UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan usaha-usaha untuk mencegah penyakit dan penularan Maulana,
2009.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku pencegahan penularan TB
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus, namun respon tersebut juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik atau faktor-
faktor lain dari orang tersebut. Faktor tersebut yaitu internal dan eksternal. Internal adalah faktor dari orang itu sendiri, seperti jenis kelamin antara
perempuan dan laki-laki. Faktor eksternal disini meliputi lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Perilaku seseorang individu baik laki-laki
atau perempuan merupakan penghayatan atau aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal Maulana, 2009.
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini
bisa dimungkinkan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan,
sedangkan laki-laki cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional. Walaupun stimulus yang diberikan sama terhadap kedua jenis kelamin
tersebut, namun responnya bisa berbeda Notoatmodjo, 2007. Menurut Bastable 2002 perempuan lebih mudah mengerjakan sesuatu yang disarankan
oleh orang lain dan lebih dipengaruhi oleh sugesti ketimbang laki-laki. Jadi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perempuan lebih mudah berperilaku baik terhadap pencegahan penularan TB paru.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku pencegahan penularan TB p value = 0,24. Pernyataan diatas
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prihanto 2009 dan Umsiah 2009 yang mendapatkan hasil bahwa jenis kelamin pasien TB paru tidak
berhubungan dengan pencegahan penularan TB. Hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman atau tingkat pendidikan dari responden tersebut
yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan jenis kelamin tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB. Pickett Hanlon 2009.
Meskipun tidak ada hubungan antara jenis kelamin pasien TB paru dengan pencegahan penularan TB, akan tetapi jenis kelamin berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan. Perempuan cenderung lebih banyak mencari pengobatan atau perawatan kesehatan dari pada laki-laki. Laki-laki cenderung
tidak bergantung pada perawatan kesehatan dibandingkan perempuan adalah karena harapan masyarakat tentang peran yang dipikul laki-laki, yaitu bahwa
laki-laki harus lebih kuat. Alasan ini membentuk laki-laki tidak mencari perawatan kesehatan kecuali jika sakit parah Bastable, 2002. Namun
responden pada penelitian ini lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama
mencari pelayanan kesehatan. Perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti dukungan keluarga.