0,399 Rendah 5. 0,000-0,199 Sangat rendah Sumber: Hidayat, 2008 Adapun untuk melihat sebab dengan akibat yaitu dengan melihat nilai rasio odd resiko relatif dapat menggunakan rumus dibawah ini: Rasio ood = Interpretasi rasio odd: a. OR 1, artinya mempertinggi resiko b. OR = 1, artinya tidak terdapat asosiasihubungan c. OR 1, artinya mengurangi resiko Riwidikdo, 2008. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

J. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan etika penelitian menurut Hidayat, 2008,yaitu:

1. informed consent: yaitu bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Lembar persetujuan ini diberikan sebelum penelitian dilakukan. jika presponden tersebut tidak setuju, maka gugur menjadi responden.

2. Anomity: dalam penelitian ini tidak menyebutkan nama responden. Namun

untuk membedakan antara responden menggunakan no responden.

3. Confidentiality Kerahasiaan: menjaga kerahasian terkait dengan informasi

atau masalah-masalah lainnya. Peneliti berusaha menjaga kerahasiaan responden. 44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan daerah otonom merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Memiliki 25 Puskesmas terdiri dari 18 Puskesmas Perawatan dan 7 Puskesmas Non Perawatan dan 1 Rumah sakit umum daerah yang saat ini sedang dalam proses pembangunan adalah RSUD Kota Tangerang Selatan. Adapun puskesmas yang dijadikan tempat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu diantara 4 puskesmas yang berada di daerah Ciputat Timur. Sebelah Utara puskesmas berbatsan dengan DKI Jakarta, sebalah Selatan dengan wilayah kerja Puskesmas Ciputat, sebelah Barat dengan wilayah kerja Puskesmas Rengas dan DKI Jakarta, dan sebelah Timur dengan wilayah kerja Puskesmas Pisangan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Rempoa No. 1 kelurahan Rempoa, kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, provinsi Banten. Di bangun di atas tanah seluas 600 M 2 , dengan luas bangunan kurang lebih 1000 m 2 terdiri atas 2 lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan di lantai satu dan lantai dua difungsikan sebagai ruang pimpinan, staff, data, dan ruang rapat. Serta di lantai dua juga terdapat ruang pelayanan pengobatan TB paru, ruang perawatan umum, dan laboratorium. Wilayah kerja Ciputat Timur terdiri dari dua kelurahan, yaitu kelurahan Rempoa dan kelurahan Cempaka Putih. Tolal penduduk yang terdapat dikelurahan tersebut berjumlah 60.144 jiwa, yang terdiri dari 31.440 jiwa laki- laki dan 28.704 jiwa perempuan. Tingkat kepadatan penduduk 13.092 jiwa per km 2 . Program kegiatan yang ada di Puskesmas Ciputat Timur, diantaranya adalah: 1 Promosi kesehatan 2 Kesehatan ibu dan anak 3 Perbaikan gizi 4 Pencegahan dan pemberantasan penyakit a Penyakit menular tidak langsung b Penyakit menular langsung : penyakit Tuberkulosis

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepadatan Tulang Pada Lansia Awal Di Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan Tahun 2016

0 7 129

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013.

0 3 17

beberapa faktor yang berhubungan dengan praktik pencegahan penularan kusta pada kontak serumah di wilayah kerja Puskesmas Gayamsari tahun 2013.

0 3 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 5 16

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2013.

0 6 8

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013 - UDiNus Repository

1 2 4

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ... 9801 22014 1 SM

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MACCINI SAWAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

0 0 79