UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan  tingkat  pendidikan  rendah,  bekerja  di  sektor  informal  dengan  tingkat sosial  ekonomi  rendah,  kebiasaan  merokok,  dengan  DM  diabetes  mellitus,
dan sebagian besar responden tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien TB lainnya. Penelitian  yang  dilakukan oleh Munir  2010 terhadap 101  responden
TB  paru.  maka  didapatkan  22,8  kasus  baru  tipe  I,  17,8  kasus  putus  obat dan 36,6 kasus kambuh tipe II, 16,9 kasus gagal tipe III, dan 5,9 kasus
kronik.
3. Gambaran pengetahuan
Pengetahuan  merupakan  hasil  dari  mengetahui,  dan  ini  terjadi  setelah seseorang  melakukan  pengindraan  terhadap  suatu  objek  tertentu.  Pengindraan
terjadi  melalui  pancaindra,  yakni  indra  penglihayan,  pendengaran,  penciuman, rasa  dan  raba.  Sebagian  besar  pengetahuan  tersebut  diperoleh  dari  mata  dan
telinga  Notoadmodjo,  2007.  Pengetahuan  responden  yang  dikaji  dalam penelitian  ini  terkait  dengan  pengertian  TB  paru,  etiologi,  manifestasi  klinis,
penegakan diagnosis, pencegahan penularan, pengobatan dan komplikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 9,4 responden dengan
pengetahuan  kurang,  25  responden  dengan  pengetahuan  cukup,  dan  65,6 responden  dengan  pengetahuan  baik.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa
sebagian  besar  responden  berpengetahuan  baik.  Pasien  TB  paru  dengan pengetahuan yang baik diharapkan dapat berperilaku baik terhadap pencegahan
penularan  TB.  Kesadaran  terhadap  pentingnya  pencegahan  penularan  akan tumbuh  jika  pengetahuan  pasien  TB  paru  baik.  Pengetahuan  tersebut  terkait
dengan penyakit TB paru yaitu diantaranya termasuk pencegahan penularan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Gambaran perilaku
Skinner  dalam  Notoadmodjo  2007  mengatakan  bahwa  perilaku  adalah merupakan  respons  atau  reaksi  seseorang  terhadap  stimulus  rangsangan  dari
luar.  Perilaku  dalam  penelitian  ini  adalah  tindakan  atau  kebiasaan  yang  biasa dilakukan  oleh  responden  terhadap  pencegahan  penularan  infeksi  TB  tersebut.
Cara  untuk  mendapatkan  informasi  mengenai  perilaku  yang  dilakukan  oleh responden dalam melakukan pencegahan penularan TB tersebut adalah dengan
cara  memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan perilaku pencegahan TB yang tercantum pada instrumen kuesioner sebanyak 18 item.
Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  terdapat  40,6  responden dengan perilaku kurang baik, dan 59,4 responden dengan perilaku baik. Dari
hasil  tersebut  dapat  dijelaskan  bahwa  sebagian  besar  responden  berperilaku baik  terhadap  pencegahan  penularan  TB.  Hal  tersebut  diimbangi  dengan
pengetahuan  responden  yang  baik  juga.  Menurut  Lewin  dalam  Notoatmodjo 2007  perilaku  merupakan  hasil  pengalaman  dan  proses  interaksi  dengan
lingkungannya,  yang terwujud dalam bentuk  pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh keadan seimbang.
Perilaku  adalah  faktor  terbesar  kedua  setelah  faktor  lingkungan  yang memengaruhi  kesehatan  individu,  kelompok,  atau  masyarakat  Bloom  dalam
Maulana 2009. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang organisme terhadap  stimulus  atau  objek  yang  berhubungan  dengan  sakit  dan  penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Perilaku sakit  merupakan  respon  seseorang  terhadap  sakit  dan  penyakit,  persepsi